Berita Internasional

Zionis Israel Serang Gereja Tua di Gaza Palestina Tempat Ratusan Orang Mengungsi

Para zionis Israel tidak saja menyerang rumah sakit, gereja tua di Palestina ikut menjadi sasaran pemboman. 

instagram @suarapalestinanews
Gereja tertua di Gaza, Palestina dihantam rudal zionis Israel, Kamis (19/10/2023) malam 

WARTAKOTALIVE.COM - Para zionis Israel tidak saja menyerang rumah sakit, gereja tua di Palestina ikut menjadi sasaran pemboman. 

Sebuah ledakan dilaporkan terjadi di Gereja St. Porphyrius di Kota Gaza pada Kamis (19/10/2023) malam, menurut kementerian dalam negeri Gaza dan Patriarkat Ortodoks Yerusalem.

Gereja tersebut merupakan salah satu gereja tertua di dunia.

Gereja St. Porphyrius dijadikan tempat berlindung beberapa ratus pengungsi di tengah konflik Hamas-Israel.

Kementerian tersebut, yang dikendalikan oleh kelompok militan Hamas, mengatakan ledakan tersebut menyebabkan sejumlah besar orang terluka dan mati syahid.

Menurut Aljazeera, setidaknya 8 orang meninggal akibat serangan itu.

Baca juga: Joe Biden Pasang Badan Bela Israel Yakinkan Ledakan di Rumah Sakit Gaza Dilakukan Tim Lain

Para saksi di lokasi kejadian mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa tim penyelamat sedang menggali puing-puing, menarik keluar orang-orang, yang beberapa di antaranya menderita luka-luka.

Majdy Jildah, seorang pengungsi di gereja Ortodoks Yunani itu, mengatakan dia yakin seorang anak tewas.

Kantor berita Palestina WAFA juga melaporkan bahwa seorang gadis muda tewas dan banyak lainnya terluka di kompleks tersebut.

Bagian depan gereja juga dilaporkan mengalami kerusakan, dan setidaknya satu bangunan di dekatnya diyakini runtuh.

Organisasi Save The Children Ungkapkan Fakta 1 Anak Terbunuh Setiap 15 Menit di Gaza
Organisasi Save The Children Ungkapkan Fakta 1 Anak Terbunuh Setiap 15 Menit di Gaza (Dok. Associated Press.)


 
Dalam sebuah pernyataan, Patriarkat Ortodoks Yerusalem mengaitkan ledakan tersebut dengan serangan udara Israel.

"Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang disediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama tiga belas hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan,” kata Patriarkat tersebut.

Awal pekan ini, seorang pengungsi di gereja tersebut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa datang ke gereja tersebut telah menyelamatkan hidupnya.

“Pada malam hari, kami berkumpul bersama,” kata George Shabeen.

Ia menambahkan, “Muslim dan Kristen, tua dan muda, semua berdoa untuk keselamatan dan perdamaian.”

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved