Berita Jakarta
PDIP Bakal Memanggil Pasar Jaya: Skybridge Multiguna Bikin Omzet Pedagang Blok G Tanah Abang Turun
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono omzet pedagang menurun akibat Skybridge Multiguna.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta prihatin dengan kondisi transaksi di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kondisi tersebut membuat pedagang di Blok G Pasar Tanah Abang sedih dan mengeluh.
Terkait keluhan dan kondisi itu, Fraksi PDIP pun bakal memanggil Perumda Pasar Jaya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, omzet pedagang menurun karena adanya bangunan jembatan atau Skybridge Multiguna yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta beberapa tahun lalu.
Para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan direlokasi ke Skybridge Multiguna, sehingga jumlah pembeli yang mengarah ke Blok G berkurang.
Selain itu, jembatan tersebut hanya menghubungkan akses menuju Blok A, Blok B, Blok F serta Stasiun KRL Commuterline Jabodetabek Tanah Abang.
Jembatan itu tidak terhubung ke Blok G karena ada rencanya blok tersebut bakal direvitalisasi.
Baca juga: Fraksi PDIP Tinjau Pasar Tanah Abang yang Sepi Pengunjung karena Marak Penjualan Online
“Skybridge kan tidak terhubung tidak terkoneksi ke Blok G. Kenapa tidak terkoneksi? Karena rencana direvitalisasi kan, tapi rencana revitalisasi tidak kunjung dieksekusi. Persoalannya di situ,” kata Gembong di Blok A Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Jumat (22/9/2023).
Karena itulah, Gembong akan meminta penjelasan kepada Pemprov DKI dan Pasar Jaya mengenai terkait solusi agar Blok G Pasar Tanah Abang kembali menarik minat pembeli.
Apalagi, Blok G Pasar Tanah Abang juga pernah menjadi tulang punggung perekonomian banyak warga di Jakarta.
“Karena ini adalah kunjungan resmi Fraksi PDIP ke Pasar Tanah Abang, hasil dari kunjungan ini nanti kami bawa dan perintahkan ke teman-teman Komisi B untuk didalami secara detail, kemudian ditarik ke fraksi untuk kami carikan jalan keluar bersama Pemprov DKI,” jelas Gembong.
Dari pantauan di lokasi, suasana Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat sangat sepi.
Baca juga: Tingkatkan Kunjungan ke Pasar Tanah Abang, Perumda Pasar Jaya Siapkan Inovasi Terbaru
Meski ada beberapa pedagang yang berjualan, tapi aktivitas ekonomi di sana sangat minim.
Sejumlah lampu di lorong kios dalam juga banyak yang mati, sehingga keadaan di dalam begitu redup.
Cat dinding juga banyak yang terkelupas, pintu kios banyak yang berkarat.
Ironinya, para pedagang yang tetap berada di kiosnya harus tetap membayar retribusi yang ditarik Perumda Pasar Jaya.
Bahkan, Pasar Jaya juga menempelkan surat peringatan untuk pembayaran biaya pengelolaan pasar tersebut pada kios-kios yang telah tutup.
“Memang, yang menjadi persoalan pedagang adalah kondisinya sudah sepi, tapi mereka masih diminta retribusi. Mereka memang punya kewajiban tapi ketika usaha itu tidak berjalan, kan ini perlu ada kompensasi,” tegas Gembong.
BERITA VIDEO: Pernah Pesakitan jadi Atlet, Rudy Golden Boy Pilih Nyaleg
Pasar Jaya Akui Kesulitan Remajakan Pasar Blok G Tanah Abang
Sementara itu, Wakil Manager PD Pasar Jaya Hendra Alfonso membantah isu yang menyebut jika pihaknya tak memerhatikan nasib lantai 2 dan 3 Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Menurutnya, selalu ada petugas kebersihan yang melakukan bersih-bersih di kawasan tersebut, meskipun jumlah pasukannya dikurangi.
Pasalnya, dari jumlah 2.200 pedagang yang berjualan di Pasar Tanah Abang 2019 lalu, kini hanya tersisa 350 orang saja.
"Kalau tidak disentuh, tidak disapu itu tidak mungkin. Sampah akan berserak, tidak mungkin. Kalau tidak disentuh tidak ada tukang sapu, mungkin sampahnya sudah menggunung," kata Hendra saat ditemui di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2023).
Baca juga: Perumda Pasar Jaya Data Pedagang Sebelum Revitalisasi Pasar Blok G Tanah Abang
"Tetap di sini ada petugas yang ngelayanin dengan keterbatasan pedagang, yang aslinya 2.200, mereka kan sekarang hanya tinggal 350. Berarti personel yang ada pun dikurangi," imbuhnya.
Kendati begitu, Hendra mengatakan jika membangun sebuah pasar tidaklah mudah.
Oleh karena itu, serangkaian proses sosialisasi untuk meremajakan Blok G Pasar Tanah Abang sudah dilakukan sejak 2019.
Hanya saja, lanjut Hendra, proses itu sedikit tersendat lantaran Pandemi Covid-19.
"Sudah dalam berproses, bukan akan. Kami sudah sosialisasi dengan pedagang, berarti kalau sudah bersosialisasi sudah ada tahapan kesatu kedua itu dalam berproses, tinggal cari pengembang nanti diukur," kata Hendra.
"Kan membangun pasar tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harga material di DKI Jakarta sekarang berapa, itu kan ada perhitungan yang matang. Jadi itu kebijakannya ada di atas," imbuh dia.
"Sudah dalam berproses, bukan akan. Kami sudah sosialisasi dengan pedagang, berarti kalau sudah bersosialisasi sudah ada tahapan kesatu kedua itu dalam berproses, tinggal cari pengembang nanti diukur," kata Hendra.
"Kan membangun pasar tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harga material di DKI Jakarta sekarang berapa, itu kan ada perhitungan yang matang. Jadi itu kebijakannya ada di atas," imbuh dia.
Baca juga: Dari Jaman Ahok Mau Direnovasi Kini Pasar Blok G Tanah Abang Cuma Jadi Tempat Narkoab
Menurutnya, salah satu bukti nyata bahwa pihaknya sudah berproses adalah penanaman Bor Pile untuk fondasi sebanyak 30 buah di sekitar kawasan Blok G Pasar Tanah Abang.
Sementara untuk permasalahan banyaknya pedagang yang keluar dari Blok G Tanah Abang adalah karena kalah saing dengan pedagang yang berjualan online.

"Kalau masalah itu kan kemarin ada Covid-19, mungkin pesaingnya juga banyak (pedagang) online, kalau mereka sewa tempat usaha kan biaya yang dikeluarkan lebih besar," jelas Hendra.
"Kami kan kalo bisa meminimalisir seefektif mungkin untuk para pedagang," imbuhnya.
Di akhir, Hendra menegaskan jika nantinya lantai 2 dan 3 Blok G Tanah Abang akan diremajakan kembali untuk menampung para pedagang kaki lima (PKL) yang menjamur di sekitar kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Tetap diisi oleh pedagang, karena sesuai dengan di Perda Pasar Jaya, kami membina pedagang kaki lima," jelasnya.
"Kalau di sini ada pembangunan mungkin nanti ada konek ya dari skybridge ke Blok G, karena ini daerah suatu kawasan jadi harus saling sinergi terkoneksi," pungkasnya.
Sementara itu, diberitakan Warta Kota sebelumnya, salah satu pedagang pakaian di Pasar Blok G Tanah Abang yang masih bertahan adalah Harteti (65).
Wanita berjilbab itu bercerita, dahulu di sekitar tokonya itu ramai pedagang yang menjajakan dagangannya.
Apalagi setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang melakukan pembersihan pedagang kaki lima (PKL), sehingga mereka bisa tertampung di lantai 2 dan 3 gedung Blok G.
Namun penataan itu tak berlangsung lama, Teti berujar keadaan Blok G Pasar Tanah Abang kian semrawut dan terbengkalai saat era Gubernur Anies Baswedan.
Di mana, Anies justru membuat skybridge yang arahnya tidak menuju Blok G.
Walhasil, para pembeli jarang yang datang untuk berbelanja di gedung Blok G.
"Kan banyak kaki lima di bawah, terus waktu Pak Gubernur Jokowi sama Ahok, bawah dibersihkan. Di atas ini pada naik semua, ini penuh semua dibina sama Pak Jokowi. Lantai 2 penuh lantai 1 penuh, semua enggak ada yang kosong ramai, tangga-tangga dibikin," kata Teti.
"Terus sebelum Covid, waktu Gubernur Anies, dibikin sama dia tenda di bawah kan, di sini udah mulai goyang, sepi. Terus dibuat lagi sama dia skybridge ke arah stasiun itu, udah pada lari ke situ semua, di sini jadi sepi," imbuh dia.
Menurut Teti, Blok G menjadi sepi lantaran tidak adanya akses jalan menuju ke tempat ini.
Akses yang semula ada, lanjut dia, dipotong-potong begitu saja.
"Dipotong-potong di situ di depan (skybridge) dijanjikan 2019 mau di buat penampungan. Kami disuruh bayar restribusi, waktu itu masih bisa bayar, sekarang boro-boro," ungkap Teti.
Adapun bayaran yang dikenakan setiap tokonya berbeda-beda. Teti sendiri diwajibkan membayar Rp 110.000.
Di mana, uang tersebut dibayarkan ke Pasar Jaya untuk keperluan kebersihan.
Namun alih-alih dibersihkan, Blok G justru tidak diurus. Keberadaannya pun hingga kini masih terbengkalai.
Para pedagang pun akhirnya memilih berpindah dan mengontrak ke tempat yang lain.
Teti berujar, babak akhirnya adalah para pedagang yang masih bertahan di lantai 1 Blok G Tanah Abang ini hanya menjadi penonton kala pembeli memborong baju di lapak dagangan orang lain.
"Waktu Pak Anies kerja sama sama Pak Haji Dudung, itu yang dapat kan orang- sekitar situ, dikontrak-kontrakin (lapaknya) jadi enggak ada manfaatnya," kata dia.
"Terus dibikin di sana (skybridge) udah penuh, jadi orang ngejar kesana, padahal itu tempat orang lewat. Jadi lewatnya enggak ke sini. Pas bulan puasa orang pada berdesak-desakan aja, kami sudah lima tahun cuma jadi penonton," pungkasnya.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pemerintah DKI Bangun Sentra Fauna di Lenteng Agung, Anak Bisa Belajar tentang Satwa |
![]() |
---|
Baru Selesai Diganti Usai Demo Besar-besaran, 13 Lampu Lalu Lintas di Simpang Slipi Mati Lagi |
![]() |
---|
Tawuran Antar Warga Kembali Pecah di Palmerah Jakbar, Seketariat RW Jadi Sasaran |
![]() |
---|
Meriahkan Hari Perhubungan Nasional, LRT Jabodebek Ajak Anak-anak Naik Kereta Tanpa Masinis |
![]() |
---|
Belajar Bikin Olahan Ikan, Sandiaga Uno: Emak-emak Pulau Pramuka Siap Buka Lapangan Kerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.