Pilpres 2024

Partai NasDem Bela Anies Baswedan, Minta PDIP Tak Bandingkan Pembangunan di Surabaya dengan Jakarta

Alasan Wasekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim minta PDIP tidak membandingkan pembangunan antara DKI Jakarta dengan Surabaya.

Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Muhammad Azzam
Alasan Wasekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim minta PDIP tidak membandingkan pembangunan antara DKI Jakarta dengan Surabaya. Foto: Calon Presiden (Capres) Partai NasDem Anies Baswedan 

Alasan PDIP itu diungkap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.

Ia sebut ada beberapa kemungkinan alasan PDIP tak kunjung umumkan nama capres yang diusungnya di Pilpres 2024 mendatang.

Katanya, alasan pertama PDIP tidak kunjung mendeklarasikan capres karena PDIP sudah memiliki tiket untuk bebas memilih capres pilihannya sendiri, tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Seperti diketahui PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang telah memenuhi persentase 20 persen kursi di DPR sebagai persyaratan untuk mencalonkan presiden.

"Pertama PDIP ini tidak terlampau pusing untuk mencari tiket pencapresan di 2024. Yang lainnya itu memang porosnya sudah terbentuk lama, karena mereka tidak cukup 20 persen."

"Jadi PDIP ini satu-satunya partai politik yang sudah mendapat boarding pass bisa langsung daftar ke KPU," kata Adi dalam tayangan Program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (20/3/2023).

Alasan berikutnya yakni karena PDIP mempunyai surplus kader.

Dalam PDIP sendiri terdapat kader yang memiliki elektabilitas tinggi hingga sedang.

Di antaranya ada Puan Maharani hingga Ganjar Pranowo.

"Kedua yang paling penting PDIP ini punya surplus kader, nama kadernya banyak. Ada yang elektabilitasnya tinggi, ada yang sedang dan seterusnya," terang Adi.

Lebih lanjut Adi menuturkan, yang membuat PDIP lama menentukan capres karena PDIP tengah mengalkulasikan betul-betul langkah politiknya.

Termasuk dalam memilih capres yang akan diusung di Pilpres 2024.

Terlebih setelah menang Pilpres dua kali sebelumnya, PDIP juga memiliki keinginan untuk menang Pilpres untuk ketiga kalinya atau Hattrick.

"Oleh karena itu yang sebenarnya membuat lama itu PDIP sedang berhitung betul tentang kalkulasi politiknya. Keinginan Hattrick ini yang kemudian membuat PDIP sedang berhitung betul soal siapa yang mereka usung," ungkapnya.

Menurut Adi, jika PDIP salah mengusung capres, maka pada pelaksanaan Pilpres 14 Februari mendatang bisa menjadi 'kiamat' sehari untuk PDIP.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved