Berita Nasional

Peter Gontha Bongkar Faisal Basri Ngawur Sebut LBP dan Bobby Nasution Terlibar Ekspor Ilegal Nikel

Peter F Gontha menyatakan pernyataan Faisal Basri bahwa LBP dan Bobby Nasution terlibat ekspor nikel ilegal 5,3 juta ton adalah ngawur dan ngaco.

|
Akun Instagram @petergontha
Pengusaha sekaligus politisi Peter F Gontha angkat bicara terkait tudingan pengamat ekonomi Faisal Basri yang menyebutkan adanya ekspor ilegal 5,3 juta ton nikel dimana melibatkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution. Menurut Peter Gontha pernyataan Faisal Basri tersebut ngawur atau tidak benar. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pengusaha sekaligus politisi Peter F Gontha angkat bicara terkait tudingan pengamat ekonomi Faisal Basri yang menyebutkan adanya ekspor ilegal 5,3 juta ton nikel dimana melibatkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution.

Menurut Peter Gontha pernyataan Faisal Basri tersebut ngawur atau tidak benar.

Hal itu diungkapkan Peter Gontha melalui unggahan di akun Instagramnya @petergontha, Selasa (22/8/2023). Dimana Peter Gontha mengunggah video dari akun TikTok wawancara Faisal Basri dengan Bambang Widjojanto.

"Mengapa yah Orang ini, FAISAL BASRI, suka ngaco terus. Dia bilang ada export Illegal 5.3 juta Ton Nikel, yang terlibat LBP dan Mantu Presiden, .. saya yakin sekali orang ini ngaco," tulis Peter Gontha dalam narasi di video yang diunggahnya di akun Instagramnya, Selasa.

Peter Gontha lalu mengungkapkan bahwa Faisal Basri pernah mengaku membuat pernyataan ngawur kepada dirinya soal pembangunan Komplek Petro Kimia pada 1990.

"Waktu saya sedang giat giat nya dan dengan jerih payah membangun Candra Asri, sekarang komplek Petro Kimia terbesar di Asean, tahun 1990 dia bilang ini merugikan Negara," ujar Peter Gonta.

Baca juga: Hilirisasi Nikel di Indonesia Dapat Dukungan Pihak Swasta

Namun beberapa tahun kemudian, kata Peter Gontha, Faisal Basri menyatakan hal berbeda yang tidak konsisten.

"Sekitar tahun 2015 saya tanya sama dia mengapa dia omong begitu, jawabannya: YA, itu kan dulu itu kan politik anti Suharto. Terus saya tanya sekarang bagaimana: Ya untung Indonesia punya komplek Petro Kimia. Aaaach ngaco !!," kata Peter Gontha.

Hilirisasi Nikel

Seperti diketahui kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menerapkan hilirisasi mineral nyatanya mendapatkan antitesa dari ekonom senior, Faisal Basri.

Hal ini berawal dari kritikan Faisal terhadap kebijakan hilirisasi nikel yang dinilainya hanya menguntungkan industrialisasi China.

Apalagi kalau hilirisasi yang dilakukan baru sebatas produk Nickel Pig Iron (NPI) dan feronikel.

"Kalau hilirisasi sekedar dari bijih nikel jadi NPI atau jadi feronikel. NPI dan feronikel 99 persen diekspor ke China jadi hilirisasi Indonesia nyata-nyata mendukung industrialisasi di China itu dia, luar biasa," ujar Faisal dalam diskusi Indef, dikutip Sabtu (12/8/2023).

Di sisi lain, Jokowi menyebut bahwa hilirisasi nikel justru telah membawa keuntungan bagi Indonesia. Mantan wali kota Solo ini lalu mempertanyakan hitung-hitungan dari Faisal Basri.

Baca juga: Ekonom Faisal Basri Sebut Harga BBM di Arab Saudi pun Alami Peningkatan

"Ngitungnya gimana? Kalau hitungan saya berikan contoh nikel, saat diekspor mentahan, bahan mentah setahun kira-kira hanya Rp 17 triliun, setelah masuk ke industri downstreaming, ke hilirisasi menjadi Rp 510 triliun," kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta. 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved