Viral Media Sosial

Ridwan Kamil Ultimatum Panji Gumilang Kooperatif, Menolak Bakal Segera Diproses Hukum

Terjunkan Tim Investigasi, Ridwan Kamil Ultimatum Panji Gumilang Bersikap Kooperatif, Menolak Bakal Diproses Hukum

Editor: Dwi Rizki
wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti 
Ridwan Kamil 

"Perekrutannya mereka menggunakan sugesti-sugesti agama, dan biasanya menggunakan pertemanan dan mereka seperti multilevel marketing, pemahaman yang dia yakini itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi harus disampaikan kepada orang lain," ungkap Ken dikutip dari Youtube Tribun Jatim.

"Satu merekrut lima, lima merekrut sepuluh, sepuluh merekrut 20 puluh, dan ini tidak akan pernah berhenti sebelum mendapatkan pemikiran baru," jelasnya.

Baca juga: Mantan Pengikut Panji Gumilang Ungkap Ponpes Al Zaytun Dirancang Mirip Vatikan: Negara Dalam Negara

Baca juga: Viral Pengikut Panji Gumilang Nyanyikan Lagu Yahudi Ketika Ponpes Al Zaytun Didemo Warga

Menurutnya, sugesti yang diberikan berdampak besar terhadap jemaah Al Zaytun.

Bahkan diungkapkannya, dampaknya lebih parah jika dibandingkan dengan narkoba.

"Jadi sakaunya lebih sakau ini daripada narkoba, kalau narkoba nanti direhabilitasi, dikurangi dosisnya (narkoba) dia sembuh, tapi kalau ini merasa paling benar," ungkap Ken.

"Merasa yang lain neraka semua, surganya dia. Yang lain kafir semua, yang beriman hanya dia. Ini kan bahaya sekali," tegasnya.

Terkait perekrutan, Ken menjelaskan tahapannya dimulai dengan berdialog dengan calon korban.

Lewat sejumlah sugesti, Panji Gumilang bisa merampok korban tanpa ada pemaksaan.

Sang korban katanya akan dengan sukarela menyerahkan harta bendanya.    

"Perekrutan itu tergantung calon korban, dulu itu kita maksimal dua jam saja, kita sudah pastikan orang yang bawa laptop, bawa dompet, bawa elektronik harus pindah tangan tanpa hipnotis, tanpa gendam, murni sebuah dialog, sebuah pengkondisian yang disugesti dengan sugesti agama," ungkap Ken.

"Ada istilah untuk menguasai orang yang bodoh, bungkus yang batil dengan agama. Merampok nggak apa-apa, tapi ini ayatnya, ini dalam kondisi perang, harta musuh bisa dipakai untuk perjuangan. Rampasan perang boleh dipakai untuk perjuangan," paparnya.

"Jadi harta orang lain, termasuk harta orangtua ketika masih belum berbaiat kan kafir juga, boleh dicuri, boleh dimodus-modus, seperti kehilangan barang dan sebagainya. Sebelum kita selamatkan orangtua, katanya, selamatkan dulu hartanya. Ini kan bahaya sekali yang akhgirnya melegalitasi kriminal atas nama agama," tegas Ken.

Atas modus licik yang dilakukan Panji Gumilang, berdasarkan laporan NII Crisis Center, tercatat ada ada puluhan ribu korban yang tersebar di Nusantara.

"Terakhir kita yang paling banyak yang kita tangani yang sudah kembali ke NKRI di Sumatera Barat ada 1.157 anggota eks NII yang kembali ke NKRI," ungkap Ken.

"Kita upayakan bagaimana mereka bisa kembali ke masyarakat dan ini menjadi warning agar berhati-hati, karena tidak cukup modal semangat saja kita dalam belajar agama, tetapi dengan ilmu yang benar," jelasnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved