Pilpres 2024

Soal Perjanjian Terkait Pilpres dengan Prabowo, Anies Baswedan: Tidak Spesifik Menyebut Tahun

Perjanjian politik itu sempat disinggung oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.

|
TRIBUNNEWS/TAUFIK ISMAIL
Bakal calon presiden Anies Baswedan mengungkap perjanjian politik yang menyebut ia tak boleh menjadi capres, jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju di pemilihan presiden (pilpres). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Bakal calon presiden Anies Baswedan mengungkap perjanjian politik yang menyebut ia tak boleh menjadi capres, jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju di pemilihan presiden (pilpres).

Perjanjian politik itu sempat disinggung oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.

Menurut Anies, perjanjian politik itu sudah selesai, lantaran ia sepakat tak maju di Pilpres.

"Sebenarnya sederhana, saya sampaikan pada waktu saya bekerja, saya akan fokus di jakarta lima tahun."

"Saya akan fokus di Jakarta lima tahun, dan sesudah Pilkada 2017 itu ada Pilpres 2019."

"Jadi saya sampaikan, saya tidak akan tengok kanan kiri, dan saya akan full lima tahun di Jakarta."

Baca juga: Masinton Bilang Koalisi Pendukung Anies Tak Punya Ide Perubahan, Demokrat: Tunggu Tanggal Mainnya

"Karena itu saya tidak akan mengikuti pilpres," ujar Anies dalam wawancara bersama Merry Riana di akun YouTube Merry Riana, seperti yang dilihat Tribunnews, Sabtu (11/2/2023).

Bahkan, Anies mengaku juga menyatakan tidak akan maju di Pilpres 2019 secara terbuka, saat debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017.

"Bu Merry kalau ingat pada saat debat pertama calon gubernur, pertanyaan pertama dari panelis begini 'Pak Anies, apakah bapak akan maju pilpres atau tidak?"

Baca juga: Mulai Tahun Ini Setiap Provinsi di Indonesia Bakal Punya Kodam

"Loh begini, gubernur kok ditanyain pilpres? Saya bilang no. saya akan di jakarta, dan itu ada rekamannya, karena itu debat dan rekamannya ada. Jadi sesederhana itu," jelas Anies.

Anies menuturkan, dirinya pun telah menuntaskan janjinya tersebut untuk menyelesaikan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga masa jabatannya habis.

"Tuntaskan lima tahun, setelah itu, saya tidak tahu lagi apa yang terjadi. Saya tidak tahu apakah saya akan kembali mengajar, apakah saya kembali meneruskan di pemerintahan."

Baca juga: Elite Gerindra: Utang Rp50 Miliar Bukan Konsumsi Publik, Biarkan Anies dan Sandi yang Selesaikan

"Kalau di pemerintahan, apakah tetap di Jakarta, apakah tugas yang berbeda. Jadi kita komit lima tahun dan itu sudah disampaikan," tutur Anies.

Bahkan, Anies menuturkan dirinya juga menunjukkan komitmennya dengan menolak permintaan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2019.

"Jadi ketika di tahun 2019, saya diajak untuk menjadi wakil, pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan juga kepada beliau, Pak Prabowo terima kasih atas undangannya, ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan di Jakarta selama lima tahun."

Baca juga: Bantah Ada Hubungan dengan OPM, Lukas Enembe: Kau Catat, NKRI Harga Mati!

"Jadi saya rasa itu," beber Anies.

Anies menambahkan, penolakan untuk maju di Pilpres 2019 juga dengan mempertimbangkan janji-janjinya dengan warga Jakarta selama masa kampanye.

"Memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga jakarta. Karena janji saya dengan warga Jakarta banyak."

Baca juga: Soal Dukungan di Pilpres 2024, Ketum Projo: Kami Tunduk dan Percaya pada Suara Rakyat

"Saya tanda tangan tuh kontrak politik dengan rakyat miskin kota, dengan kampung akuarium, dengan masyarakat kaki lima. Itu semua janji-janji yang saya harus tunaikan."

"Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka? Kalau setelah setahun saya pergi, kemudian nanti mereka tidak lagi percaya kepada proses demokrasi, karena yang bertanda tangan mengikuti pemilu begitu saja meninggalkan," paparnya.

Karena itu, Anies pun mengingat perjanjian politik yang dibahasnya dengan Prabowo Subianto juga tidak terlalu spesifik, khususnya terkait larangan dirinya untuk menjadi calon presiden.

"Memang ketika ngobrol itu tidak menyebut tahun, misal saya berjanji...enggak, saya berjanji lima tahun. Tidak ada menyebut lima tahun sampai 2022, kemudian tidak akan ikut satu dua. kira-kira enggak begitu lah," terangnya. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved