Berita Jakarta

Warung Prostitusi, Bedeng yang Jadi Sarang Maksiat di Bibir Rel KA di Tambora Kini Diratakan Petugas

Bedeng-bedeng di bibir rel kereta api (KA) kerap menjadi sarang maksiat kini dibongkar petugas di Jalan Bandengan III, Tambora, Jakarta Barat.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: PanjiBaskhara
Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah
Bedeng-bedeng di bibir rel kereta api (KA) kerap menjadi sarang maksiat kini dibongkar petugas di Jalan Bandengan III, Tambora, Jakarta Barat, Senin (16/9/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM - Ustaz Udin (50) selaku salah satu tokoh masyarakat di Jalan Bandengan Utara III, Tambora, Jakarta Barat, mengatakan jika bedeng-bedeng di bibir rel kereta api (KA) di wilayahnya itu, kerap jadi sarang maksiat.

Diketahui, bangunan itu resmi dibongkar oleh 514 petugas gabungan dari Polri, Satpol PP, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Senin (16/9/2023).

Sepengetahuannya yang telah tinggal di DKI Jakarta sejak 1988, bedeng-bedeng yang dikamuflase menjadi warung-warung itu telah ada jauh sebelum dirinya datang. 

Hal itu diketahui Udin lantaran dirinya kerap menyaksikan adanya wanita malam yang hilir mudik di bangunan liar itu.

"Sangat lama (sudah ada bangunan liar tempat prostitusi). Saya pindah ke Jakarta tahun 1988 aja, ini udah ada," kata Udin ditemui di sekitar lokasi pembongkaran 35 bangunan liar.

"Kadang ke sini kadang ke luar. Ya masalahnya ratusan wanita, ya pada intinya melakukan maksiat," imbuhnya.

Menurutnya, para wanita itu datang karena ada laki-laki yang memanggilnya dengan memberi kode menggunakan senter.

Walhasil, banyak wanita yang datang dan masuk ke dalam bisnis haram tersebut.

"Kalau di sini di seberang utara (Jakarta Utara). Sepanjang jalan pake senter (narik perhatian) si cowonya. Nantinya ngehampirin (cewenya), dulu sebelum dibongkar begitu (polanya)," kata Udin.

ia mengaku bersyukur lantaran pemerintah akhirnya lakukan pembongkaran ini, setelah sekian lama warga mengeluhkan keberadaan sarang maksiat itu.

Pasalnya, kata Udin, warga telah menandatangani surat permohonan penghancuran bangunan itu sejak 2016.

Namun baru kali ini resmi diratakan dengan tanah.

"Ya saya sangat amat beruntung, tanpa harus turun tangan dari warga masyarakat, dari pemerintah sendiri yang turun tangan, tanpa kami harus mengotori tangan sendiri dan warga," kata Udin.

Udin ungkap, bukan tanpa sebab warga inginkan bangunan liar itu dihancurkan.

Pasalnya, dia dan warga takut apabila anak-anak yang berada di sekitar kawasan itu terjerumus ke jurang kemaksiatan.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved