Viral di Media Sosial
Ridwan Kamil 'Pin' Kritik Warganet untuk Giring Pengikutnya Serang Guru Sabil
Tujuan Tindakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyematkan atau memberikan "pin" pada komentar berisi kritikan dari guru SMK di Cirebon
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
Itu menurut saya jadi preseden yang buruk bagi demokratisasi Indonesia," pungkasnya.
Sedangkan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai, Ridwan Kamil pasti tahu ia memiliki pengikut yang banyak di media sosial. Ia juga punya tim sosial media yang bisa mengetahui kelompok pembencinya.
"Ketika ada orang yang benci dengan dia, bisa dipastikan akan diserang, di-cancel. RK mungkin ingin menunjukkan kepada Sabil dan publik kalau dia punya banyak followers yang siap berhadapan dengan orang yang kontra dengannya," jelas Cecep pada Kompas.com, Jumat (17/3/2023).
Baca juga: Ini Alasan Sabil Berani Bilang Maneh ke Ridwan Kamil, Tak Sangka Bisa Viral dan Kehilangan Kerja
Ia menyatakan, meskipun Ridwan Kamil mengaku dia tidak antikritik, tindakannya ini menunjukkan kesan kalau ia tahu para pengikutnya akan balas menghakimi orang itu. Cecep juga menyoroti tindakan Ridwan Kamil yang membalas komentar Sabil dengan ikut memanggilnya maneh.
Padahal, sang gubernur menyebut perkataan itu tidak sopan. "Ridwan Kamil sendiri juga membalas dengan maneh ya. Kalau bahasa ini dianggap tidak sopan, kenapa ia menggunakan bahasa yang sama?" tanyanya.
Terlepas dari tindakan Ridwan Kamil, Cecep juga memperhatikan Sabil yang mendapatkan sanksi pemecatan sebagai guru usai mendapatkan 2 SP dari sekolah.
Mungkin, ditakutkan muridnya akan meniru komentar Sabil. "Di media sosial harus lebih berhati-hati lagi, baik RK atau Sabil, karena nanti akan dihabisi," lanjutnya.
Cara menanggapi kritikan Cecep menegaskan, setiap orang boleh memberikan kritik terhadap politikus. Namun, orang itu harus memberikan kritik berdasarkan data dan fakta. "Yang kedua, jangan hate speech. Jangan nggak suka orang-orang dari karakter personalnya," tambahnya.
Selain itu, ia mengungkapkan, politikus dan masyarakat tidak perlu menggunakan politik identitas untuk memberikan kritik. Misalnya, penggunaan identitas dasar manusia, seperti kata maneh dalam kasus ini. Bagi politikus, Cecep menegaskan mereka tidak boleh anti dengan kritikan dari masyarakat.
"Kalau apa yang dituduhkan itu tidak benar, balas saja dengan fakta yang memang sebenarnya. Faktanya seperti apa disampakan di media sosial atau situs resmi lembaganya,".
Ia juga melarang politikus menggiring para pengikut untuk membalas orang yang kontra dengannya. Biarkan mereka sendiri yang menilai suatu situasi.
Inisiasi Pemecatan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil, masih terus menjadi sorotan publik.
Hal ini imbas kasus guru honorer di Cirebon bernama Muhammad Sabil Fadilah (34) yang dipecat karena mengungkapkan kritik yang dianggap kasar terhadap sang politisi Golkar tersebut di akun Instagram Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil sempat mengklarifikasi bahwa dirinya tidak tahu apa-apa dan tidak melakukan apa-apa yang membuat Sabil Fadilah dipecat dari dua sekolah tempatnya mengajar.
Baca juga: Terbukti Ridwan Kamil yang Menginisiasi Agar Guru Sabil Dipecat, Tapi Ngaku Gak Lakukan Apa-apa
| Diduga Jadi Korban Hipnotis, Warga Kehilangan Vespa hingga Handphone di Kebon Jeruk Jakbar |
|
|---|
| Copet Beraksi di Depan Pramono Anung dan Rano Karno, Polisi Minta Korban Lapor ke Polsek Menteng |
|
|---|
| Viral! Ketua OSIS SMAN 5 Purwokerto Jateng Diduga Gelapkan Dana, Begini Penjelasan Pihak Sekolah |
|
|---|
| "Stop Tot Tot Wuk Wuk" Viral di Medsos, Korlantas Hentikan Sementara Strobo pada Mobil Patwal |
|
|---|
| Viral Video Ratusan Karyawan Pabrik di Tapos Depok Pamitan, Ini Penjelasan Ketua Forum Buruh Depok |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.