Konflik Rempang

Menteri Bahlil: Ada Aktor dari Negara Tetangga yang Ikut bermain di Rempang, Tidak Ingin Batam Maju

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut ada aktor-aktor yang bermain di proyek Eco City Rempang dengan banyak kepentingan. Termasuk aktor asing.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
Tribun
Warga Rempang menangis saat melihat keluarga dan kerabat mereka bentrok dengan aparat karena menolak relokasi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menegaskan ada beberapa pihak yang sengaja membuat keruh pengembangan Rempang Eco City, di Batam.

Mereka ikut "bermain" dengan berbagai alasan, termasuk faktor negara asing tidak ingin melihat Indonesia, khususnya Kepulauan Riau menjadi maju.

Bahlil menyebut Indonesia saat ini memasuki tahun politik dan ada aktor-aktor yang bermain di Rempang.

"Temuan saya sebagai tim, saya tahu siapa barang ini yang ikut main, tapi yakinlah, teman-teman, bahwa tidak hanya dari dalam negeri, saya tahu kok siapa yang dari luar negeri,” kata Bahlil dalam konferensi pers usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Ia menyebut, ada pihak yang selalu menghalangi setiap kali ada investasi besar yang ingin masuk ke Kepulauan Riau (Kepri).

Baca juga: Hore, Pemerintah Melunak Batas Waktu Relokasi Warga Rempang pada 28 September Dibatalkan

"Setiap Kepri itu mau maju, setiap ada investasi besar yang masuk selalu saja ada yang menghalangi," jelas Bahlil.

Bahlil enggan menyebut nama negara yang dimaksud, namun ia menerangkan bahwa negara tersebut adalah tetangga Indonesia.

"Saya tidak menyebut nama negara mana ya. Tapi biasanya kalau di tetangga itu kan kalau kita bersaing sama teman-teman sendiri kan," ungkapnya.

Ia menilai, campur tangan pihak asing adalah hal yang wajar dalam persaingan di mana sebuah negara memiliki strategi dalam berkompetisi dengan negara lainnya.

"Itu biasa dalam persaingan, tapi dalam persaingan itu ada strategi yang tidak ingin melihat negara A itu maju atau berkompetisi dengan negara mereka," terang Bahlil seperti dilansir Kompas.tv.

Pada rapat terbatas Senin (25/9) pagi, Presiden Joko Widodo memberikan beberapa arahan terkait permasalahan di Pulau Rempang antara lain penyelesaian masalah secara kekeluargaan, memperhatikan aspirasi masyarakat, dan pemenuhan hak-hak warga yang terdampak.

Baca juga: VIDEO Kritik Pedas Alissa Wahid di Konflik Rempang, Rakyat Selalu Dipandang Rendah

"Bapak Presiden menitikberatkan bahwa kepentingan rakyat kita yang harus kita pikirkan dan dahulukan dalam kerangka, aturan, dan proses secara kekeluargaan," urainya.

Ia juga mengatakan, warga dan ketua adat di Rempang menerima adanya investasi di wilayah mereka.

"Jujur kemarin saya ketemu tokoh yang dituakan di situ, sempat menyampaikan bahwa mereka tidak menolak investasi, mereka membutuhkan investasi.

Sampai ada bahasanya bahwa '5 kali kiamat pun kalau tidak ada investasi kampung ini nggak akan maju cepat'," ungkapnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved