Anies Bernostalgia Ketika Sapa Relawan di Kebumen, Kenang Masa Kecilnya Menulis Alun-alun Kebumen

WARTAKOTALIVE.COM, KEBUMEN - Kabupaten Kebumen rupanya memiliki tempat tersendiri di hati Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.

Bagaimana tidak, Anies kecil kerap bepergian ke Kebumen dan bahkan mendapat tugas untuk menuliskan sejarah dari alun-alun kota lawet tersebut.

“Senang sekali datang kembali ke Kebumen, kalau ditanya berapa kali ke Kebumen? Saya ingin cerita sedikit tentang ini,” terang Anies di hadapan anggota Partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan se-Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah pada Senin (2/10/2023).

“Masa kecil saya beberapa kali ke Kebumen, saat kelas 4 SD saya ingat betul dapat tugas untuk menuliskan tentang alun-alun Kebumen,” lanjutnya

Anies kecil pun bingung kenapa harus alun-alun Kebumen untuk menjadi bahan esainya, ternyata setelah dicari tahu, alun-alun Kebumen merupakan alun-alun yang tertua di Jawa bagian selatan.

“Dulu mikir ngapain saya nulis alun-alun kebumen, rupanya alun-alun ini merupakan salah satu yang paling tua di selatan Jawa Tengah,” paparnya

“Kalau tidak salah dulu ada satu pos operator yang paling tua di Jawa Tengah, dan kembali ke sini seperti bernostalgia kembali,” tandasnya.

Baca juga: Bakar Semangat Kader Partai Pengusung dan Relawan, Anies Ajak Semua All Out

Baca juga: Diresmikan Jokowi, Kereta Cepat Whoosh Resmi Beroperasi, Jakarta-Bandung Bisa Ditempuh 45 Menit

Anies Ceritakan Masa Kecilnya Pimpin Organisasi Kelabang

Bacapres Anies Baswedan berdialog dengan sejumlah panelis di Youth Summit Ideafest 2023 di Jakarta pada Sabtu (30/9/2023).

Dalam kesempatan itu, Anies memaparkan pengalaman masa muda Anies yang menempanya menjadi seorang pemimpin.

“Ketika saya masih SD, kami bersama-sama dengan teman-teman membuat organisasi. Namanya Kelabang, Kelompok Anak Berkembang. Kegiatannya sepakbola, badminton. Kita bikin kaos sama-sama. Bikin seragam. Panggil orang untuk menjadi coach. Saat itu saya kelas lima SD, tetapi yang jadi anggota anak-anak kelas empat, lima, enam SD, SMP satu, SMP dua, dan SMP tiga,” kata Anies dalam siaran tertulis pada Sabtu (30/9/2023).

Waktu itu, ujar mantan Rektor Universitas Paramadina, dirinya yang diminta menjadi ketua.

“Saya inisiatornya waktu itu. Tapi waktu itu tidak terbayangkan, saya sebagai pemimpin. Tidak. Bersama teman-teman saya mengorganisir. Begitu juga Ketika SMP dan SMA. Memang betul saya dipilih mereka menjadi pemimpin. Tetapi tidak ada perasaan, saya ini adalah pemimpin. Kenapa? Dari awal saya di keluarga diberi bekal, anggap semua itu setara,” ujar Anies.

Baca juga: Hadiri Youth Summit Ideafest 2023, Anies Ajak Anak Muda Terlibat dalam Pengambilan Keputusan Politik

Baca juga: Rizal Ramli Saluti Pidato Megawati, Sayangnya Jokowi Cuma Retoris, Impor Tinggi-Petani Kian Miskin

“Jadi kalau diamanati untuk mengetuai, jangan pernah anggap lebih tinggi. Karena dari awal begitu, terbiasa pendekatannya egaliter, setara. Itu pengalaman masa kecil. Ketika SD, SMP, SMA selalu berada di dalam amanat teman-teman untuk menjadi ketua,” ujarnya.

Master bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park, Amerika Serikat itu pun mengemukakan, dalam proses bertumbuh dalam aspek kepemimpinan (leadership) itu seringkali dirinya harus mengambil keputusan yang dilematis.