Gara-gara Harga BBM Naik dan Subsidi Dinilai Tak Tepat Sasaran, Kinerja Pertamina Disorot

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan subsidi dinilai tak tepat sasaran, kinerja Pertamina kini disoroti masyarakat.

Satu di antaranya disampaikan oleh Komunitas Cinta Bangsa.

Koordinator aksi Komunitas Cinta Bangsa, Faris menyampaikan kenaikan harga BBM non subsidi sangat menyulitkan masyarakat.

Terkait hal tersebut, pihaknya meminta Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Erick Thohir segera mengevaluasi kinerja Pertamina, termasuk jajaran direksinya.

"Masyarakat kecewa BBM naik, subsidi kurang tepat sasaran, direksinya diduga bermasalah," ungkap Faris dihubungi pada Jumat (22/9/2023).

"Tolonglah Pak Menteri, Pak Presiden direksi yang diduga bermasalah dicopot," tambahnya.

Hal tersebut disampaikannya merujuk pengakuan tersangka kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo, Irwan Hermawan.

Dalam kesaksian Komisaris PT Solitech Media Sinergy itu, Faris menyebutkan seorang direksi berinisial E ikut serta dalam kasus yang ikut menyeret nama Johnny G Plate.  

"E sendiri membantah menerima aliran dana kasus BTS dan mengaku tak tahu-menahu soal proyek itu. Meski begitu, kami meminta agar Pak Menteri bisa mengevaluasi ," jelas Faris.

Baca juga: Semua Serba Sulit di Era Jokowi, Musni Umar Ungkap Harapan Warga: Lebih Enak Hidup di Era Pak Harto

Baca juga: Ribuan Personil TNI Mendarat di Pulau Rempang, Ustaz Abdul Somad Ajak Jemaah Mendoakan Warga Rempang

Harga BBM Naik, Koalisi Pemuda Peduli BUMN Gelar unjuk Rasa, Minta Erick Thohir Ambil Sikap

kritik soal kenaikan harga BBM non subsidi yang terjadi sejak awal September 2023 juga disampaikan Koalisi Pemuda Peduli BUMN.

Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa (19/9/2023).

Dalam orasinya, mereka menyampaikan penolakan atas kenaikan harga BBM non subsidi.

Mereka pun menyoroti kinerja Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina dan mendesak Menteri BUMN, Erick Thohir melakukan evaluasi.

“Pak Erick, ini ada Dirut Pertamina kerjanya dipertanyakan, harga BBM naik rakyat sengsara," ujar koordinator aksi, Ferdi dalam orasinya pada Selasa (19/9/2023).

Dalam orasinya, Ferdi menilai sosok preofesional dan kompeten sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga BBM saat ini.

Menurutnya, restrukturisasi jajaran Pertaminya merupakan bagian dari solusi.

"Dirut harus yang profesional dan kompeten," ucapnya.

"Kalau mau Pertamina maju, evaluasi Dirut, Direktur SDM, rombak direktur," tandas Ferdi.

Baca juga: Kapuspen TNI Sebut Piting Bermakna Merangkul, Ustaz Abdul Somad Minta KBBI Segera Direvisi

Baca juga: Dihujat karena Perintahkan Piting Warga Rempang, Panglima TNI Yudo Margono Akhirnya Minta Maaf

Alasan Harga BBM Nonsubsidi Naik

Bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi kembali mengalami penyesuaian kenaikan harga sejak Jumat (1/9/2023) hingga Selasa (19/9/2023).

Harga pertamax hari ini menjadi Rp 13.300 dari yang semula Rp 12.500.

Sementara untuk Pertamax Green harganya kini menjadi Rp 15.000, Dexlite Rp 16.350, Pertamina Dex Rp 16.900, dan Pertamax Turbo menjadi Rp 15.900.

Penyesuaian harga bbm kali ini bukan pertama kali terjadi.

Hampir setiap bulan, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, penyesuaian harga BBM nonsubsidi didasari oleh sejumlah aspek.

Sesuai regulasi yang berlaku, Irto mengatakan bahwa pihaknya sebagai Subholding Commercial and Trading Pertamina secara berkala melakukan evaluasi harga pasar.

Evaluasi produk BBM non ubsidi dilakukan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak dunia, yaitu harga publikasi Means of Platts Singapore (MOPS)/Argus.

Pada penentuan harga BBM per 1 Septermer 2023, Irto menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan perhitungan formula batas atas untuk periode dua bulan sebelumnya.

"Penyesuaian harga mengacu mengacu pada rata-rata MOPS pada periode 25 Juli 2023 hingga 24 Agustus 2023," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2023).

Perhitungan aspek tren harga publikasi MOPS/Argus dan kurs bertujuan agar tetap dapat menjamin keberlangsungan penyediaan dan penyaluran BBM hingga ke seluruh pelosok Tanah Air.

Penyesuaian Harga Sesuai Regulasi

Lebih lanjut, Irto menerangkan bahwa penyesuaian harga BBM per Jumat (1/9/2023) sudah sesuai dengan keputusan menteri (kepmen).

Hal itu diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis BBM dan Minyak Solar.

Kendati demikian, Irto mengeklaim bahwa harga BBM pada hari ini, Jumat (1/9/2023) masih bisa bersaing dengan BBM dari perusahaan lain.

"Harga produk Pertamina masih termasuk kompetitif dibandingkan perusahaan lain dan harga tersebut telah memenuhi ketentuan batas atas pada periode September 2023 yang ditetapkan untuk setiap jenis BBM," jelasnya.

Harga terbaru itu berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

Tak Semua BBM Harganya Naik

Penyesuaian naiknya harga BBM per 1 September 2023 hanya berlaku bagi BBM jenis nonsubsidi.

Untuk BBM subsidi seperti Bio solar dan Pertalite, harganya tidak mengalami kenaikan.

Harga BBM jenis Pertalite masih Rp 10.000 per liter.

Sementara untuk bio solar Rp 6.800 per liter.

Daftar Harga BBM

Berikut daftar harga BBM per 1 September 2023:

1. Provinsi Aceh Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

2. Free Trade Zone (FTZ) Sabang Harga Pertalite: - Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 12.200 Dexlite = Rp 14.800

3. Provinsi Sumatera Utara Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

4. Provinsi Sumatera Barat Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

5. Provinsi Riau Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.900 Pertamax Turbo = Rp 16.600 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 17.050 Pertamina Dex = Rp 17.600

6. Provinsi Kepulauan Riau Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.900 Pertamax Turbo = Rp 16.600 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 17.050 Pertamina Dex = Rp 17.600

7. Free Trade Zone (FTZ) Batam Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 12.700 Pertamax Turbo = Rp 15.000 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 15.500 Pertamina Dex = Rp 16.000

8. Provinsi Jambi Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

9. Provinsi Bengkulu Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.900 Pertamax Turbo = Rp 16.600 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 17.050 Pertamina Dex = Rp 17.600

10. Provinsi Sumatera Selatan Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

11. Provinsi Bangka-Belitung Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

12. Provinsi Lampung Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

13. Provinsi DKI Jakarta Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: Rp 15.000 Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

14. Provinsi Banten Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

15. Provinsi Jawa Barat Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

16. Provinsi Jawa Tengah Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

17. Provinsi DI Yogyakarta Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

18. Provinsi Jawa Timur Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: Rp 15.000 Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

19. Provinsi Bali Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

20. Provinsi Nusa Tenggara Barat Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.350 Pertamina Dex = Rp 16.900

21. Provinsi Nusa Tenggara Timur Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.300 Pertamax Turbo = Rp 15.900 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

22. Provinsi Kalimantan Barat Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

23. Provinsi Kalimantan Tengah Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

24. Provinsi Kalimantan Selatan Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

25. Provinsi Kalimantan Timur Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

26. Provinsi Kalimantan Utara Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

27. Provinsi Sulawesi Utara Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

28. Provinsi Gorontalo Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

29. Provinsi Sulawesi Tengah Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

30. Provinsi Sulawesi Tenggara Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

31. Provinsi Sulawesi Selatan Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

32. Provinsi Sulawesi Barat Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

33. Provinsi Maluku Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = -

34. Provinsi Maluku Utara Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = -

35. Provinsi Papua Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = Rp 16.250 Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = -

36. Provinsi Papua Barat Harga Pertalite: Rp 10.000 Harga Bio Solar: Rp 6.800 Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250

37. Provinsi Papua Selatan Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp -

38. Provinsi Papua Pegunungan Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp -

39. Provinsi Papua Tengah Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp -

40. Provinsi Papua Barat Daya Pertamax = Rp 13.600 Pertamax Turbo = - Pertamax Green 95: - Dexlite = Rp 16.700 Pertamina Dex = Rp 17.250.

Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News