Terorisme

Karyawan BUMN Pendukung ISIS Ditangkap di Bekasi Aktif Unggah Konten Motivasi Berjihad di Facebook

DE, karyawan BUMN pendukung ISIS yang ditangkap di Harapan Jaya, Bekasi Utara ternyata aktif unggah konten motivasi berjihad di Facebook.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: PanjiBaskhara
Kolase Wartakotalive.com/Rafael Henrique—SOPA Images/LightRocket/Getty Images/AHMAD AL-RUBAYE /AFP
DE, karyawan BUMN pendukung ISIS yang ditangkap di Harapan Jaya, Bekasi Utara ternyata aktif unggah konten motivasi berjihad di Facebook. Foto Kolase: Facebook dan ISIS 

WARTAKOTALIVE.COM - Seorang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri ternyata merupakan karyawan BUMN.

Dimana, karyawan BUMN ini ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat, pada Senin (14/8/2023).

Diketahui, karyawan BUMN terduga teroris berinisial DE ini kerap membuat konten motivasi berjihad di Facebook.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar membenarkan jika karyawan BUMN pendukung ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria tersebut kerap membuat konten berjihad.

Baca juga: Pegawai BUMN Teroris Bekasi Punya Senjata Rakitan, Lihai Beri Motivasi Jihad dan Galang Dana

Baca juga: Bebas Bersyarat, Kepala Gembong Teroris Umar Patek Pernah Dihargai 1 Juta Dolar AS

Baca juga: Jadi Teroris Gara-gara Salah Pilih Guru Ngaji, Sidiq Latihan Semi Militer dan Ajakan Bom Bunuh Diri

Konten-konten tersebut diunggah DE di Facebook.

Hal itu dilakukan DE sebagai bentuk seruan untuk berjihad.

"DE mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa digital berisikan teks pembuatan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," kata dia.

"DE karyawan BUMN. Alamat Komplek Bumi Sari Indah Blok M No 2 RT 02 RW 20, Manggahang, Baleendah, Bandung" ujarnya kembali.

Dalam unggahannya di sebuah perkebunan, ujar Aswin, DE turut diduga kuat memiliki senjata api berupa rakitan.

Ia bahkan masuk dalam grup Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1.

"Dirinya juga merupakan admin dan pembut beberapa channel Telegram Arsip Film Dokumenter," ucap Ramadhan.

"Dan Breaking News yang merupakan channel Update Teror Global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," lanjut dia.

Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan membenarkan penangkapan DE.

Adapun waktu penangkapan DE terjadi sekira pukul 13.17 WIB.

Barang bukti yang diamankan antara lain sebuah dompet berisi identitas, sejumlah uang hingga sejumlah kartu ATM.

"Iya benar, ada penangkapan tersangka teroris," ujar Ramadhan, kepada wartawan.

Kisah Abdurohim Sidiq Jadi Teroris Akibat Salah Pilih Guru Ngaji, Kini Ketua Karang Taruna

Mantan narapidana teroris, Abdurohim Sidiq mengaku tersesat ketika ingin memperdalam ilmu agama pada tahun 2018 silam.

Ia tidak melihat latar belakang guru ngaji dan lingkungan pengajiannya yang ternyata terafiliasi dengan jaringan teroris.

Sidiq menjelaskan, awalnya ia ingin hijrah dan memperbaiki diri. Dia kemudian diajak oleh temannya untuk mengaji.

Beberapa bulan mengaji, ia kemudian dibaiat oleh tokoh teroris global bernama Abubakar Al Baghdadi.

Isi baiat itu adalah Sidiq diminta untuk ikut dan setia kepada Abubakar Al Baghdadi sebagai pemimpin ISIS.

"Beberapa yang ada setelah saya renungi di dalam penjara, ajaran yang saya ikuti sangat berlebihan," kata Sidiq kepada Wartakotalive.com, di Plaza Semanggi (5/8/2023).

Ketika itu, Sidiq harus mengkafirkan orang lain, termasuk orangtuanya, jika tidak bergabung dengan kelompoknya atau tidak ikut pengajiannya.

Padahal, kata Sidiq, sesama umat muslim tidak boleh mengkafir-kafirkan orang lain.

"Itu sih yang menurut saya terlalu berlebihan," ungkapnya.

Ditangkap Densus 88 Anti Teror

Baru enam bulan mengikuti pengajian sesat, Sidiq ditangkap Densus 88 Anti Teror ketika hendak menuju ke lokasi pengajian di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Ia terkena pasal pemufakatan jahat karena sudah masuk dalam jaringan kelompok teroris ISIS.

Selama mengikuti pengajian, lekai berusia sekira 28 tahun itu sempat ikut latihan semi militer.

Ia belajar cara memanah, menggunakan senjata, memainkan pedang atau sajam dan lainnya.

"Cuma saat kita tuh senjata cuma replika aja enggak beneran, belum asli," terangnya.

Latihan semi militer itu dilakukan oleh kelompok ISIS untuk memantapkan diri menuju jalan jihad dengan embel-embel membela agama.

Bahkan, ada narasi yang mengarahkan supaya kelomlik Sidiq melakukan aksi pengeboman di Indonesia.

Kendati sudah dibaiat, tapi hati kecilnya menolak untuk lakukan bom bunuh diri karena itu adalah dosa besar.

"Perbuatan yang sebenarnya pada dasarnya bunuh diri itu kan tidak boleh, di dalam Islam juga itu tidak menjamin bahwa kita akan masuk surga," terangnya.

Sidiq kemudian banyak belajar ilmu agama Islam di dalam penjara setelah dia divonis selama dua tahun.

Semua kelompoknya ikut ditangkap satu persatu hingga akhirnya sudah tidak ada lagi di Indonesia alias bubar.

"Alhamdulillah sudah tidak ada lagi kegiatan itu, sudah bubar karena semuanya ditangkap," jelasnya.

Kegiatannya sekarang ala setelah keluar penjara?

Awal ditangkap polisi, ia langsung terfikir ke keluarganya yang bakal dikucilkan oleh tetangga di lingkungan tempat tinggal.

Namun, setelah ia keluar dari penjara justru respon masyarakat cukup baik karena tidak memandang sebelah mata keluarganya.

Ia tingga di kawasan Kedoya Utara, Jakarta Barat dan saat ini dipercaya sebagai ketua Karang Taruna tingkat RW di tempat tinggalnya.

Sifiq juga aktif sebagai guru ekstrakulikuler teater di beberapa sekolah Jakarta Barat.

"Alhamdulillah sih, masyarakat memberikan hal positif buat saya. Tidak ada stigma-stigma yang lalu," terang Sidiq.

"Awal ketangkap pasti pikirannya sudah negatif. Masyarakat sudah pasti mikir negatif karena ketangkep ternyata tidak," ujarnya.

Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menunjukkan lima terduga teroris jaringan Agus Muslim. Salah satunya adalah Supri yang merupakan murid master bom dari Malaysia Dr Azahari
Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menunjukkan lima terduga teroris jaringan Agus Muslim. Salah satunya adalah Supri yang merupakan murid master bom dari Malaysia Dr Azahari (TribunSolo.com / Anang Ma'ruf)

 

Jaringan Agus Muslim

Belum lama ini Densus 88 menangkap 5 terduga teroris ditangkap Densus 88 di kawasan Kabupaten Boyolali dan Sukoharjo dalam kurun waktu 8 hari belakangan ini.

Lima orang terduga teroris tersebut diamankan Densus 88 karena keterlibatan mereka dalam peristiwa Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Polresta Bandung akhir tahun 2022.

Mereka adalah jaringan teroris Agus Muslim yang berafiliasi pada JAT.

Salah satunya adalah Supri, yang sudah menyiapkan bom berdaya ledak mematikan yang tinggi.

Mapolres Solo yang jadi sasaranya.

Dia masih satu jaringan dengan teroris Agus Muslim, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung.

Namun sebelum aksi Supri terwujud, dia sudah ditangkap oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror.

Supri diketahui juga sebagai koordinator kelompok kecil berbahaya dan menjadi amirnya.

Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, memastikan S dan Agus Muslimin (AM) saling berkaitan erat.

Ramadhan menyebut S sudah memiliki rencana untuk melakukan teror bom di Mapolresta Solo.

"S dan AM sebetulnya memilih di dua tempat, waktu itu AM memilih tempat di Bandung sedangkan S memilih di Solo," tuturnya

"Alhamdulillah, ini bisa kita cegah. karena memang ada satu, satu paket yang sudah dia siapkan," lanjutnya.

Guna meledakkan paket bom ini, Supri mencari pengantin, siapa yang siap dia mengaku akan memberikan bantuan dan suport.

Supri ini merupakan anggota yang sudah cukup lama, masuk bergabung kelompok Jamaah Ansor Tauhid (JAT) sejak tahun 2008-2014.

"Kemudian bergeser menjadi pendukung simpatisan ISIS sejak tahun 2014 hingga sekarang," lanjutnya.

Sementara RS, tersangka teroris yang ditangkap di Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo adalah Istri dari Agus Sujatno alias Agus Muslim.

Agus Muslim dikenal sebagai bomber yang meledakan diri di Polsek Astana Anyar Bandung.

PPID Densus 88 AT Polri, Kombes Pol Aswin Siregar menjelaskan, peran RS dalam kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung adalah sebagai istri.

Dia juga menyemangati dan mendorong suaminya untuk melakukan aksi bom bunuh diri tersebut.

"RS mempunyai peran sebagai seorang Istri, mengetahui dan mempunyai semangat yang tinggi, mendorong AM untuk melakukan Bom Bunuh diri," kata Kombes Pol Aswin Siregar.

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi menyebut penangkapan lima terduga teroris adalah keping puzzle yang hilang dalam kasus bom di Polsek Astana Anyar Bandung.

Banyak teka-teki karena pelaku yakni Agus Muslim tewas dalam aksi itu.

"Nah setelah delapan bulan bekerja, Densus 88 akhirnya bisa mengungkap seluruh mata rantai pelaku bom Astana Anyar," ujar Islah melalui akun Twitternya.

"Uniknya sang pembuat bom yang berinisial S alias Supri adalah seorang penjahit yang hanya lulusan SMP.

Dia menggunakan metode pembuatan bom berdasarkan warisan ilmu dari "mahaguru peracik bom" Dr. Azahari Husin, yang tewas dalam kontak tembak dengan Densus 88 di kota Batu pada tahun 2005," paparnya.

(Wartakotalive.com/Ramadhan LQ/Miftahul Munir)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved