Pernikahan Dini
Cerita Mawar 2 Kali Hamil Saat SMP, Berujung Cerai dan Tak Mau Anaknya Alami Nasib Serupa
Mawar menceritakan pengalaman kelamnya yang hamil dua kali diluar nikah saat masih SMP. Ia tidak mau anaknya mengalami nasib sama dengannya.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Penyesalan pasti selalu datang belakangan. Itulah yang dialami oleh perempuan sebut saja namanya Mawar (32) saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di tahun 2005 silam.
Akibat pergaulan bebas dan pacaran terlalu belebihan ia hamil di luar nikah oleh lelaki berinisial A.
Mawar terpaksa harus berhenti sekolah di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara saat usia kandungannya empat bulan.
Mawar mengaku sempat terpikir untuk menggugurkan kandungannya.
Tapi ia tak tega dan pernah merasakan sakit luar biasa ketika menghilangkan janin di tahun sebelumnya.
Tak pernah ada rasa kapok, Mawar dan A masih menjalani hubungan layaknya suami istri.
Baca juga: 70 Pernikahan Dini Libatkan Anak Terjadi di Jaksel, Kemenag Beberkan Dampak Negatifnya
Padahal saat itu usianya masih belasan tahun tapi ia sudah dua kali hamil di luar nikah.
Pada kehamilan keduanya, ia memutuskan untuk merawat anak yang ada di dalam perutnya dan tak mau menggugurkan meski A telah menyuruhnya.
Mawar membuat keluarganya geram karena telah mencoreng nama baik kedua orangtuanya di mata tetangga dan keluarga besar.
Baca juga: Jumat Curhat, Kapolres Ngawi Soroti Kenakalan Remaja Hingga Pernikahan Dini
Namun, nasi sudah menjadi bubur keluarga Mawar hanya bisa menerima kenyataaan dan memutuskan sekolah anak sulungnya.
Akhirnya A mau tak mau harus bertanggungjawab atas kehamilan Mawar dan keduanya melangsungkan pernikahan secara sederhana.
A pada saat itu masih SMA, Mawar tidak mendapatkan nafkah secara lahir, meski nafkah batinnya terpenuhi.
SMP saja tak lulus, Mawar ingin sekali bekerja demi membeli kebutuhan si jabang bayi.
Beruntung kedua orangtuanya begitu sayang dengannya, sehingga mau memberikan nafkah dan menyiapkan segala keperluan untuk persalinan.
"Kalau dibilang nyesal ya nyesal tapi kan itu kejadian sudah lama, baru berasa sekarang," ucapnya.
Baca juga: Memperingati Hari Kartini, Ganjar Pranowo Sebut Peran Perempuan Penting untuk Cegah Pernikahan Dini
Ketika anaknya lahir, sang suami baru lulus sekolah dan bukannya mencari pekerjaan justru malah hidup dalam keblangsakan.
Suaminya setiap malam hanya mabuk-mabukan, siang hari digunakan untuk tidur.
Geram melihat tingkah suaminya dan Mawar lelah memgurus anaknya sendiri, hingga sering cekcok dengan A.
Mawar ingin sekali memukul suaminya menggunakan benda tumpul agar bisa berfikir kalau anaknya butuh susu dan harusnya sebagai kepala keluarga sigap mencari uang.
"Tadinya saya tinggal di Pasar Ikan, terus digusur, orangtua saya tinggal ke kampung dan saya ke rumah susun Marunda dapat tempat tinggal pengganti penggusuran," terangnya.
Hidup berdua dengan suaminya, adu mulut sering terjadi bahkan suaminya sesekali main tangan seperti menggampar.
Pernikahan dini tidak selalu indah, Mawar terus mendapatkan peelakuan yang tak enak.
Baca juga: Kuatkan Program Keluarga Berencana Sebagai Upaya Menekan Angka Pernikahan Dini di Masa Pandemi
Ia pernah mendapat ancaman akan dibunuh ketika sedang bertengkar.
Beberapa tahun kemudian, hidup suaminya tak ada perubahan memberikan uang hanya sekedarnya saja.
Terkadang, suaminya juga tak pulang ke rumah dengan alasan menginap di rumah orangtuanya di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara.
"Jadi karena suami saya hidup Madesu (masa depan suram), anak saya dititipkan ke orangtua di kampung," tegasnya.
Merasa curiga suaminya seperti bang Toyib, Mawar kemudian mencari tahu dengan mendatangi tempat tongkrongan suaminya dan tempat kerjannya sebagai juru parkir.
Ternyata, suaminya bukan pulang ke rumah orangtuanya melainkan ke rumah perempuan lain.
Sakit hati begitu mendalam karena Mawar selama ini sudah menerima suaminya secara ikhlas tapi diselingkuhi.
Mawar menggugat cerai suaminya, tapi A menolak dan masih ingin membiduk rumah tangga dengannya.
Baca juga: Memperingati Hari Kartini, Ganjar Pranowo Sebut Peran Perempuan Penting untuk Cegah Pernikahan Dini
"Sekali selingkuh enggak bakalan bisa ada obatnya, dia berulang kali begitu akhirnya saya cerai, karena dai pernah bawa selingkuhannya di rumah hingga mesum," terangnya.
Tak ada maaf, A diusir oleh Mawar dari rumah susun yang telah di tempati selama beberapa tahun.
Namun, keduanya justru mempertahankan rumah susun itu karena merasa yang memiliki.
Mawar akhirnya mengalah dan memilih untuk mengontrak rumah di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
Ia menangis dan menyesal karena telah menikah dengan lelaki Madesu dan ia harus mencari pekerjaan untuk bertahan hidup.
"Akhirnya saya nembak bikin Ijazah SMA buat kerja jadi OB di salah satu mall Jakarta," terangnya.
Tak Mau Anaknya Bernasib Sama
Belajar dari pengalaman hidupnya, Mawar tak mau anak perempuannya bernasib sama dan ia mendidik anaknya ke Pesantren di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Mawar bekerja dan setiap bulan untuk mengirimkan dan membayar pendidikan anaknya di pondok pesantren.
"Setelah rumah itu dikuasai saya kerja dan berjalannya waktu anak saya sudah SMA sekarang, dari SMP sudah saya pesantrenin," ucapnya.
Baca juga: Kuatkan Program Keluarga Berencana Sebagai Upaya Menekan Angka Pernikahan Dini di Masa Pandemi
Kini Mawar sudah kembali menikah dengan lelaki yang menerimanya sebagai janda beranak satu.
Ia tak mau neko-neko, hanya ingin hidupnya berjalan damai dan bisa menjalani hidup sampai akhir hayat dalam keadaan bahagia bersama keluarga barunya.
Wanita 32 tahun itu merasa bersyukur karena dengan pengalaman hidupnya ia bisa lebih menjaga anaknya dari pergaulan yang salah.
"Alhamdulillah saya sudah berhijab, dan selalu ingin dekat dengan Allah, pergaulan saya yang dahulu salah saya selalu mohon ampunan, semua itu karena lelaki yang saya pilih salah selalu menjerumuskan mabuk-mabukan dan lain-lain," katanya.(m26)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Seks Bebas Hingga Hamil Melanda Kabupaten Bekasi, Pernikahan Dini Marak |
![]() |
---|
Viral Pernikahan Dini, Ini Faktor yang Jadi Penyebab Remaja di Lombok Menikah |
![]() |
---|
Advokasi 11 Remaja Pranikah, Relawan Kesehatan: 6 Orang Aborsi Ilegal, 2 Depresi |
![]() |
---|
70 Pernikahan Dini Libatkan Anak Terjadi di Jaksel, Kemenag Beberkan Dampak Negatifnya |
![]() |
---|
Pemkot Bogor Sebut Pernikahan Dini Marak Akibat Kekurangan SMA Negeri, tak Sekolah Jadi Ingin Nikah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.