Berita Jakarta
LRT Jabodebek Mulai Beroperasi, Pengamat Minta Warga Mengengah Atas Tinggalkan Kendaraan Pribadi
Djoko memandang jika keberadaan LRT masih perlu dievaluasi. Terutama yang berkaitan dengan stasiun-stasiun pemberhentiannya.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Kehadiran Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang mulai beroperasi sejak Senin (28/8/2023) lalu, menjadi satu moda transportasi baru di tengah hiruk pikuk ibu kota.
Terlebih, transportasi itu menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya.
Sehingga di tengah isu polusi yang merangkak tinggi di DKI Jakarta, kehadiran LRT dianggap menjadi pilihan yang bijak bagi masyarakat yang hendak berpergian.
Hal itu sebagaimana disampaikan pengamat transportasi sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Seotijowarno kepada Warta Kota, Minggu (2/9/2023).
Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan Bully LRT Kita, Itu Buatan Anak Bangsa
"Di tengah tingginya tingkat polusi udara di Jakarta, harapan hidup masyarakat Jakarta diperkirakan akan berkurang selama dua sampai tiga tahun, jika tingkat polusi bertahan seperti sekarang," kata Djoko.
"Pilihan menggunakan transportasi adalah pilihan yang bijak. Kelompok warga menengah ke atas diharapkan mau meninggalkan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan LRT Jabodebek," lanjutnya.
Pasalnya menurut Djoko, salah satu sumber polusi udara adalah asap kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Sementara kemacetan lalu lintas masih banyak terjadi di hampir seluruh wilayah DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Djoko memandang jika kemacetan adalah sesuatu yang perlu dituntaskan.
"Permasalahan kemacetan lalu lintas harus dituntaskan dengan komprehensif dan multi sektoral. Penyelesaiannya harus lintas sektor," jelas Djoko.
"Jika tidak dilakukan mulai sekarang, dipastikan Kota Jakarta dan sekitarnya akan terus didera kemacetan lalu lintas yang parah dan pada akhirnya memicu pelambatan ekonomi," lanjutnya.
Kendati begitu, Djoko memandang jika keberadaan LRT masih perlu dievaluasi. Terutama yang berkaitan dengan stasiun-stasiun pemberhentiannya.
Seperti di Stasiun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) misalnya, Djoko memandang jika tempat tersebut kemungkinan akan mengalami keladatan.
Hal itu lantaran proses naik turunnya penumpang masih memanfaatkan lahan tepi jalan tanpa ada celukan.
| Foto-foto Pameran 'Jakarta Artmosphere 2025' Jadi Ruang Ekspresi Seniman |
|
|---|
| TPU di Jakarta Penuh, Pramono Pertimbangkan Pemakaman Bertingkat Hingga Lahan Baru |
|
|---|
| PKB Dorong Gubernur Pramono Revitalisasi Pasar Taman Puring Jaksel Pascakebakaran |
|
|---|
| Pengelola GBK Kecam Anggota Komunitas Fotografer yang Intimidasi dan Larang Pengunjung Memotret |
|
|---|
| Kakak Terapis Delta Spa Berusia 14 Tahun yang Tewas Cabut Laporan, Polisi Tak Hentikan Penyelidikan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.