Kesehatan Anak

Isu Kesehatan Ginjal Anak Semakin Jadi Perhatian, Begini Upaya Penanganannya

Penyakit ginjal pada anak memerlukan penanganan khusus yang tidak hanya berfokus pada aspek medis saja

Editor: Ahmad Sabran
HO
GINJAL ANAK- Siloam Hospitals ASRI menggelar The 5th Siloam Urology-Nephrology Summit 2025 di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA- Siloam Hospitals ASRI menggelar The 5th Siloam Urology-Nephrology Summit 2025 di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan, akhir Agustus lalu.  

Acara tersebut merupakan forum ilmiah berskala nasional dan internasional yang menjadi wadah pertukaran pengetahuan terkini, pembaruan praktik klinis, dan penguatan jejaring profesional di bidang urologi dan nefrologi.

Salah satu yang dibahas adalah masalah ginjal pada anak-anak. Fungsi ginjal menjadi semakin penting karena sangat memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan Anak.

Sayangnya, kasus penyakit ginjal pada anak terus meningkat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini patut diwaspadai karena dapat berdampak jangka panjang pada kualitas hidup mereka. 

Penyakit ginjal pada anak memerlukan penanganan khusus yang tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Penatalaksanaan sindrom nefrotik pada anak kini semakin berbasis bukti terkini. Hal ini penting untuk meminimalkan kekambuhan dan komplikasi, sekaligus memastikan anak dapat tumbuh optimal. Edukasi keluarga juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan, karena kepatuhan terapi sangat menentukan hasil jangka panjang,” ungkap dr. Ina Zarlina, Sp.A(K) dalam ajang tersebut.

Tanpa penanganan yang tepat, anak berisiko mengalami hambatan pertumbuhan serta komplikasi serius yang berdampak pada kualitas hidup. Pendekatan komprehensif mulai dari tata laksana penyakit ginjal, pencegahan komplikasi, hingga transplantasi menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.

Perkembangan tata laksana penyakit ginjal anak terus diperbarui agar anak dapat tumbuh optimal meskipun menghadapi kondisi kronis.

Baca juga: Siswa di Berbagai Wilayah Serempak Keracunan MBG, di Sulteng Hingga Kejang

Selain itu, aspek lain yang juga menjadi perhatian adalah penyakit ginjal yang berhubungan dengan sistem imun. dr. Hertanti Indah Lestari, Sp.A(K), menekankan pentingnya kolaborasi dalam tata laksana kondisi ini.

 “Penyakit ginjal yang berhubungan dengan sistem imun pada anak membutuhkan pendekatan multidisiplin. Terapi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien adalah kunci untuk mencapai hasil klinis yang lebih baik,” jelasnya.

Transplantasi ginjal tetap menjadi terapi pengganti ginjal terbaik bagi anak dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir, karena terbukti mendukung pertumbuhan, perkembangan neurokognitif, serta meningkatkan kualitas hidup. Namun, sejumlah tantangan harus diantisipasi agar hasilnya optimal. 

Kelainan bawaan ginjal dan saluran kemih merupakan penyebab utama gagal ginjal anak dan sering kali perlu dikoreksi sebelum transplantasi. Perbedaan ukuran ginjal donor dewasa dengan penerima anak juga dapat menimbulkan komplikasi seperti trombosis (pembekuan darah), vessel kinking (pembuluh darah tertekuk), dan kompresi (tekanan pada ginjal atau pembuluh darah).

Baca juga: Nikita Mirzani Ngamuk di Ruang Sidang, Kesal Lihat JPU Selalu Keberatan saat Dengarkan Saksinya

Risiko infeksi pun lebih tinggi pada anak. Infeksi EBV (Epstein-Barr Virus) dan CMV (Cytomegalovirus) dapat meningkatkan kejadian PTLD (Post-Transplant Lymphoproliferative Disorder) atau komplikasi serius lain yang dapat terjadi setelah transplantasi, sementara virus BKV (BK Polyomavirus) dapat memicu nefropati, yakni kerusakan ginjal hasil transplantasi. Karena itu, kelengkapan imunisasi menjadi syarat penting sebelum transplantasi dilakukan. 

Tantangan lain terkait penggunaan obat imunosupresi. Karena metabolisme anak lebih cepat, dosis obat yang diberikan cenderung lebih tinggi. Sementara itu, penggunaan steroid dapat menghambat pertumbuhan serta menimbulkan komplikasi lain, sehingga strategi minimalisasi atau penghentian steroid semakin dipandang penting untuk keberhasilan jangka panjang.

Pada sesi yang sama, Prof. Yap Hui Kim, seorang pakar nefrologi dari Singapura menyampaikan, Transplantasi ginjal pada anak membutuhkan pendekatan yang sangat hati-hati. "Mulai dari koreksi masalah urologi sebelum tindakan, pencegahan infeksi melalui vaksinasi, hingga penyesuaian regimen imunosupresi sesuai dengan metabolisme anak. Semua langkah ini menentukan keberhasilan jangka panjang,” ujar dia. 

Baca juga: Jejak Bima Permana Putra Hilang saat Kerusuhan Jakarta, Ditemukan di Malang

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved