Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta, Perjalanan Mudik Warga Jakarta dari Awal Kemerdekaan Hingga Pandemi Covid-19
Mudik menjadi tradisi warga Jakarta setiap perayaan lebaran Idul Fitri tiba. Mudik pun sudah melekat dengan sejarah Jakarta.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Dengan tol baru ini, jarak Jakarta hingga Brebes bisa ditempuh hanya dengan 4 jam perjalanan.
Hal ini menjadi magnet bagi para pemudik untuk merasakan jalan baru itu.
Adapun titik pemudik terpadat di Jakarta biasanya tersebar mulai dari Tol Jagorawi, Tol Japek, Pelabuhan Tanjung Priok, Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kali Deres, hingga Bandara Soekarno-Hatta.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Terminal Pulo Gebang Terbesar di Asia Tenggara yang Dipantau 64 CCTV
Sekian puluhan tahun mudik menjadi tradisi warga Jakarta hingga akhirnya pandemi Covid-19 melanda pada lebaran Idul Fitri tahun 2020.
Untuk pertama kalinya, kegiatan mudik Jakarta dan seluruh Indonesia dilarang pemerintah.
Bahkan pemerintah hingga membuat sejumlah penyekatan untuk melarang warga Jakarta mudik.
Keluar Jakarta di waktu H-7 lebaran pun harus menggunakan sejumlah surat keperluan dinas agar dipastikan tidak ada warga yang mudik.
Surat keperluan dinas itu misalnya berlaku untuk perjalanan kereta api dan pesawat.
Bahkan wajib tes PCR juga diberlakukan pemerintah untuk warga yang hendak keluar Jakarta di momen mudik lebaran.
Meski sudah ada pelarangan dan penyekatan, nyatanya masih ada saja warga yang nekat mudik saat lebaran Idul Fitri tahun 2020.
Bahkan Kementerian Perhubungan, melalui Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan, melakukan survey untuk mengetahui seberapa besar pilihan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik lebaran jika Pemerintah tidak membolehkannya.
Dalam keterangan tertulis Kementerian Perhubungan akhir Maret 2021 lalu mengungkapkan, ternyata jumlahnya masih cukup signifikan, yaitu 11 persen masyarakat memilih untuk tetap mudik dan berlibur jelang atau pada hari H Lebaran meski Pemerintah tidak membolehkannya.
Jika ditotal, jumlah 11 persen tersebut mencapai 27,6 juta jiwa dari populasi masyarakat Indonesia.
Untuk daerah yang dituju, hasil survei yang dilakukan Balitbanghub tersebut menunjukkan Jawa Tengah menjadi tujuan mudik sebanyak 37 persen pemudik, Jawa Barat 23 persen dan Jawa Timur 14 persen.
Sementara itu, jumlah masyarakat yang memutuskan untuk tidak mudik lebih besar yakni 89 persen.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Heru-Budi-lepas-rogram-Mudik-Gratis.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.