Pemilu 2024

PAN Dinilai Mainkan Strategi Usang, Rekrut Caleg Artis Tidak akan Memberi Dampak Besar

Strategi Partai Alamat Nasional (PAN) dengan merekrut caleg dari kalangan artis sudah usang. Strategi itu terbukti tidak ampuh di Pemilu sebelumnya.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Rusna Djanur Buana
wartakotalive.com, Arie Pujie Waluyo
Musisi Jeje Govinda memutuskan untuk terjun ke politik. Jeje Govinda maju mendaftarkan diri menjadi Bacaleg DPR RI dari PAN, dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat 2. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ahmad Fauzi menilai, langkah Partai Amanat Nasional (PAN) menggaet artis Tanah Air merupakan strategi lawas.

Upaya tersebut biasa dilakukan oleh partai politik (parpol) untuk mendompleng suara jelang Pemilu.

“PAN itu kan (diplesetkan) Partai Artis Nasional, sudah strategi lama sebetulnya (gaet artis) tapi seiring dengan waktu model-model seperti itu juga nggak terlalu banyak keampuhannya,” kata pria yang akrab disapa Ray Rangkuti ini pada Senin (7/8/2023).

Ray mengatakan, ada tiga alasan cara tersebut dianggap tidak berpengaruh besar bagi elektoral partai. Pertama, popularitas artis bisa dengan mudah meredup karena masyarakat sekarang lebih suka dengan suatu yang viral.

Baca juga: Dawuh Gus Yahya Disebut Ikut Menjadikan PAN Partainya Warga NU

Kedua, artis yang terkenal lewat media elektronik dapat mudah dilupakan karena bergesernya penggunaan media sosial. Saat ini, kata dia, masyarakat lebih cenderung menyaksikan media sosial dibanding media elektronik.

“Media sosial jauh lebih punya banyak pengaruh dibandingkan media elektronik,” imbuhnya.

Ray melanjutkan, untuk yang ketiga adalah masyarakat Indonesia semakin cerdas untuk menentukan pilihannya.

Masyarakat dapat memahami makna dan isu politik dengan baik karena bisa mencarinya begitu mudah lewat media online ataupun elektronik.

“Jadi, kalau yang sekarang ini baru saja muncul, yah mau artis kek atau apa kek, yah respon publik kita juga nggak terlalu positif. Apalagi berkaitan dengan generasi Z dan milenial,” ucapnya.

Baca juga: Hubungan PAN dengan PKB Seperti Bumi dan Matahari, Viva Yogi: Harus Bersatu

Meski demikian, Ray tak mempersoalkan sikap dan prinsip PAN untuk manggaet artis. Ray berkata, metode tersebut sudah cukup luntur untuk mendompleng suara partai.

“Fenomena artis itu sebagai sesuatu ikonik sebetulnya sudah agak sumir, karena siapa artis ini?

Di luar dunia elektronik, sudah bermunculan pesohor-pesohor baru, seperti selebgram, influencer tapi itukan juga nggak lama, tergantung pada keviralan mereka,” jelasnya.

“Tetapi strategi ini tetap dipakai oleh PAN, yah karena mungkin sebelum-sebelumnya lumayan lah, tapi menurut saya sekarang dan masa mendatang tidak terlalu banyak pengaruhnya pada elektoral,” lanjutnya.

Atas fenomena ini, Ray menilai sistem pengkaderan partai dinyatakan gagal. Harusnya partai dapat mencetak kader-kader terbaik dan profesional lewat kaderisasi dengan berbagai jenjang pengetahuan.

Baca juga: Perluas Skala Elektoral, PAN Jadi Pilihan Generasi Z dan Millenial

“Bisa dibilang begitu (gagal) tapi ini kan yang disalahin oleh mereka nanti adalah sistem lho. Jadi, partai-partai kita ini kan mau serba instan, mau terima beres, nah nggak mau benar-benar melakukan kaderisasi,” ucapnya.

“Ketika dilakukan begini ini maka mereka menyalahkan sistem lagi, karena sistem ini kan populer food jadi mau tidak mau kita harus mendorong orang populer,” pungkasnya. 

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved