Pilpres 2024
Sebut Nama Soekarno, Ketua PBNU Gus Yahya: Yang Memburu Jabatan Dipastikan Bukan Orang NU
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan NU tidak akan berpolitik praktis, termasuk di Pilpres 2024. Dia juga menyebut PKB bukan partainya NU
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan NU tidak akan berpolitik praktis, termasuk di Pilpres 2024.
Dia menyebut NU tidak pernah meminta atau mencari-cara jabatan.
Hal itu sudah ditegaskan kembali dalam muktamar NU. Kiai-kiai pendahulu NU sudah berulang kali memberi contoh.
"Dari dulu NU tidak pernah meminta atau mencari jabatan. Terlebih menyodor-nyodorkan nama untuk sebuah posisi.
Sejak awal kemerdekaan NU, Gus Yahya menegaskan tidak pernah mementingkan golongan apalagi keluarga," kata kiai yang akrab dipanggi Gus Yahya itu saat membuka Rapat Kerja Nasional Lembaga Kesehatan NU di Semarang, Jumat (11/8/2023).
Gus Yahya kemudian mengungkap sebuah kisah menjelang detik-detik kemerdekaan.
Baca juga: Dicap PBNU sebagai Panglima Santri Palsu, Cak Imin Tegaskan PKB Warisan Kiai NU
Meski mendapat kesempatan menyodorkan nama, NU lebih mementingkan bangsa dan negara.
"Dulu itu menjelang kemerdekaan RI. Di tengah instensnya pergulatan persiapan kemerdekaan dengan PPKI dan BPUPKI di mana di situ KH Wahid Hasyim (ayah Gus Dur) putra Hadratusyech KH Hasyim Asyari menjadi salah seorang tokoh utama Panitia Sembilan," tutur Gus Yahya.
“Pada saat itu ada seorang perwira Jepang namanya Naobuharo Ono dia ini seorang muslim dan punya nama alias Abdul Hamid.
Dia ini nanya pada Hadratusyech. Kiai kalau nanti Indonesia sudah merdeka betul siapa menurut Kiai yang pantas memimpin negara yang baru lahir ini?
Kiai Hasyim tanpa ragu-ragu menyebut nama Insinyur Soekarno," imbuhnya.
"Padahal putranya sendiri ini (KH Wahid Yasyim) tokoh utama. Bisa saja beliau nyebut nama Wahid Hasyim. Beliau dengan tanpa ragu menyebut insinyur soekarno”.
Baca juga: PBNU Sebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar Panglima Santri Palsu
Ketegasan Hadratusyech ini, dikatakan Gus Yahya, murni karena melihat yang terbaik untuk memimpin Indonesia pada waktu itu adalah Ir Soekarno.
“Maka NU harus selalu berfikir tentang apa yang terbaik di bangsa dan negara ini bukan untuk NU sendiri. Kita tidak peduli dari mana asalnya yang penting yang terbaik untuk bangsa dan negara,” kata Gus Yahya.
PKB Tak Mewakili NU
Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |
![]() |
---|
Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |
![]() |
---|
Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |
![]() |
---|
AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.