Pemilu 2024

Elektabilitas Terus Naik, Anies-Cak Imin Diproyeksi Dominasi Pulau Jawa di Pilpres 2024

Elektabilitas Terus Naik, Anies-Cak Imin Diproyeksi Bakal Dominasi Suara di Pulau Jawa Dalam Pilpres 2024

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Pasangan bacapres dan bacawapres Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di kawasan Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (24/9/2023). 

Sehingga tidak mutlak bisa dijadikan rujukan.

Mengingat, beberapa kali temuan survei hasilnya meleset.

Dia mencontohkan pengalaman Pilgub Jawa Tengah 2018 antara Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziah.

Pasangan juru bicara Anies, Sudirman Said, dan kader PKB, Ida Fauziah tidak pernah diunggulkan.

Bahkan seminggu menjelang pencoblosan, elektabilitas keduanya tidak pernah bergerak dari angka 12 persen.

"Tapi hasilnya (Sudirman-Ida memperoleh) 41,2 persen suara, hampir tiga setengah kali lipat. Itu salah satu contoh kenapa survei itu sebagai salah satu saja alat untuk melihat elektabilitas," paparnya.

Berkaca Pilkada 2018 tersebut, dan juga pilkada serentak dan pemilu sebelumnya, dia meyakini masyarakat Jawa Tengah sudah rasional dalam menentukan pilihan. Karena hasil pilkada tidak didominasi partai tertentu.

"Itu tampak di masing-masing daerah itu tidak didominasi partai tertentu. Meskipun di beberapa daerah didominasi partai tertentu. Di situ saya melihat rasionalitas masyarakat cukup baik di Jawa Tengah," imbuhnya.

Dia pun menepis anggapan Jawa Tengah merupakan basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bahkan menurutnya, provinsi tersebut tidak layak disebut sebagai kandang banteng.

"(Suara PDIP) di Jawa Rengah cuma 29,71 persen suaranya. Secara nasional PDIP itu hanya 19,33 persen. Kalau misalnya dia (punya suara) 50 atau 60 persen di satu provinsi, okelah disebut kandang banteng," tegasnya.

Sementara menghadapi Pemilu 2024 ini, Joko Purnomo sendiri ketika ditanya masyarakat akan memilih siapa, dia meminta untuk menggunakan tiga indikator.

Pertama, visi-gagasan.

Kedua, kinerja yakni bagaimana mengimplementasikan gagasan saat memimpin.

Dan ketiga, rekam jejak prestasi.

"Saya kira tiga indikator yang sederhana itulah yang bisa menjadi guide bagi masyarakat untuk menilai siapa calon pemimpin yang layak dipilih," tandasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved