Pilpres 2024

Rais Aam PBNU: Bisa Saja Bakal Calon Presiden dan Wakil Presidan yang Ada Saat Ini Gugur

Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar meminta nahdliyin bersabar dalam menyikapi pilpres. Bisa saja calon yang ada saat ini gugur sebelum daftar ke KPU.

Editor: Rusna Djanur Buana
KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Miftachul Akhyar, pada pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU, belum lama ini. Kiai Miftach memintan warga Nahdliyin bersabar tunggu arahan politik dari PBNU 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak akan tergesa-gesa menentukan sikap politik menghadapi Pemilu dan Pilpres 2024.

Nahdliyin diminta bersabar dan menunggu arahan resmi dari PBNU.

Hal tersebut diungkapkan oleh Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar.

Kiai Miftach mengaku setiap mendatangi acara PBNU, ia selalu ditanya dukungan politik, khususnya untuk pemilihan presiden dan pemilihan legislatif.

Hal itu dia sampaikan dalam pidato "Halaqoh dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) 1 Pengurus Wilayah NU Sumatera Utara" yang diunggah di kanal YouTube TVNU, Senin (2/10/2023).

Kiai Miftach mengatakan, setiap ada undangan, selalu ada pertanyaan siapa dan partai apa yang akan didukung oleh PBNU.

Baca juga: Meski Ditekan PKB, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Tak Mau Cabut Pernyataannya: Ini Urusan Bangsa

"Saya bilang nanti, menanti komando instruksi PBNU, wong calonnya saja belum ditetapkan.

Calonnya bisa saja gugur, enggak masuk. Namanya saja calon, ada calon jadi juga ada calon tidak jadi," kata Kiai Miftach seperti dilansir Kompas.com.

"Maka saya katakan, tunggu komando PBNU, jangan buka lapak sendiri-sendiri, jangan buka toko, warung sendiri-sendiri, baik grosir maupun eceran di dalam menyongsong datangnya tahun politik," ujarnya.

Miftachul menyampaikan, sikap PBNU ini bukan berarti menghilangkan hak politik warga NU.

Akan tetapi, PBNU memasuki abad kedua usianya yang mulai memberikan warna organisasi yang sistemik dan bisa terus maju mengikuti perkembangan zaman.

Baca juga: PKB Sebut Menteri Agama Yaqut Cholil Sebar Hoaks dan Provokator, Cak Imin: Dia Itu Buzzer

"Bukan berarti kita menghilangkan hak politik, tapi NU adalah menuju pada abad kedua ini, sebagai organisasi yang sistemik, bersistem, organisasi yang ada sami'na wa atho'na.

Dan organisasi yang bisa bertabayun manakala ada berita-berita yang miring dan tidak baik," ucap dia.

Yang penting Indonesia selamat

Adapun topik serupa juga diungkapkan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam acara rakernas Fatayat NU.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved