Pilpres 2024

PDIP tak Terima Surya Paloh Kritik Revolusi Mental Jokowi, Hasto: Terhambat Karena Ada Jaksa Agung

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyerang balik pernyataan Surya Paloh yang menyindir revolsi mental Presiden Jokowi gagal.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Alfian Firmansyah
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memukul balik Surya Paloh yang mengatakan revolusi mental Presiden Jokowi gagal. Menurutnya, kegagalan itu akibat keberadaan Jaksa Agung yang merupakan kader NasDem, yang melindungi koruptpr. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hubungan politik PDIP dan NasDem sudah pecah. Yang terjadi kini, keduanya saling bongkar aib.

Terbaru, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh blak-blakan menyatakan revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal.

Pernyataan itu diungkap saat Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (16/7/2023).

Tanpa rasa takut, Surya Paloh mengatakan sangat kecewa pada kepemimpinan Presiden Jokowi, yang tak sesuai harapan.

Melihat sang presiden dijelek-jelekan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun tak terima.

Saling bongkar aib akhirnya terjadi. Hasto merasa serangan balik perlu disampaikan, karena Surya Paloh sudah menyerang Jokowi terlebih dulu.

Baca juga: PDIP Ledek Surya Paloh, Hasto Kristiyanto: Dia Kritik Jokowi saat Peserta Apel sudah Pergi

Mulanya, Hasto menyindir Surya Paloh yang perlahan ditinggal kader Nasdem saat memberikan pidato politik di Apel Siaga Perubahan, Minggu (16/7/2023).

"Menyampaikannya (sindiran terhadap revolusi mental Jokowi) kan ketika pesertanya (peserta Apel Siaga Perubahan) pada pergi. Jadi, pesertanya sudah pergi kalau kita lihat di monitornya," kata Hasto ditemui di sela-sela pelatihan juru kampanye (jurkam) pemenangan Ganjar Pranowo, Senin (17/7/2023) malam.

Kemudian, Hasto menyindir lagi Surya Paloh. Menurut dia, justru karena Partai Nasdem, revolusi mental Jokowi terhambat.

Ia menyinggung Jaksa Agung periode pertama Jokowi, yaitu HM Prasetyo yang merupakan kader Nasdem menyalahkangunakan instrumen hukum.

Baca juga: Polda Metro Jaya Sebut Pelat Mobil yang Ditumpangi Surya Paloh Saat Apel Siaga Perubahan Sesuai TNKB

"Tetapi dari evaluasi yang dilakukan, salah satu aspek revolusi mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahkan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya, sehingga itu seharusnya sebelum menyampaikan kepada publik," ujar Hasto.

Atas serangan Surya Paloh, Hasto mengaku partainya tak bisa berdiam diri.

Meskipun, awalnya Hasto mengaku enggan menanggapi, tetapi harus dijawab karena Surya Paloh sudah menyerang Jokowi terlebih dulu.

"Tapi PDIP kan tidak mencampuri urusan partai lain hanya ketika ini sudah menyentuh presiden Jokowi ya kami memberikan tanggapan," tutur dia.

Baca juga: PDIP Bakal Ajukan Permohonan Pansus JIS Pekan Ini, Anggaran Rp 4,5 Triliun Bakal Dikulik

Ia lalu meminta Surya Paloh dan Nasdem berkaca pada diri sendiri sebelum menyampaikan sentilan kepada Kepala Negara.

"Ya sebaiknya daripada memercik air didulang ke muka sendiri, ya lebih baik kalau menyampaikan ke kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif," tutup Hasto.

Diberitakan sebelumnya, Surya Paloh menyebutkan, gagasan revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi belum optimal.

Ia mengatakan, pada 2014, Nasdem mendukung Jokowi untuk menjadi presiden karena yakin bisa membawa perubahan.

Ketua Umum (Ketum) Nasdem Surya Paloh berpidato di acara Apel Akbar Siaga Perubahan di SUGBK, Minggu (16/7/2023).
Ketua Umum (Ketum) Nasdem Surya Paloh berpidato di acara Apel Akbar Siaga Perubahan di SUGBK, Minggu (16/7/2023). (WartaKota/Alfian Firmansyah)

"Kita memberikan dukungan secara totalitas, kenapa? Karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi, gagasan, dan pemikiran (Jokowi) yang sama dengan apa yang kita miliki," ujar Surya Paloh dalam pidatonya pada pergelaran Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.

"Logika kita menyatakan, kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat, seperti apa yang kita harapkan," katanya lagi.

Namun, ia menganggap gagasan dan ide Jokowi itu belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.

"Tapi, sayang seribu sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani kita nyatakan tenggelam," ujar Surya Paloh.

Bertemu di Istana

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin petang (17/7/2023).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Surya Paloh hadir di Istana Negara sekitar pukul 17.30 WIB.

Paloh masuk ke Istana melalui pintu Bali yang berada di sebelah Masjid Baiturrahim komplek Istana Kepresidenan.

Pintu tersebut merupakan akses masuk bagi tamu VVIP Presiden Jokowi.

Kedatangan Paloh disebut atas undang Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dikabarkan ditemani Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Pertemuan berlangsung kurang lebih selama satu jam.

Pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh tersebut dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal NasDem Hermawi Taslim.

"Benar, di Istana," katanya kepada wartawan.

Sebelumnya pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh tersebut dilakukan setelah pada pagi harinya ada pelantikan Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) baru menggantikan Johnny Plate yang terseret kasus korupsi proyek BTS.

Jokowi memilih Budi Arie Setiadi yang berlatarbelakang relawan sebagai Menkominfo menggantikan Johnny Plate yang merupakan kader NasDem.

Jokowi tidak memilih pengganti Johnny dari Partai Politik lagi atau dari partai NasDem, mengingat Plate merupakan representasi Partai NasDem di Kabinet Indonesia Maju.

Jokowi menjelaskan alasan dirinya menunjuk orang non-partai politik sebagai Menkominfo. Jokowi beralasan ingin adanya percepatan.

"Semuanya dalam tujuan akhir agar segera bekerja cepat," ujar Jokowi usai pelantikan Menkominfo di Istana Negara Jakarta, Senin (17/7/2023).

Jokowi memberikan jawaban yang sama saat ditanya alasan tidak memilih lagi tokoh dari Partai NasDem untuk menggantikan Johnny Plate.

Jokowi juga tidak menjawab saat ditanya apakah bermomunikasi dengan Surya Paloh dalam menentukan Menkominfo karena mengurangi jatah partai NasDem di Kabinet.

"Agar segera bekerja cepat. Agar ini selesai dengan kecepatan," kata Jokowi.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved