Berita Jakarta

Pernah Bertarung dengan Bang Ucu di Jalanan, Hercules hingga Ketua Pemuda Pancasila Kini Jadi Kawan

Pernah Berhadapan Langsung, Hercules dan Ketua Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno Jadi Saksi Kehebatan Bang Ucu. Dari Lawan kini Jadi Kawan

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Ist
M. Yusuf Muhi alias Bang Ucu 

"Contoh waktu itu aparat tahun 80-an, aparat (mau) menusuk tiba-tiba dibalikin ke sendiri (senjatanya). Jadi menang di pengadilan bapak, kan bapak enggak bawa apa-apa," ungkap Chatu.

"Kan beliau (aparat) yang mau membunuhnya, bapak membela diri lah. Ketuk palu langsung hakim vonis bapak enggak bersalah," imbuhnya.

Chatu berujar, sering menangnya Bang Ucu kala bertarung dengan siapapun membuat namanya kini tersohor.

Bukan hanya di wilayah Tanah Abang, tetapi juga sebagai legenda betawi. 

"Enggak pernah satu lawan satu. Kalau berantem, satu lawan-sekampung," ungkap Chatu.

"Kadang-kadang pulang bawa senjata tajam ke rumah, sekarung dua karung bekas dikumpulin dari hasil itu (perang), karena mereka kabur," lanjutnya.

Bahkan ayahnya itu pernah dijuluki sebagai 'Orang gila' sebab caranya membantai habis musuh itu benar-benar tiada tanding. 

Bagaimana tidak, ia merupakan sosok yang berhasil mengusir kerusuhan 1998 di kawasan Bundaran HI. 

"Beliau kan selalu berprinsip TNI Polri dan rakyat selalu bersatu, selalu membantu. Apapun TNI Polri yang dibutuhkan beliau langsung bantu, contohnya kerusuhan 98 beliau yang ngusir pendemo-pendemo di HI yang jutaan orang," jelas Chatu.

Nestapa 'Panglima Perang Betawi' yang Mampu Taklukkan Hercules, Kini Terkulai Lemah Sakit

Legenda betawi yang santer dengan sebutan 'Panglima Perang' di Tanah Abang, M. Yusuf Muhi atau yang karib disapa Bang Ucu (76) rupanya kini sudah tak segagah dulu.

Diceritakan oleh anak sulung Bang Ucu, Chato Badra Mandrawata alias Bang Chatu (48), ayahnya itu sudah tiga tahun jatuh sakit lantaran paru-parunya mengalami gangguan. 

Sehingga kini, sang jawara silat tiada tanding itu terkulai lemah di tempat tidurnya sebab membutuhkan perawatan intensif.

Kendati begitu, Chatu mengungkap jika selama ayahnya sakit, tidak ada budayawan, pemerintah, ataupun masyarakat yang datang untuk menjenguknya.

Padahal saat masa kejayaannya dahulu, lanjut Chatu, masyarakat dari berbagai golongan hingga pemerintah ramai datang untuk meminta bantuan dari ayahandanya itu.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved