Berita Jakarta
Warga Keluhkan Kawasan Stasiun Tanah Abang Makin Semrawut, Apalagi saat Jam Pulang Kerja
Warga mengeluhkan kehadiran para pedadang kaki lima (PKL) yang menjamuri trotoar di depan Stasiun Tanah Abang
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG — Sejumlah warga mengeluhkan semrawutnya kawasan di sekitar Stasiun Tanah Abang saat jam pulang kerja.
Pasalnya, tempat naik turunnya penumpang itu tak hanya dipenuhi oleh pengguna yang hilir mudik ke dalam stasiun, tetapi juga sejumlah pedagang ikut menjamuri trotoar di sekitar Halte Jak Lingko Tanah Abang 2.
Tak hanya itu, sejumlah pengamen jalanan juga hilir mudik di sekitar area tersebut.
Akibatnya, arus lalu lintas di sekitar kawasan tersebut kerap alami kepadatan yang cukup parah.
Bahkan, tak henti-hentinya pengendara motor atau mobil saling melempar klakson dan mengumpati pengendara lain yang dianggap menghalangi jalan.
Baca juga: IKN Pindah ke Kaltim, Heru Budi Hartono Fokus Benahi Aset Pemprov DKI Jakarta

Salah satu penumpang Commuter Line (KRL) jurusan Tanah Abang - Rangkasbitung, Zizi (24) menyebut jika pemandangan seperti itulah yang membuat kawasan sekitar Stasiun Tanah Abang semrawut.
Selain itu, ia juga mengeluhkan kehadiran para pedadang kaki lima (PKL) yang menjamuri trotoar di depan Stasiun Tanah Abang, sehingga membuat arus lalu lintas padat.
"Iya sangat mengganggu menurutku, karena kayak kan kami pulang kerja mau naik transportasi umum, mau itu naik ojek online atau naik kendaraan pribadi ke sininya jadi padat karena mereka (pedagang) udah penuh di sini (trotoar)," ujar Zizi saat ditemui di depan Stasiun Tanah Abang, Selasa (28/3/2023).
"Orang pada seenaknya berhenti, mungkin karena melipir sejenak mau beli makanan atau nurunin penumpang. Tapi karena ada penjual jadi padat banget," sebut dia.
Selain itu, wanita yang sehari-hari bekerja di Palmerah, Jakarta Barat itu juga mengeluhkan kepadatan yang semakin menjadi saat bulan Ramadan.
Baca juga: Arifin Larang PKL Dagang di Sudirman-Thamrin saat HBKB, Kesal Buang Sampah Sembarangan
"Terlebih pas bulan Ramadan ya, kami kan pengen cepat-cepat pulang, tapi karena padat mau menuju stasiunnya, itu jadi kayak waktu terbuang sia-sia," kata Zizi.
Sementara itu, salah satu PKL yang berjualan di trotoar, Ade (48) mengaku bahwa para pedagang tak membayar sewa jika hendak membangun lapak di sekitar lokasi tersebut.
Ia juga mengakui jika sering kena usir Satpol PP lantaran tempatnya berjualan tidaklah legal.
Namun, kata Ade, ia terpaksa kembali berjualan lantaran harus menghidupi keluarganya.
"Ya diusir-usirin udah biasa, kan itu tanggung jawab mereka. Tapi kan kami di sini juga nyari nafkah, saling menghargai aja," ujar Ade saat ditemui, Selasa.
Trotoar Menuju Pasar Tanah Abang Dijamuri Pedagang
Selain ramai dikunjungi karena terkenal sebagai pusat grosir, Tanah Abang juga ramai didatangi warga yang hendak berbelanja serba-serbi Timur Tengah, seperti kurma, air zam-zam, kacang arab, dan lain sebagainya.
Jelang Ramadan ini, sejumlah pedagang kurma menjamuri trotoar jalan dekat Pasar Tanah Abang.
Mereka mendirikan lapak dengan beralaskan kayu blok dan meja yang disekat-sekat untuk menaruh berbagai jenis kurma.
Sementara atapnya, biasanya mereka menggunakan tenda, terpal, ataupun payung besar berwarna oranye dan biru.
Baca juga: Jelang Ramadan, Ribuan Masyarakat Ziarah, Kawasan TPU Karet Bivak Macet Parah
Salah satu pedagang kurma, Akew (28) mengaku sudah empat hari membangun tenda di trotoar seberang Tamrin City arah Pasar Tanah Abang.
Puluhan jenis kurma dijajakannya, mulai dari harga Rp 70.000 hingga Rp 200.000 per-kilogramnya.
"Baru empat hari buka tenda, itu karena disuruh bos saya, jadi saya buka di sini," ujar Akew saat ditemui di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (28/3/2023).
Akew mengaku, tiap hari sebenarnya ia berdagang. Namun, jelang Ramadhan ini, lapak milik bosnya itu diperbanyak, sehingga ia membuka di titik yang lain.
"Emang setiap hari dagang, sudah satu tahun saya. Biasanya dagang di sana (Pasar Tanah Abang)," kata Akew.
Menurutnya, tak ada yang berbeda dengan kurma yang dijual di Tanah Abang. Hanya saja, sejak dahulu banyak orang yang mencari kurma di wilayah tersebut.
Baca juga: Telan 64 Kapsul Sabu Seberat 1 Kg Pesanan Seorang di Tanah Abang, WNA asal Nigeria Ditangkap
Sehingga variasinya bisa lebih banyak dan harganya lebih murah.
"Ada kurma Nabi, ada kurma Sukari, kurma Madinah, kurma Mesir, lain-lain banyak. Kalau dihitung bisa puluhan (jenis)," ungkap Akew.
Pria bertubuh tinggi itu mengatakan, ada peningkatan pembeli yang drastis hingga 50 persen menjelang Ramadhan ini.
"Alhamdulillah kalau mau Ramadan ini enggak kayak hari biasa, lebih ramai," ucap dia.
Akew mengatakan, meski harga yang dibanderol per-kilo, namun pembeli bisa membeli setengahnya atau seperempatnya, sehingga harganya lebih murah.
Baca juga: Jelang Ramadan 2023, Pedagang Bunga Musiman di TPU Grogol Kemanggisan Raup Keuntungan Jutaan Rupiah
Adapun kurma yang sedang banyak digandrungi, kata Akew, berjenis Sukari. Karena selain manis, ukurannya juga besar dan daging kurmanya empuk.
"Nah kurma Sukari yang lagi banyak orang pengen, harganya murah kualitasnya bagus," papar Akew.
Dia menuturkan, lapak dagangannya itu buka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB atau menjelang magrib. (m40)
7 Halte TransJakarta dan Pos Polisi Hangus Dibakar Massa setelah Demo Berakhir Rusuh di Jakarta |
![]() |
---|
Imbau Semua Pihak Tidak Anarkis saat Demo, Ayah Affan Kurniawan: Cukup Anak Saya yang Jadi Korban |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Didesak Copot Kapolri Jika Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Tidak Diusut Tuntas |
![]() |
---|
Demo Semakin Rusuh, Halte TransJakarta di Depan Polda Metro Jaya Hangus Dibakar Massa |
![]() |
---|
Pramono Diminta Revisi Pergub KJMU untuk Jangkau Mahasiswa dari Kampus Akreditasi B dan C |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.