Berita Viral

Viral! Nasabah Bunuh Diri Gara-gara Diteror Pinjol AdaKami, Polisi Turun Tangan Kumpulkan Informasi

Aplikasi pinjol yang diketahui bernama AdaKami melakukan pengancaman kepada nasabah yang dikabarkan bunuh diri.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Sigit Nugroho
tangkapan layar Twitter
Akun Twitter@rakyatvspinjol beberkan seorang nasabah bunuh diri karena tertekan atas teror salah satu aplikasi pinjaman online (pinjol). 

Namun, ada masalah serius di balik kemudahan tersebut. Tanpa kemampuan mengelola keuangan dan finansial yang baik, seorang yang menggunakan pinjol dapat terlilit hutang yang tidak terkendali, terutama oleh generasi milenial yang akrab dengan dunia digital.

Oleh sebab itu, Kominfo Bersama GNLD Siberkreasi mengadakan kegiatan Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) dengan tema “Pinjol dan Generasi Milenial: Pentingnya Informasi Yang Jelas” pada Jumat, 15 September 2023 lalu.

Yosi Mokalu, Dewan Pengarah Siberkreasi, menjelaskan awal mula ketertarikan generasi milenial atua mahasiswa perguruan tinggi kepada pinjaman online.

Baca juga: Prihatin Remaja Terlilit Pinjol, Politisi PKS Nur Azizah Tamhid Ajak Orangtua Pahami Persoalan

Menurutnya, disrupsi teknologi jadi faktor pendorong yang membuat informasi menjadi lebih cepat diterima, termasuk informasi gaya hidup.

Selain itu, Yosi berpendapat anak muda kerap kali butuh pengakuan sesamanya, sehingga untuk memnuhi ekspektasi tersebut anak muda rela tanpa perhitungan menggunakan pinjol.

Marco Poetra Kawet sebagai Specialist – Market Development Indonesia Stock Exchange mengatakan ada kaitan antara pinjol dan pasar modal. Dengan banyaknya generasi milenial dan gen z, inovasi digital dipercepat setelah pandemi dan mengarah ke anak muda. Ia mencontohkan, pasar modal di tiga tahun terakhir memiliki 11 juta investor, dan 60 persen dari angkat tersebut adalah milenial.

Sementara itu, pemilik rekening fintech saat ini 62 persen merupakan milenial.

Marco menjelaskan milenial bisa jadi menggunakan pinjol untuk membeli saham yang dianggap menguntungkan. Akan tetapi, hal ini tidak disertai dengan kemampuan literasi keuangan.

Hal ini terlihat kontribusi milenial sebesar 44 persen kredit macet di pinjol.

“Faktor FOMO (Fear of Missing Out) masih menjadi faktor utama kenapa akhirnya generasi muda ini, milenial khususnya dan juga (generasi) z itu, banyak mengambil fasilitas pinjol. Tetapi tidak mengerti yang harusnya membedakan suatu kepentingan yang sifatnya urgensi produktif dengan tuntutan yang sifatnya konsumtif,” jelas Marco.

Sarjito, Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen, mengatakan yang pertama diperhatikan oleh generasi milenial dan masyarakat umum yaitu hanya meminjam dari pinjol yang memiliki izin dari OJK.

Baca juga: Utang Pinjol Warga Jakarta Capai Rp 10,3 Triliun, Sosiolog UI: Masyarakat Sudah Lekat dengan Utang

“Pelaku jasa keuangan yang berizin dari OJK kalau macem-macem pasti akan ditindak dengan keras. Artinya, digifriends akan mendapatkan perlindungan yang lebih baik daripada berurusan dengan pinjol yang tidak berizin,” ungkapnya

Sarjito mengungkapkan, cara mengetahui izin jasa keuangan tersebut dengan mengunjungi website OJK atau menelepon 157 atau whatsapp (081157157157).

Dia menyebut saat ini ada 102 pinjol yang berizin di OJK.

Baca juga: Pinjol Jalan Pintas Himpitan Ekonomi, Parencanaan Keuangan: Maksimal 30 Persen dari Pendapatan

Dalam mengatasi masalah-masalah pinjol, Sarjito menjelaskan ada satgas khusus OJK yang sudah berkordinasi dengan Google, Meta, hingga Kominfo.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved