Konflik Rempang

Tegaskan Tidak Ada Alasan Cabut Proyek Rempang Eco City, Luhut Pandjaitan: Ada Potensi Besar

Menko Marinves Luhut Pandjaitan tidak melihat ada alasan menghentikan Eco City di Rempang, Batam. Proyek strategis itu terlalu penting untuk dicabut.

Editor: Rusna Djanur Buana
TribunBatam
Demo menolak pengembangan kawasan Rempang di depan Kantor BP Batam ricuh, Senin (11/9/2023). Sejumlah petugas keamanan dan polisi terluka bahkan jenderal polisi bintang satu. Kaca di Kantor BP Batam juga banyak yang pecah 

Yudo meminta masyarakat di Rempang menggunakan prajurit TNI sebagai media komunikasi, menanyakan beberapa hal yang belum dipahami terkait kemelut pengosongan tiga pulau di Batam itu.

"Enggak usah merasa takut, justru gunakan TNI-Polri, satpol PP untuk berkominikasi, tanya lah," ujar Yudo saat ditemui awak media di Dermaga Batu Ampar, Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/9/2023).

Yudo mengatakan, prajurit TNI yang berjaga di kawasan Rempang tidak dilengkapi dengan senjata. Mereka berasal dari kesatuan Komando Resor Militer (Korem), Komando Armada (Pangarmada), Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal), dan Komando Distrik Militer (Kodim) setempat.

"Kalau ada hal yang mungkin dianggap rawan atau membahayakan ya silakan laporkan di situ," ujar Yudo seperti dilansir Kompas.com.

Menurutnya prajurit dari kesatuan itu diterjunkan di wilayah Rempang karena diminta oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Ia mengatakan, TNI tidak akan menerjunkan prajurit sebagai Bawah Kendali Operasi (BKO) jika tidak diminta oleh pemerintah daerah (pemda) setempat.

"Kalau tidak ada permintaan ngapain saya harus ke situ, kita tarik semua," tutur Yudo.

Panglima minta maaf

Pada kesempatan tersebut, Yudo juga meminta maaf kepada masyarakat terkait pernyataannya yang menyebut prajurit memiting warga Rempan satu per satu dengan pasukan dalam jumlah yang sama.

Menurut Yudo, "piting" merupakan kebiasaan yang sering dilakukannya ketika masih kecil di desa.

Adapun Pusat Penerangan (Puspen) TNI mengklarifikasi pernyataan itu dan menjelaskan bahwa piting berarti memeluk.

"Tapi kalau pengertian masyarakat lain-lain ya pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Yudo.

Sebelumnya, Yudo menyebut TNI bertugas mem-back up polisi dalam proses pengamanan di Pulau Rempang.

Namun, ia menjadi sorotan lantaran dalam rekaman video rapat di Mabes TNI Cilangkap, menyampaikan perumpamaan jika terdapat 1.000 warga maka 1.00 prajurit diterjunkan untuk "memiting" warga satu persatu.

"Umpama masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan (prajurit TNI) 1.000. Satu miting satu itu kan selesai.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved