Berita Jakarta
Cerita Siti Bertahan Hidup di Kampung Apung, Terendam Banjir hingga Minum Air Teh Dicampur Garam
Sepenggal kisah pilu dari Siti Robiah (60), seorang warga Kampung Apung Kapuk Teko, Cengkareng, Jakarta Barat, yang hidup bak diambang simalakama.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Junianto Hamonangan
Dia dan tiga anaknya terpaksa tidur meringkuk lesehan di atas lantai kayu, lantaran tak memiliki uang untuk membeli kasur.
Jangankan untuk membeli terpal untuk alas, untuk makan sehari-hari pun, Siti harus menahan tangis lantaran kasihan dengan putra putrinya.
Baca juga: Pilpres 2024, Prabowo-Gibran Dinilai Pasangan Ideal, Mampu Pimpin Indonesia di Masa Mendatang
"Anak saya enggak kayak anak sekarang, makan sama air teh digaramin, saking enggak punyanya saya di sini," ujar Siti dengan nada yang bergetar di akhir kalimatnya.
"Itu waktu bapaknya belum kerja di bengkel, enggak dikasih jajan, anak saya diam saja itu yang perempuan sama yang laki-laki," imbuhnya.
Sementara saat itu, Siti hanyalah pekerja serabutan yang membantu mengemasi kantong busana untuk dipasok ke mal-mal.
Yang mana dalam satu minggu, Siti hanya diupah Rp 175.000.
Upah tersebut, lanjut Siti, dipakainya untuk membeli beras alih-alih lauk pauk seperti ikan dan daging.
"Dulu saya enggak punya tempat tidur, tidur lesehan sampai ambil meja di rumah apung. Tidur saya meringkuk saja, sedih kalau banjir, enggak cari duit," kata Siti.
"Duit yang di rumah habis, beras juga habis," ungkapnya.
Meski dalam keadaan sulit begitu, Siti mengaku tak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah, walaupun ia merupakan warga asli DKI Jakarta.
"Saya KTP Jakarta semua, enggak tahu (kenapa enggak dapat bantuan), kami mau ngomong apa, malu lah. Kata suami saya 'enggak usah pusing, yang penting kebeli beras 10 liter'," kata Siti menahan tangisnya.
Menurutnya, meski pendapatan suami tak seberapa, akan tetapi dia bersyukur lantaran Tuhan masih memberinya sehat dan bisa menikmati makanan enak tiap harinya.
Selain itu, dia juga bersyukur lantaran masih bisa membayar uang untuk keperluan mencuci pakaian sebesar Rp 70.000 dan membeli air bersih yang dua jerikennya dihargai Rp 6.000.
"Ya alhamdulillah, bisa ngasih makan orang banyak (anak cucu) meski yang cari satu orang, tetapi Allah maha kuasa, dikasih sehat," ucap Siti di akhir kalimatnya. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
| 3.000 Orang Kunjungi Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan di Hari Pertama Wisata Malam Hari |
|
|---|
| Pengendara Tidak Pasang Pelat Nomor Kendaraan Bagian Belakang Bisa Kena Tilang ETLE, Ini Kata Polisi |
|
|---|
| Wisata Malam Hari di Taman Margasatwa Ragunan Jaksel, Pengunjung Sebut Masih Kurang Lampu Penerangan |
|
|---|
| Dua Pelajar Nekat Terjun ke Kali Cengkareng demi Hindari Kejaran Warga, Satu Orang Tewas Tenggelam |
|
|---|
| Penjarahan Rumah Sahroni Coreng Wilayah Jakut, Forum RT/RW Gelar Deklarasi Damai |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.