PKB vs PBNU

Muhaimin Iskandar Sudah Merasa Kebal: Kritik PBNU dan Yenny Wahid Disebut Barang Usang

Ketua Umum PKB enggan berpolemik dengan pernyataan yang dilontarkan PBNU dan Yenny Wahid. Semua itu sudah menjadi isu usang dan tak perlu dijawab.

Editor: Rusna Djanur Buana
Ahmad Mustakim/Tribunmuria
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, melakukan kunjungan di Kabupaten Blora pada Rabu (9/8/2023), hadir dalam peluncuran Gerbang Emas Nusantara di Hotel Allium Cepu, Kabupaten Blora. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tak mau berpolemik tentang kritik yang ditujukan kepadanya.

Muhaimin memilih fokus membangun masa depan partai. Menurutnya semua pernyataan dari PBNU dan Yenny Wahid tentang PKB sudah masa lalu dan menjadi barang usang.

Muhaimin pun enggan membahas kritik tersebut secara panjang lebar. Dia hanya menjawab singkat ketika ditanya mengenai hal itu.

Barang lawas, enggak usah dibahas,” ujar Muhaimin di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Jumat (11/8/2023) saat ditanya pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

Jawaban yang mirip juga disampaikan Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar terkait kritik Yenny Wahid yang tak lain putri Gus Dur.

“Wis enggak usah dibahas, itu barang lawas kabeh (semua) itu,” ucapnya.

PKB Bukan Partai NU

Sebelumnya Gus Yahya, panggilan akrab Yahya Cholil Staquf, dengan tegas mengatakan PKB bukan partai NU.

Gus Yahya menegaskan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan mewakili atau representasi warga Nahdliyin.

"Tidak ada partai atas nama NU, tidak ada," di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Baca juga: Hubungan PAN dengan PKB Seperti Bumi dan Matahari, Viva Yogi: Harus Bersatu

Gus Yahya menjelaskan bahwa berdasarkan hasil Muktamar, NU telah mengambil jarak dengan politik praktis.

"NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis," ujarnya.

Meski begitu, Gus Yahya mengakui bahwa tokoh-tokoh NU era terdahulu telah turut mendirikan PKB, namun menurutnya hal itu sifatnya hanya memfasilitasi.

"Ini kan cuma memfasilitasi saja karena ada warga NU yang pengen bikin partai difasilitasi sudah, habis itu sudah," ucap Gus Yahya.

Soal ada partai politik (parpol) yang akan memperjuangkan aspirasi warga NU, Gus Yahya menyatakan pihaknya tidak akan melarang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved