Pilpres 2024
PBNU Hanya Orangtua PKB, Tidak Mungkin Terus Menerus Menyuapi, Gus Yahya: Saya Juga Anggota Partai
Gus Yahya menyebut PBNU adalah orangtua PKB. Namun PBNU tidak mungkin menyuapi PKB secara terus menerus dengan suara nahdliyin.
Sebelumnya Gus Yahya mengingatkan pengurus PBNU agar tidak mengatasnamakan lembaga untuk kepentingan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
PBNU akan memberikan sanksi jika masih ada pengurusnya yang melakukan politik praktis atas nama NU.
"Kalau ada pengurus NU kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik politik praktis langsung kita tegur.
Kemarin, ada beberapa pengurus di tingkat kabupaten yang kita tegur," ujar Gus Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/9/2023) malam.
"Karena, misalnya mengadakan deklarasi calon presiden di kantor NU. Ini endak boleh. Kita tegur. Tapi, misalnya dia pribadi ikut ke sana ke mari, itu hak pribadinya, tapi kalau menggunakan lembaga tidak boleh," tegasnya.
Gus Yahya lantas mengungkapkan, ada mekanisme yang dilakukan PBNU dalam memberi sanksi terkait politik praktis tersebut.
Pertama, pengurus yang melakukan pelanggaran akan diingatkan terlebih dulu. Kemudian, jika masih mengulangi, akan ada peringatan kedua.
Baca juga: Sikap PKS Soal Deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin: Anies Baswedan Ok, Cak Imin? Nanti Dulu
"Kalau diulangi lagi, ya bisa diberhentikan. Itu semua ada mekanismenya. Jadi kita ikuti seperti itu, tapi biasanya sekali diperingatkan sudah kapok," ujar Gus Yahya.
Selain itu, Gus Yahya juga menegaskan jika ada bakal calon presiden (capres) yang mengatasnamakan NU, maka hal tersebut tidak boleh dilakukan.
Namun, kepada bakal capres yang bersangkutan NU tidak bisa memberikan sanksi apabila bukan pengurus PBNU.
"Kalau mengatasnamakan lembaga tidak boleh. Kalau ada (bakal) capres mengatasnamakan NU karena bukan pengurus NU, ya kami cuma bisa mengatakan itu tidak benar misalnya begitu.
Tapi kan kami ndak bisa memberi sanksi apa-apa kalau bukan pengurus," kata Gus Yahya.
Lebih lanjut, Gus Yahya juga memberikan respons soal pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang mengimbau agar masyarakat tidak memilih calon presiden yang memecah belah masyarakat.
Ia menilai imbauan Menag tersebut bersifat positif.
"Saya kira mungkin ya kalau buat saya sih itu positif supaya masyarakat kita tidak lagi terjebak dalam situasi yang berpotensi perpecahan seperti itu.
Sejauh ini, kita lihat keadaan masih aman-aman saja. Kita belum tahu perkembangan nanti," katanya lagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketum PBNU: Saya Tak Pernah Keluar dari PKB Sampai Hari Ini, tapi Saya Tak Boleh Menyeret NU"
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.