Pilpres 2024

Golkar dan PKB Buka Peluang Usung Sosok Prabowo-Airlangga atau Prabowo-Cak Imin di Pilpres 2024 

Nusron Wahid menjelaskan, akan segera membicarakan format kerja sama dua poros koalisi in, bersama Ketua DPP PKB

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Alfian
Pertemuan petinggi Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2023) 

Meskipun Pak Jokowi terlihat bermain dua kaki ya?

Entahlah ya, saya sih tidak mengatakan beliau bermain dua kaki. Tapi memang ada posisi yang agak dilematis sekarang Pak Presiden ini.

Satu hal begini kita dulu tidak bisa membayangkan bahwa Pak Prabowo akan masuk ke kabinet Pak Jokowi karena kan begitu keras pertarungannya apalagi melibatkan agama begitu dalam terhadap Pak Prabowo pada waktu itu.

Selain ijtima ulama lalu ada puisinya Neno Warisman segala macam. Kan itu luar biasa keterlibatan agama pada waktu itu sehingga membuat kita terbelah.

Sampai di masjid jenazah tidak boleh disolatkan begitu ya?

Iya betul, jadi Pak Jokowi ini kan mengajak Pak Prabowo masuk ke dalam kabinet. Dan Pak Prabowo juga menerima, saya pada waktu itu sempat melihat ini tidak terbayangkan terjadi.

Pak Jokowi waktu itu meminta saya menjadi lawyer profesional menghadapi gugatan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Mahkamah Konstitusi.

Saya profesional saat itu, tidak pernah berbicara pada hakimnya, enggak sama sekali dan dengan Pak Bambang Widjojanto, kita betul-betul berhadapan sebagai advokat yang betul-betul kita adu ilmu, adu kemampuan. Dan itu dimenangkan oleh Pak Jokowi.

Makanya saya agak salah paham juga pada waktu itu, kok bisa ya kita disuruh bertarung habis-habisan di pengadilan, tapi bisa juga kita membayangkan sebaliknya.

Andaikan Pak Prabowo tidak masuk ke dalam kabinet maka keterbelahan masih berlangsung sampai
hari ini. Jadi sebenarnya setelah saya berdiskusi panjang dengan Pak Prabowo di Padang termasuk sebelumnya bertemu beliau.

Diskusi saya dengan Pak Prabowo tidak hanya berpikir rasional tetapi juga bicara dari hati ke hati.

Saya dapat menangkap andai kata beliau tidak masuk ke kabinet, mula-mula saya senyum-senyum juga Pak Prabowo bilang masuk demi Indonesia. Kata saya apa iya.

Tetapi setelah agak panjang kita berbicara, ada kalanya seorang politisi itu dia mengambil keputusan bukan keuntungan dirinya kadang-kadang sebuah pengorbanan.

Saya pun mengalami dilema seperti itu, misalnya saya sampai hari ini masih jadi Ketua Umum PBB.

Sebenarnya itu kan sebuah pilihan yang sulit buat saya, Anda tahu PBB ini ikut pemilu hasilnya tidak optimal walaupun sebenarnya saya bisa maju saja sebagai intelektual, atau akademisi tanpa terikat partai apapun.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved