Berita Nasional

Ini Alasan Farhat Abbas Cabut Laporan Dugaan Pelecehan Seksual Ketua KPU RI terhadap Wanita Emas

Farhat Abbas mengalami kesulitan bertemu dengan Hasnaeni alias wanita emas yang saat ini sedang mendekam sebagai tahanan Kejagung.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
photocollage kompas.com dan kompastv
Ketua KPU Hasyim Asy'ari dilaporkan ke DKPP oleh Mischa Hasnaeni Moein alias Wanita Emas atas tuduhan pelecehan seksual. Hasyim Asy'ari membantah tuduhan tersebut. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Farhat Abbas mencabut laporan dugaan asusila Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari dengan Hasnaeni atau (si Wanita Emas) di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). 

Di saat bersamaan, Farhat Abbas juga mundur sebagai kuasa hukum wanita emas.

Dalam laporan tersebut, dengan alasan Hasnaeni binti Mustafa telah meminta maaf karena menuduh Hasyim Asy'ari perbuatan itu.

Selanjutnya, Farhat juga mengalami kesulitan bertemu dengan Hasnaeni yang saat ini sedang mendekam sebagai tahanan Kejagung.

"Melihat perkembangan yang terjadi saat ini, seperti adanya permintaan maaf dari klien kami, dan pengakuan mengenai penyakit depresi yang dideritanya melalui video yang saat ini sudah beredar, pencabutan kuasa di tengah jalan secara sepihak yang menyebabkan reputasi kami selaku advokat tercoreng.

Maka kami memutuskan untuk menarik atau mencabut pengaduan dan atau laporan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu terhadap saudara Hasyim Asy'ari, dan tidak akan melanjutkannya lagi," ucap Farhat dalam surat keterangannya, Jumat (6/1/2023)

Baca juga: Hasyim Asyari Akhirnya Buka Suara soal Tudingan Meniduri Wanita Emas: Saya Ini Ahli Maksiat

Kemudian, dengan beredarnya video di mana Hasnaeni tidak membenarkan alasan tindakan dugaan asusila tersebut juga menjadi alasan bagi Farhat untuk mundur.

Ditambah lagi, dalam video tersebut keterangan Hasnaeni bertolak belakang dengan yang ia sampaikan kepada kuasa hukumnya.

"Berdasarkan hal tersebut dan untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan Saudari dan kami, maka dengan ini kami menyatakan mengundurkan diri selaku kuasa hukum Saudari terhitung sejak tanggal surat ini," tulis keterangan surat Farhat Abbas.

"Terima kasih atas kepercayaan Saudari kepada kami dalam penanganan perkara," tambah Farhat Abbas.

Sebagai informasi, dalam keterangan surat tersebut, pencabutan di DKPP itu 4 Januari 2023, dan 5 Januari 2023 Farhat Abbas langsung mengundurkan diri.

Baca juga: Viral Wanita Cantik Temani Hakim Wahyu ke Dokter Terawan, Farhat Abbas: Sebaiknya Diantar Istri

Sebelumnya, Gerakan Melawan Political Genoside (GMPG) yang terdiri dari gabungan parta-partai yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2024, datangi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP),Kamis (22/12/2022).

Sebagai informasi, Partai yang datangi DKPP yaitu Partai Perkasa, Partai Masyumi, Partai Pandai, Partai Pemersatu Bangsa, Partai Kedaulatan, Partai Reformasi, Partai Prima, Partai Berkarya, dan Partai Republik Satu. 

Selanjutnya, Ketum Partai Negeri Daulat (Pandai) Farhat Abbas sebagai kuasa hukum. 

Farhat menyebut, dalam laporan ke DKPP, pihaknya melaporkan Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari dan Anggota KPU lainnya, karena tidak menerbitkan berita acara setelah tidak lolos proses pendaftaran Parpol peserta Pemilu. 

“Kalau di laporan asusila ketua KPU, tapi kalau untuk etika dan kesalahan tidak mengeluarkan suatu keputusan atau berita acara, kita laporkan semua komisioner,” ungkap Farhat di kantor DKPP, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2022)

Selain itu, Farhat juga menyebutkan ada laporan khusus untuk Hasyim Asy’ari, yaitu diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap Ketum Partai Republik Satu. 

“Setidaknya dinonaktifkan terlebih dahulu kemudian proses, Ya kalo di kpk kan ketua kpk dibelikan tiket pasti dihukum 5 tahun kan, nah kalau di KPu/DKPP apa aturannya? Kita serahkan ke komisioner DKPP,” ujar Farhat. 

Jawaban Hasyim Asy'ari

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari, sebelumnya menanggapi perihal dirinya yan diadukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), terkait dugaan adanya pelecehan seksual terhadap Ketua Umum Partai Republik Satu yaitu Hasnaeni (Wanita Emas). 

Hasyim mengatakan, bahwa yang pantas dipanggil ke DKPP itu adalah orang yang terhormat, Sebab namanya adalah dewan kehormatan.

"Kalau yang urusan Wanita Emas itu, nanti dulu, belum selesai. Nanti kalau saya diadukan itu, dalam sidang itu, saya akan buat pengakuan. Pertama, 'Yang Mulia, saya ini memang bajingan. Yang Mulia, saya ini ahli maksiat'," ucap Hasyim sambil bergurau di dalam rapat penataan daerah pemilihan (dapil), di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023).

Kemudian, pernyataan Ketua KPU RI tersebut disambut tawa oleh Anggota KPU Provinsi yang hadir dalam ruangan tersebut. 

Hasyim bilang, jika nanti disidang DKPP, ia akan menanyakan kepada majelis sidang apakah ada orang yang tidak pernah melakukan maksiat.

Baca juga: Wanita Emas Klarifikasi dan Minta Maaf Lewat Video, Ketua KPU Hasyim Asyari: Tangan Tuhan yang Atur

“Makanya tidak boleh sombong, masih ahli maksiat semua, Harus banyak-banyak berdoa, harus banyak-banyak solat beribadah minta ampunan kepada Allah yang maha kuasa dan tuhan yang maha esa,” ujar Hasyim. 

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asyari sedang trending di media sosial.

Penyebabnya, Hasyim Asy'ari dilaporkan oleh Ketua Umum Partai Republik Satu, Hasnaeni Moein alias Wanita Emas atas dugaan pelecehan seksual dan perbuatan asusila.

Hasnaeni Moein alias Wanita Emas, lewat kuasa hukumnya, Farhat Abbas, melaporkan Hasyim Asy'ari ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Kamis (22/12/2022). 

Baca juga: Wanita Emas Cabut Pengakuan soal Pelecehan, Farhat Abbas Sebut Ada Ancaman-Intimidasi dari Sosok Ini

Saat ini, DKPP masih menindaklanjuti kasus yang dilaporkan oleh pihak Wanita Emas tersebut. 

"Kami mengikuti perkembangan pengaduan ke DKPP tersebut," ungkap Hasyim, Kamis

Di sisi lain, Hasyim Asy'ari hanya berkomentar singkat mengenai laporan kasus yang menyeret namanya itu.

Ia mengatakan akan mengikuti perkembangan dari DKPP.

Pengakuan Wanita emas dicabut

Hasnaeni Moein alias Wanita Emas sempat membuah heboh atas pengakuannya yang telah dilecehkan hingga ditiduri oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari. 

Bahkan, Wanita Emas melaporkan hal itu ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) disertai sejumlah bukti.

Dalam rekaman video wawancara yang beredar, Wanita Emas bahkan blak-blakan menjelaskan bentuk pelecehan yang dia terima.

Dia juga sempat meminta perlindungan terhadap nyawanya.

Selang beberapa hari setelah pengakuannya viral, kini Wanita Emas kembali membuat pernyataan.

Melalui sebuah video, Wanita Emas mengaku mencabut semua pernyataannya mengenai dugaan pelecehan seksual.

Baca juga: Profil Ketua KPU Hasyim Asyari yang Dilaporkan Wanita Emas: Mantan Akademisi hingga Petinggi Banser

Klarifikasi tersebut disampaikan Wanita Emas dalam sebuah video i.

Pada video tersebut, tampak Wanita Emas menyatakan bahwa dirinya tak pernah mengalami pelecehan dari Hasyim Sy'ari.

"Surat pernyataan klarifikasi mengenai video saya yang beredar kemarin, saya hari ini melalui surat ini saya memohon maaf kepada ketua KPU Hasyim Asy'ari beserta jajarannya," ujar Wanita Emas.

Ia menegaskan bahwa pengakuannya sebelumnya tidaklah benar

"Serta dalam surat ini saya menyatakan bahwa video yang beredar yang menyatakan bahwa saya telah mengalami pelecehan seksual oleh keutua KPU maka saya nyatakan bahwa hal itu tidak benar," imbuhnya.

Wanita Emas menambahkan, pengakuannya sebelumnya lantaran dirinya sedang khilaf.

"Perkataan itu saya katakan karena kekesalan saya dan kekhilafan saya akibat saat ini saya mengalami sakit depresi," kata Wanita Emas.

"Dua bahwa hubungan saya yang ada selama ini antara Ketua KPU Hasyim Asy'ari adalah hubungan profesional saja, tidak lebih dari itu," imbuhnya.

Berita sebelumnya

Video pengakuan Ketua Umum Partai Republik Satu yakni Hasnaeni Moein yang juga dikenal sebagai Wanita Emas bahwa dirinya disetubuhi berkali-kali oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asyari dengan iming-iming politik yakni parpolnya akan lolos verifikasi untuk Pemilu 2024, viral dan beredar di media sosial.

Video pengakuan Hasnaeni itu bahkan dibagikan Farhat Abbas, kuasa hukum Hasnaeni Moein ke sejumlah wartawan, dan beritanya membuat geger publik.

Ketua KPU Hasyim Asy'ari enggan merespons banyak saat ditanya terkait laporan dugaan pelecehan seksual itu. Dia mengikuti perkembangan laporan aduan ke DKPP.

"Kami mengikuti perkembangan pengaduan ke DKPP tersebut," ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/12/2022). Selengkapnya bisa baca Link Ini. 

Munculnya berita dugaan pelecehan seksual oleh Ketua KPU terhadap Si Wanita Emas tersebut pertama kali diungkap Farhat Abbas saat melapor ke DKPP. Baca selengkapnya di Link Ini. 

Terkait pengakuan Hasnaeni yang membuat geger publik ini, Anggota DPD RI asal Sulawesi Tengah Abdul Rachman Thaha mengatakan bahwa banyak lembaga yang harus bekerja cepat merespon pengakuan Hasnaeni ini.

"Banyak lembaga yang harus bekerja cepat merespon indikasi kezaliman Firaun semacam ini. Pertama, karena ada perbuatan yang mengarah ke gratifikasi seks, maka KPK harus hadir," kata Abdul Rachman Thaha kepada Wartakotalive.com, Sabtu (24/12/2022).

Kedua, kata Rachman, apa yang dialami Hasnaeni patut diduga sebagai pemerkosaan.

"Jelas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga perlu turun tangan. Saya tidak berharap apa pun terhadap Komnas Perempuan (KP). Kesimpulan Komnas Perempuan dalam kasus Putri Sambo meyakinkan saya bahwa komisi tersebut memang kian kehilangan akal jernihnya. Apalagi kini sekian banyak aktivis perempuan pun berseberangan dengan Komnas Perempuan," papar Abdul Rachman Thaha.

Hasnaeni Moein alias Wanita Emas yang disebut Farhat Abbas diduga dilecehkan ketua KPU
Hasnaeni Moein alias Wanita Emas yang disebut Farhat Abbas diduga dilecehkan ketua KPU (ist)

Baca juga: Tanggapan Ketua KPU Hasyim Asyari Dituding Lecehkan Ketua Partai Pandai Hasnaeni Moein Wanita Emas

"Ketiga, bayangkan andai nantinya tiba-tiba urine Hasnaeni mengandung narkoba. Lalu dia cabut Laporan Polisinya sebagai bentuk 'kompromi'. Padahal, urin Hasnaeni dibikin tercemar oleh kalangan yang tidak happy oleh pengakuannya. Selesai-lah skandal KPU. Karena itu, LPSK sudah semestinya memberikan perlindungan bagi Hasnaeni," tambah Abdul Rachman Thaha lagi.

Puncaknya, kata Abdul Rachman, pengakuan Hasnaeni ini membuatnya berpikir ulang tentang pernyataan Presiden Jokowi.

"Dia katakan, Istana tidak ada sangkut-pautnya dengan sejumlah tanda-tanda sengkarutnya perpolitikan di Tanah Air. Semula saya ingin percaya itu," katanya.

Baca juga: Sosok Hasnaeni Wanita Emas Ketum Partai yang Disebut Farhat Abbas Diduga Dilecehkan Ketua KPU

Tapi, kata dia, begitu Hasnaeni menyebut Ganjar dan Erick telah diatur KPU sebagai pemenang Pilpres 2024, dan Jokowi juga menyebut-nyebut si Rambut Putih sebagai orang yang patut didukung sebagai pemimpin nasional mendatang, maka terkesan ada persinggungan antara kepentingan KPU dan kepentingan Presiden Jokowi.

"Jadi, benarkah tangan penguasa bersih? Apabila benar ada persekongkolan antara KPU dan 'orang-orang kuat', apa yang mereka coba capai lewat status quo pasca Pilpres 2024?" tanya Abdul Rachman Thaha.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved