Viral Media Sosial

Di-bully Netizen karena Bela Anies, Musni Umar Ikhlas: Konsekuensi Perjuangan Melakukan Perubahan

Di-bully Netizen karena Bela Anies, Musni Umar Ikhlas: Konsekuensi Perjuangan Melakukan Perubahan

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Sosiolog, Musni Umar 

"Sangat berbeda menulis atau membuat 'statement' yang dipublikasikan di media sosial seperti di Twitter, Facebook, Instagram, YouTube dan lain-lain," tulis Musni Umar.

"Jika salah sedikit saja, bisa di bully, dihina, dicerca, dicaci maki berhari-hari dan lebih parah lagi jika menyinggung seseorang apalagi penguasa, maka bisa panjang persoalannya karena ada saja yang melaporkan ke polisi dengan tuduhan melanggar UU ITE, seperti mencemarkan nama baik atau melanggar UU dengan tuduhan membuat keonaran," bebernya.

"Selain itu, men-share postingan yang sengaja dikirim ke Handphone kita dengan tujuan untuk menjebak. Jika direspon, maka akan dibuat viral dan para netizen akan mencaci maki, menghina, mem-bully dan mengatakan macam-macam yang jika dibawa dalam hati sangat menyakitkan," ungkapnya.

Baca juga: Viral Akun AI Tweet Soal 4 Warga Tangerang Jadi Tersangka Polusi Udara Jakarta-Statusnya Kena Banget

Baca juga: Ketika Amien Rais Desak KPK Usut Tuntas Kasus KKN Anak Presiden, Megawati Minta Jokowi Bubarkan KPK

Poster Viral Anies Baswedan
Poster Viral Anies Baswedan (Istimewa)

Pengalaman pahit dari kesalahan menurutnya adalah pelajaran paling berharga.

Setiap kesalahan pun ditegaskannya harus dijadikan pelajaran agar tidak diulangi.

Dirinya pun mengutip pepatah lawas, yakni 'jangan jatuh ke lubang yang sama.

"Salah satu ciutan saya yang dianggap hoax, men-share foto Anies yang sedang  melaksanakan tawaf bersama Raja Salman. Pada hal Raja Salman tidak pernah melaksanakan tawaf bersama Anies," ujar Musni Umar.

"Poster itu saya baca setelah bangun dari tidur, yang sengaja dikirim ke HP saya untuk menjebak," ungkapnya.

"Tanpa berpikir dan melakukan cek and ricek saya share ke akun Twitter saya Ciutan poster editan foto Anies dan Raja Salman serta para pengamal yang sedang tawaf mengelilingi Ka'bah saya posting, segera disambut netizen dengan caci maki,  sebut bodoh, membuat hoax dan segala macam cercaan," tambah Musni Umar.

Cercaan para netizen tersebut katanya dibuat dalam poster lalu disebar di sejumlah platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook.

Poster itu kemudian viral di media sosial, padahal dirinya sudah minta maaf dan menghapus potret hoaks Anies dan Raja Salman.

Dirinya pun terus di-bully dan diserang habis-habisan.

Anies Baswedan ketika bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman al-Saud di Mina, Mekkah, Arab Saudi pada Kamis (29/6/2023).
Anies Baswedan ketika bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman al-Saud di Mina, Mekkah, Arab Saudi pada Kamis (29/6/2023). (Instagram @aniesbaswedan)

Serangan tersebut diduganya bertujuan menurunkan nama baik untuk meyakinkan publik bahwa Anies berbohong telah diundang Raja Salman untuk melaksanakan ibadah haji.

"Dari kejadian tersebut saya ambil pelajaran dan kapok men-share berita yang dibuat orang, poster yang di share seolah-olah benar, yang tidak lain adalah fake news atau berita palsu," tulis Musni Umar.

"Saya sekarang memilih menulis artikel singkat yang dipublikasikan di Twitter. Saya berterima kasih kepada sahabat-sahabat pengelola media sosial yang mempublikasikan tulisan saya di medianya," ungkapnya. 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved