Pendidikan

Kemendikbudristek Prioritaskan Guru Penggerak Memimpin Satuan Pendidikan  

Kemendikbudristek melalui Ditjen GTK mendorong lulusan Program Guru Penggerak dapat prioritas di satuan pendidikan.

dok. Kemendikbudristek
ILUSTRASI. Seorang guru sedang mendongeng menggunakan boneka tangan kepada para siswa. 

Semua guru dan kepala sekolah di satuan pendidikan yang berada dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Program Keunggulan berhak mengakses platform ini. Masyarakat dapat mengakses informasi lebih lanjut melalui https://guru.kemdikbud.go.id.

Merujuk data capaian program prioritas Kemendikbudristek hingga tahun 2022, guru dan Kepala Sekolah (Kepsek) yang mendapatkan peningkatan kompetensi sudah mencapai 15.383 orang.

Lalu, guru yang mengikuti sertifikasi guru sebanyak 116.656 orang. Adapun jumlah guru dan tenaga kependidikan yang difasilitasi dalam pengembangan kariernya sebanyak 176.792 orang.

Sementara itu, fasilitator dan pendamping PGP yang mendapatkan peningkatan kompetensi sudah mencapai angka 15.510 orang.

 Pelaksana tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen GTK), Nunuk Suryani menyampaikan apresiasi atas komitmen, perjuangan, semangat, dan daya juang seluruh tenaga pendidikan yang telah menjalani pendidikan PGP.

“Kita semua sangat bangga dengan terlihatnya perubahan pola pikir dan pembelajaran guru-guru kita terutama dalam melihat dan memosisikan murid. Saya harap, semangat egaliter, terbuka, terus belajar dan berbagi serta budaya refleksi terus mengakar dan menjadi inspirasi bagi guru-guru kita,” ujar Nunuk Suryani.

Program Guru Penggerak dorong kemandirian dalam bertransformasi

Bupati Garut, Rudy Gunawan mengungkapkan, bahwa PGP menunjukkan perhatian dan komitmen pemerintah pusat untuk meningkatkan kompetensi guru di Indonesia.

“Menurut saya, program ini menukik pada hal pokok dalam proses belajar mengajar. Guru diberikan modul pembelajaran tentang bagaimana strategi mendidik yang baik berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara yang berfokus pada kebutuhan anak. Pemimpin pembelajaran adalah guru yang diarahkan dengan benar,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Tulang Bawang Barat, Umar Ahmad juga menilai bahwa program PGP ini sangat luar biasa, karena dapat membangun peradaban Indonesia ke depan.

“Kami siap mendukung program ini karena memberikan ruang kepada guru untuk melakukan diferensiasi pembelajaran kepada peserta didik,” tegasnya.  

Salah satu Guru Pengerak Angkatan I dari SMP PGRI 2 Kota Denpasar, Bali yang juga seorang Guru IPA dan Plt. Kepala Sekolah, Ayu mengemukakan pendapatnya bahwa keikutsertaannya dalam PGP membuatnya menjadi lebih disiplin, mandiri, dan kreatif, karena terbiasa mengerjakan tugas modul PGP dengan waktu yang telah disediakan.

Menurutnya, para peserta dilatih untuk mencari sendiri materi-materi sebagai bentuk persiapan mengajar. Para guru didorong untuk menciptakan strategi belajar yang inovatif, menyenangkan, dan lebih demokratis agar peserta didik terpacu untuk berani berpendapat dan saling menghargai antarsesamanya.

“Di sekolah saya bergerak bersama teman-teman guru untuk merancang program yang berdampak pada murid. Saya imbaskan materi yang ada di PGP dengan membuat RPP berdiferensiasi dan klinik pendampingan (coaching) dengan memanfaatkan aset yang ada di sekolah,” jelas Ayu.

Halaman
123
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved