Berita Nasional

Jokowi Target APBN 2024 Defisit Rp522,8 T, Said Didu: Tetap Semangat Menambah Utang di Akhir Jabatan

APBN 2024 Diproyeksi Defisit Rp 522,8 Triliun, Said Didu: Tetap Semangat Menambah Utang di Akhir Masa Jabatan

|
Editor: Dwi Rizki
TRIBUNNEWS/LITA FEBRIANI
Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu 

Memang pada saat pandemi Covid-19, defisit anggaran diperbolehkan di atas 3 persen PDB.

Hal ini mengingat pada saat ini perekonomian Indonesia sedang babak belur.

Namun dengan kondisi yang mulai membaik, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan defisit anggaran tahun 2024 sebesar Rp 522,8 triliun atau berada di level 2,29 persen PDB.

"Defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun," ujar Jokowi saat pembacaan Nota Keuangan RUU APBN 2024 di Gedung Parlemen Senayan pada Rabu (16/8/2023).

Jokowi menjelaskan, defisit tersebut berasal dari pendapatan negara pada tahun 2024 yang dirancang sebesar Rp 2.781,3 triliun.

Ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 473,0 triliun.

Sedangkan kebutuhan belanja negara dalam RAPBN 2024 direncanakan sebesar Rp 3.304,1 triliun yang meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.446,5 triliun serta transfer ke daerah sebesar Rp 857,6 triliun.

Sementara itu, keseimbangan primer negatif Rp 25,5 triliun didorong bergerak menuju positif. 

Menkeu Sri Mulyani: Postur RAPBN 2024 Sehat, Defisit Turun Tajam 2,29 Persen

Terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2024 memiliki postur yang kian sehat.

Dikutip dari Tribunnews.com, Bendahara negara itu mengatakan, sejalan dengan postur RAPBN yang sehat, defisit pun menurun drastis menjadi 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"APBN kita posturnya akan semakin sehat, pendapatan negara seperti disampaikan Bapak Presiden Rp 2.781,3 triliun," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024, di Kantor Pusat DJP, Rabu (16/8/2023).

"Defisit kita menurun sangat tajam 2020 Rp 947 triliun atau 6,14 persen dari GDP, sekarang menjadi Rp 522,8 triliun atau 2,29 persen dari GDP," imbuhnya.

Sri Mulyani bilang, penurunan secara nominal dari APBN tahun 2020 sebesar Rp 947,7 triliun dengan nilai defisitnya 6,14 persen dengan RAPBN 2024 ini sebesar Rp 424,9 triliun.

Capaian tersebut kata Menkeu merupakan kombinasi yang sangat langka di dunia.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved