Pemilu 2024

Putri Gus Dur Siap Jadi Bakal Calon Wakil Presiden, Pengamat: Sinyal Positif untuk Semua Bacapres

Putri Gus Dur Siap Jadi Bakal Calon Wakil Presiden, Pengamat Menilai Hal Tersebut Merupakan Sinyal Positif Bagi Semua Bakal Calon Presiden

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dwi Rizki
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Bakal calon presiden (bacapres) PDI-P Ganjar Pranowo (kiri), Yenny Wahid (tengah) dan Sinta Nuriyah (kanan) saat berbincang di kediaman keluarga Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (13/8/2023) malam. 

"Kecuali ada partai lain yang setara menggantikan dukungan ke koalisi perubahan," jelasnya.

"Tanpa AHY jadi cawapres yang banyak dapat ekorjas, dari koalisi partai pendukung Anies ini adalah PKS di banding Demokrat maupun Partai Nasdem. Hal begini pasti dihitung," bebernya.

"Ceruk konstituen oposan terhadap Pemerintah Jokowi inilah yang sedang diperebutkan 3 Partai pendukung Anies. Namun ada Partai besar lain lagi yang juga ikut berebut di ceruk ini, yaitu Gerindra yang walau tidak mendukung Anies, namun mengusung Prabowo, yang 2019 adalah Rival terkuat Jokowi," jelas Henri. 

Dipaparkannya, Partai Gerindra di satu sisi mendukung Pemerintah, tapi di sisi lain juga memainkan beberapa tokohnya untuk dapat dukungan dari masa oposisi, yang sejak lama tidak menyukai Jokowi. 

Di situlah peran Rocky dan kawan kawan 'sekolam'nya bertugas bermanuver menarik simpati mereka.

"Kenapa Rocky bukan Fadli, Daniel Azar, atau Ade Rosiadi, karena Rocky jejak digitalnya agak konsisten sebagai pengritik Jokowi, dan dia bukan bagian langsung dari partai resmi yang ada di Pemerintahan Jokowi," ungkap Henri. 

"Dengan memainkan Rocky untuk menyerang Jokowi jauh lebih aman dari pada yang menyerang adalah Fadlizon, Daniel Azar, Ade Rosiadi atau orang partai Gerindra lainnya," jelasnya. 

Rocky diungkapkannya bisa bermain lebih atraktif, menarik dan berani untuk menyenangakan simpatisannya tanpa harus mengorbankan kedekatan Jokowi dan Prabowo secara langsung.

Manuver Rocky terkesan itu urusan karakter pribadi Rocky sendiri, seakan bukan bagian dari usaha politik Prabowo.

"Itu yang jadi pertimbangan kenapa pencari simpati konstituen lama bukan para politisi Gerindra yang dulu keras ke Jokowi sekarang jadi pada kalem," jelas Henri. 

"Namun sesungguhnya manuver Rocky ini justru lebih banyak akan menggerorogoti konstituen oposisi dari dukungan ke Anies, ditarik ke tokoh yang lebih senior, ke tokoh yang lebih pengalaman, punya partai besar, dukungan besar, dan juga lebih akomodatif yaitu Prabowo," bebernya.

Strategi Prabowo menurutnya memang luar biasa di kesempatan terakhirnya ini.

Hal tersebut katanya menunjukkan tim Prabowo cerdas.

Di satu sisi menggerogoti dan menarik simpati pendukung pak Jokowi lewat kedekatan pak Prabowo, tapi juga membiarkan atau bahkan setuju dengan narasi narasi Rocky yang mencoba menjelek-jelekkan pemerintahan jokowi, untuk melemahkan dukungan ke Ganjar yang akan melanjutkannya. 

Sekaligus membuat simpati para pendukung Anies ke Rocky, yang notabene Rocky adalah tokoh penting pendukung Prabowo, sejak dulu. Bukan pendukung Anies.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved