Hari Pers Nasional

Kelapa Jadi Denyut Kehidupan, Indragiri Hilir Berjuluk “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”

Lebih dari 60 persen wilayah darat kabupaten Indragiri Hilir adalah kebun kelapa.

Editor: Lucky Oktaviano
Istimewa
Bupati Indragiri Hilir HM Wardan saat presentasi di hadapan dewan juri Anugerah Kebudayaan PWI 2023 di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kabupaten Indragiri Hilir selama ini terkenal dengan produksi kelapanya, bahkan hingga mendunia. 

Parit atau kanal berfungsi menyuplai kebutuhan air bagi tanaman kelapa agar tidak kekurangan air saat kemarau dan tidak terendam saat air pasang atau hujan. Kanal juga digunakan sebagai sarana pengangkut kelapa.

Sejak saat itu, sistem kanalisasi secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat. Hasil produksi di perkebunan kelapa pun mulai meningkat.

Sampai saat ini, bagi masyarakat Indragiri Hilir kelapa tak hanya sebagai primadona sumber ekonomi masyarakat, tapi lebih dari itu.

Kelapa menjadi identitas dan jati diri Kabupaten Indragiri Hilir hingga dijuluki “Negeri Seribu Parit, Hamparan Kelapa Dunia”.

Kelapa adalah denyut kehidupan penduduk Indragiri Hilir. Jika ada masalah dengan kelapa, mereka langsung risau. Mereka memang hidup dari dan bergantung pada kelapa.

“Pernah datang sekitar 50 orang petani kelapa menemui saya. Mereka datang sambil menangis. Mereka katakan, tak bisa lagi menyekolahkan anak. Tak bisa lagi berusaha karena kebun kelapa mereka rusak akibat hama kumbang. Saya sedih sekali mendengar cerita ini,” ujar Wardan.

“Semua akan saya lakukan agar petani kelapa di Indragiri Hilir sejahtera, karena saya dulunya adalah anak petani yang kini jadi bupati,” ucapnya berjanji.

Dan itu ia laksanakan serta wujudkan dalam sejumlah peraturan daerah yang dapat menjamin kedaulatan kelapa.

Misalnya, Keputusan Bupati Indragiri Hilir tahun 2019 tentang penetapan pakaian Melayu dan tanjak dari kelapa pada tiap Jumat bagi ASN di lingkungan Pemkab Indragiri Hilir.

Bila kehidupan penduduk Kabupaten Indragiri Hilir sangat bergantung pada pohon kelapa, memang wajar. Pohon kelapa disebut-sebut sebagai “pohon kehidupan”.

Dikatakan demikian, karena dari akar sampai pucuk daun pohon kelapa semuanya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Daun kelapa, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk atap rumah, bahan kulit ketupat, janur, dan sapu lidi.

Dari buahnya, masyarakat mendapatkan air kelapa yang sangat bermanfaat sebagai pengganti ion tubuh.

Daging buahnya selain untuk es kelapa muda, buah yang tua dapat dijadikan minyak kelapa yang manfaatnya banyak.

“Produksi dari buah kelapa ini banyak. Selain santan juga ada VCO, coco fiber, nata de coco, Kara, Dydor Coco, carbon, briket, dan gula,” jelas Bupati Wardan yang bangga dipanggil sebagai “bupati kelapa”.

Tempurung kelapa selain untuk arang, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan. Sedangkan serabutnya dapat dimanfaatkan untuk cocofit dan coco fiber.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved