Berita Nasional

Tanggapi Konflik Rempang-Galang, Raja Kesultanan Riau-Lingga Sampaikan Titah, Berikut Isinya

Konflik Rempang-Galang, Raja Kesultanan Riau-Lingga Sultan Hendra Syafri Riayat Syah Sampaikan Titah, Ini Isinya

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Kolase Budayawan, Prof. Dr. Dato Abdul Malik, M.Pd dan Warkah Titah Raja Kesultanan Riau-Lingga, Duli Yang Mahamulia Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Besar Sultan Hendra Syafri Riayat Syah ibni Tengku Husin Saleh 

"Nilai heroisme ini yang luar biasa, mengapa tidak kita hargai. Itu kan anak-anak veteran perang yang mepertahankan bangsa dan negara kita sehingga terwujud Indonesia," bebernya. 

Dirinya pun mempertanyakan banyak terkait rentetan peristiwa yang terjadi, termasuk soal pengosongan Pulau Rempang.

Pertanyaan itu muncul lantaran seluruh pulau dikosongkan dari pribumi  untuk dibangun seluruhnya oleh pihak asing. 

"Saya dalam kapasitas sebagai orang Indonesia, bukan sebagai pakar budaya jadi curiga, ini ada apa? Semuanya mau dimasukkan orang asing ini ada apa? kok nggak boleh ada orang pribumi di pulau itu? investasi seperti apa itu? Mau dijadikan apa?" tanya Prof Abdul Malik. (dwi)

Berikut Warkah Titah dari Sultan Hendra Syafri Riayat Syah:

WARKAH TITAH

Duli Yang Mahamulia Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Besar Perhimpunan Zuriat dan Kerabat Kesultanan Riau-Lingga telah memperhatikan secara seksama perkembangan dan keadaan masyarakat di Pulau Rempang-Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau akhir-akhir ini.

Perkembangan itu telah menimbulkan kemasygulan kita semua, mencederai masyarakat tempatan secara fisik dan psikologis, serta dipandang tak patut dalam tradisi, adat- istiadat, dan tamadun Melayu yang terala, khasnya berkenaan dengan pentadbiran negeri dan perlakuan terhadap rakyat sendiri.

Seyogianya, pembangunan mendatangkan kemakmuran negeri dan menyejahterakan rakyat seperti yang ditauladankan oleh Kesultanan Riau-Lingga pada masa lampau.

Berhubung dengan itu, Beta maklumkan warkah titah ini kepada semua pihak yang berkenaan.

1. Rakyat yang bermastautin di kampung-kampung tua Rempang-Galang dan sekitarnya merupakan keturunan prajurit ulung Kesultanan Melayu Bintan dan selanjutnya Kesultanan Riau-Lingga.

Nenek-moyang mereka, seperti halnya nenek-moyang semua orang Melayu Kepulauan Riau lainnya, sangat berjasa dalam membangun negeri ini dan melawan serta mengusir penjajah pada masa lampau.

2. Tak ada sesiapa pun, menurut adat-resam dan tamadun Melayu, yang boleh memaksa mereka untuk meninggalkan kampung halamannya, yang telah dianugerahkan oleh Sultan-Sultan Melayu sejak berabad-abad yang lampau.

Merekalah yang meneruskan, menjaga, dan memperjuangkan semangat kewiraan, pelestarian adat-istiadat, budaya, dan peradaban
Melayu di Rempang-Galang dan sekitarnya sampai setakat ini.

Oleh sebab itu, keberadaan mereka di kampung halaman mereka harus dipertahankan.

3. Adapun di tanah-tanah yang tiada berpenghuni di Rempang-Galang itu, yang sangat luas dibandingkan dengan lahan kampung yang ditempati penduduknya, silalah dilakukan pembangunan asal tak bertentangan dengan adat-resam Melayu, agama Islam, dan nilai-nilai keadilan untuk semua.

4. Diharapkan juga kearifan pihak yang berkenaan untuk membebaskan rakyat Melayu yang ditangkap dan ditahan oleh pihak keamanan karena mereka hanya ingin mempertahankan kampung halamannya ketika terjadi serangan tergempar ke kampung mereka pada Kamis, 7 September 2023 dan Senin, 11 September 2023.

Sesungguhnya, mereka bukanlah penjahat.

5. Semoga mulai hari ini tak terjadi lagi peristiwa yang memilukan berupa ancaman, tekanan, penyiksaan, dan tindakan negatif lainnya terhadap rakyat Kepulauan Riau atas nama investasi dan pembangunan.

Apatah lagi, sampai mengancam jiwa dan menimbulkan kengerian psikologis bagi anak-anak yang tak dibenarkan oleh bangsa beradab mana pun di dunia ini.

Kontribusi Kesultanan Riau-Lingga atau Kepulauan Riau sangat besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk mencederai hati-sanubari kami Bangsa Melayu di Tanah Tumpah Darah kami
sendiri.

“Menjunjung Adat Menjulang Daulat”
Pulau Penyengat Indera Sakti
Selasa, 27 Shafar 1445 H., 12 September 2023

Duli Yang Mahamulia Seri Paduka Baginda Yang Dipertuan Besar Sultan Hendra Syafri Riayat Syah
ibni Tengku Husin Saleh

Paduka Perdana Dalam, Raja Dato’ Perdana Kamaruddin, S.E., M.M.
ibni Raja Abu Bakar 

Duli Yang Dipertuan Muda,Raja Haji Supri, S.Sos., M.Si. ibni Raja
Yassin

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved