Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Glodok Saksi Bisu Orang Tionghoa Bangkit Berulang Kali Usai Jatuh
Menjadi lokasi etnis Tionghoa bermukim, Glodok menjadi salah satu kawasan yang memiliki banyak sejarah Jakarta.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Geger Pecinan
Kawasan Glodok tidak lepas dari peristiwa sejarah kelam Geger Pecinan. Geger Pecinan berawal dari pemberontakan etnis Tionghoa terhadap VOC yang tidak adil dalam membuat sistem berdagang dan strata sosial.
Dari pemberontakan itu, VOC menyerang kawasan pemukiman Glodok yang mayoritas dihuni oleh orang Tionghoa.
Dalam peristiwa itu, 10 ribu orang Tionghoa dibantai oleh Belanda karena persaingan bisnis.
Usai peristiwa Geger Pecinan, pada abad 17, VOC Belanda menjadikan Glodok sebagai kawasan untuk isolasi masyarakat Tionghoa.
Mereka disatukan dalam sebuah kawasan agar mudah dikontrol dan untuk alasan keamanan para kolonialis Belanda.
Salah satu kawasan tersebut ialah Glodok yang tidak jauh dari pusat Batavia.
Baca juga: Sejarah Jakarta: Kelurahan Cilangkap dari Warga Banyumas Hingga Pentagon Indonesia
"Jadi warga etnis Tionghoa tempatnya di Glodok, benteng di luar Batavia. India di Pasar Baru, warga Arab di Kepojan," jelas pemandu tur bernama Hans, dalam kegiatan Lunar Festival Walking Tour dikutip dari Kompas.com.
Sejak dihuni orang-orang Tionghoa, kawasan Glodok menjadi salah satu kawasan ekonomi penting di Batavia.
Di Glodok, mereka membuat bangunan yang lebih kuat dibanding sebelumnya. Daerah ini kemudian punya pasar nan ramai, dan pelabuhan pun letaknya tak begitu jauh dari Glodok.
Kawasan Glodok pun menjadi salah satu sentra perdagangan Batavia yang cukup diperhitungkan hingga pascakemerdekaan.
Bahkan pada tahun 1950-an dan 1960-an, sebagian besar uang beredar di kawasan Glodok. Beberapa rumah pun menjelma menjadi Ruko dan beberapa Plaza pun dibangun di lokasi tersebut.
Kerusuhan 1998
Sayangnya, saat reformasi 1998, kawasan Glodok menjadi salah satu sasaran dari penjarahan dan pembakaran.
Kejadian itu dimulai dari adanya keadaan ekonomi Indonesia saat itu dimana mengalami krisis moneter.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.