Pembunuhan

Kakek dan Nenek Tiri Tega Banting Balita Berusia Dua Tahun hingga Tewas karena Menangis

Kakek dan nenek di Pasar Rebo sadis, membanting cucu tirinya hingga tewas karena kesal menangis.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
warta kota/rendy rutama
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Budi Sartono, mengungkapkan fakta mengejutkan dibalik kasus banting balita di Pasar Rebo. Ternyata sang kakek dan nenek tiri itu kesal balita nangis terus. 

"Hasil visumnya belum dikeluarkan dari pihak RS Polri, nanti kita sampaikan," tegas Budi.

Sempat dilantarkan di Puskesmas tanpa pihak keluarga

Seorang balita di Pasar Rebo tewas diduga karena dianiaya. Dugaan penganiayaan itu dilaporkan pihak puskesmas ke Polsek Pasar Rebo, Selasa (17/1/2023) malam.
Seorang balita di Pasar Rebo tewas diduga karena dianiaya. Dugaan penganiayaan itu dilaporkan pihak puskesmas ke Polsek Pasar Rebo, Selasa (17/1/2023) malam. (Wartakotalive.com/ Rendy Rutama)

Menurut Ketua RT 10, Jalan Poncol, Ciracas, Pasar Rebo, yakni Sudiyono (55) mengungkapkan, AF dicurigai pihak puskesmas meninggal dunia dalam keadaan tidak wajar.

Ditambah, setelah membawa AF ke puskesmas, pihak keluarga langsung meninggalkan begitu saja balita berjenis kelamin perempuan itu.

Selain itu, Sudiyono juga menjelaskan dirinya juga melihat kondisi AF di Puskesmas saat dinyatakan meninggal dunia dengan bukti terlihat luka memar di tubuh korban.

"Lukanya disitu itu di kepala ada memar biru, di bagian matanya ada luka lebam merah. Kalau di belakang badannya di punggung, saya tidak berani melihatnya. Cuma saya lihat wajahnya saja. Di dahinya juga ada memar membiru, di bibirnya juga ada seperti terlihat luka benturan," kata Sudiyono kepada wartawan, Rabu (18/1/2023).

Seusai mengetahui AF, yang diungkapkan Sudiyono merupakan balita dengan status bukan anak kandung dari keluarga yang mengurus itu meninggal dengan dugaan penganiayaan, puskesmas langsung melapor ke Polsek Pasar Rebo.

Seusai mendapatkan laporan, pihak Kepolisian pun langsung datang ke Puskesmas, dan kemudian membawa AF ke RS Polri, Kramatjati untuk keperluan visum.

"Bukan, ini anak bukan anak kandung bahkan cucu kandung juga bukan. Jadi ini gimana ya, ribet silsilahnya. Saya juga kurang paham, pokoknya jenazah dibawa ke RS Polri," jelasnya.

Ditambah Sudiyono, kejanggalan tersebut rupanya terlihat dari pengakuan kakek tiri AF yang sebelum meninggal karena terjatuh dan kejang-kejang.

"Cuma semalam ditanya ke kakek tirinya, si Antonius, katanya kejang-kejang terus jatuh," pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved