Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Umar Menilai Janggal Jika Keluarga di Kalideres Disebut Tewas karena Kelaparan

Umar menduga keluarga di Kalideres meninggal diduga akibat mendapatkan beban yang sangat tinggi, sehingga menutup diri dari lingkungan sosial

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Feryanto Hadi
Warkotalive.com/Nuri Yatul Hikmah
Polisi memasang garis polisi di rumah tempat diemukannya empat jenazah yang membusuk, di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Polisi telah mengklarifikasi penyebab meninggalnya empat orang dalam rumah di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022) masih menjadi misteri.

Polisi menyebut bahwa tidak ditemukannya makanan dalam tubuh mayat itu bukan berarti mereka kelaparan.

Di sisi lain, tokoh pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Aziz angkat suara terkait penggunaan diksi kelaparan atas tewasnya satu keluarga itu

Pasalnya, dengan adanya diksi itu, masyarakat menilai Wali Kota Jakarta Barat dianggap lalai karena membiarkan warganya kelaparan.

“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan. Kalau di liat dari segi rumah yang tinggal di kawasan komplek tidak mungkin dia tidak makan,” terang Umar yang juga jabat sebagai Wakil DPD KAI Jakarta Barat, Sabtu (12/11/2022)

Umar mengatakan, bahwa mereka meninggal diduga akibat mendapatkan beban yang sangat tinggi, sehingga menutup diri dari lingkungan masyarakat.

Baca juga: Polisi Kembali Datangi Rumah 4 Mayat Mengering di Kalideres, Tabur Kopi dan Pasang Plastik

“Bahkan dari media yang saya baca, mereka memiliki mobil dan rumah yang diduga bernilai Rp 3,8 Miliar. Tidak patut, bahwasannya dugaan meninggal karena kelaparan,” ungkap Umar.

“Jadi tidak serta merta kita mencari kambing hitam dari musibah yang menimpa keluarga di Kalideres tersebut. Dalam hal ini masyarakat tidak boleh menyalahkan Pemkot, karena kita harus menilai secara objektif dari fakta yang ada," imbuhnya.

Sebelumnya, peristiwa meninggalnya satu keluarga di perumahan mewah Citra Garden, RW 15 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat menggemparkan warga sekitar. 

Mereka adalah Rudianto (71), Margaret (58), Dian (40) dan Budianto (69). Jenazah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan dan paman tersebut sudah dilakukan otopsi oleh Tim dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta

Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban.

Ia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit. 

"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan. Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.

Sementara, Ibu Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku dirinya terakhir komunikasi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu tidak terlihat adanya kejanggalan

Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Wali Kota Jakarta Barat: Jangan Sampai Terjebak Soal Kelaparan Ya!

"Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup," ucapnya.

Ia berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Ia dengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah. 

"Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik," katanya.

Kapolsek Kalideres Polres Metro Jakarta Barat, AKP Syafri Wasdar menerangkan, perlu kami sampaikan tidak ada sisa atau bekas makanan itu keterangan sementara tapi belum tentu menjadi penyebab kematian. 

Menurut dokter bahwa jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal.

Keterangan keluarganya mengatakan dia tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga inti karena dia yang perempuan itu tujuh bersaudara. 

"Kemudian kemarin disampaikan bahwa tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung, itu keterangan sementara," ucapnya.

Menurut dokter, bahwa jenazah yang melakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal. 

"Tidak ditemukan ada makanan bukan berarti kelaparan, bisa saja orang tersebut tidak mau makan atau tidak berusaha mencari makanan, tapi keluarga itu memang tertutup dan tidak bersosialisasi," tutupnya.

Tim forensik masih bekerja

Hingga saat ini tim forensik masih melakukan penyelidikan dalam tubuh jenazah keluarga tersebut.

Sejauh ini tak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban.

Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Moch Taufik mengatakan dugaan sementara kematian para jenazah bukan karena kelaparan.

"Dokter forensik bilang dugaan sementara tidak ada sisa makanan di tubuh. Kemungkinan tidak makan bukan kelaparan," katanya saat dihubungi TribunJakarta.com pada Sabtu (12/11/2022).

Baca juga: Penemuan 4 Mayat Sekeluarga, Keluarga Syok Sudah Lama Tak Bertemu

Sebab, di salah satu organ lambung korban tidak ditemukan sisa makanan.

Kemungkinan sebelum meninggal korban tidak makan.

Selain itu, otot-otot korban itu juga mengecil sehingga dokter menduga korban kekurangan cairan atau dehidrasi.

"Bukan kelaparan ya. Dari hasil dokter sendiri menyampaikan pada lambung tidak ditemukan sisa makanan. Tapi belum semua organ kita cek," lanjutnya.

Kesaksian Ketua RT

Kolase Foto Ketua RT Asiung dan rumah lokasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres.
Kolase Foto Ketua RT Asiung dan rumah lokasi penemuan mayat satu keluarga di Kalideres. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

Baca juga: Roy Sebut Semasa Hidup Empat Mayat yang Meninggal di Citra Garden Miliki Perilaku Antisosial

Penemuan 4 jenazah sekaligus di rumah itu ditemukan pertama kali oleh ketua RT 007 RW 015 Kalideres, Asiung.

Senin (7/11/2022) subuh, Asiung mengetahui informasi itu dari warganya bahwa tercium bau menyengat dari rumah warga yang tinggal di nomor AC5/7.

"Tetangga sebelah AC5/6 menyampaikan ke saya pukul 05.30 WIB subuh 'Pak, ini ada bau bangkai menyengat sekali'. Saya periksa, saya bilang siap, nanti saya tindak lanjuti. Ini saya mau tugas dulu," katanya kepada wartawan pada Jumat (11/11/2022).

Besoknya pada Rabu (9/11/2022), aliran listrik di rumah warga yang dimaksud diputus karena menunggak.

Sebelumnya, sekitat sebulan yang lalu, pemilik rumah itu bersedia aliran listrik di rumahnya dicabut.

Hal itu diketahui usai petugas PLN menunjukkan riwayat chat-nya dengan pemilik rumah itu kepada Asiung.

"Baik, pak silakan bapak putus aliran listrik di rumah saya. Apabila saya ingin melakukan pemasangan baru, nanti saya akan menghubungi bapak," kata penghuni rumah itu begitu," cerita Asiung.

Setelah aliran listrik mati, besoknya pada Kamis (9/11/2022) bau menyengat makin menjadi-jadi.

Terlebih ia mendapat dorongan dari warga lainnya untuk mengetahui isi di dalam rumah itu.

Baca juga: Ketua RT Sebut Empat Mayat di Citra Garden Jakbar Merupakan Keluarga yang Kurang Bersosialisasi

"Melihat banyak sekali laporan yang mencium bau tidak sedap, saya putuskan kemarin sore, kurang lebih magrib untuk masuk," lanjutnya.

Asiung tak beraksi seorang diri. Dia dikawal oleh pengurus RW dan anggota lingkungan masuk ke dalam rumah.

Asiung terpaksa mendobrak pintu gerbang rumah yang sudah gelap gulita.

"Saya pakai linggis, kunci gembok depan rusak. Kemudian saya ke dalem, saya lihat dari jendela," katanya.

Karena listrik sudah dipadamkan, Asiung meminta petugas PLN untuk menyalakan kembali aliran listrik di rumahnya.

Namun, petugas PLN tak bisa sembarang menyalakan lantaran harus lapor kepada ketua RT setempat.

Satu keluarga yang tewas membusuk dan mengering di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat dikenal warga sangat tertutup.
Satu keluarga yang tewas membusuk dan mengering di Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat dikenal warga sangat tertutup. (Kolase Tribun Jakarta)

"Akhirnya saya dobrak itu pagar, saya rusak pintu pagar, saya masuk dan buka gorden jendela. Saya lihat dan yakin itu mayat," katanya.

Jasad pertama yang dilihat seorang pria duduk bersandar lantai dengan kaki selonjoran di ruang tamu.

Polsek Kalideres dipanggil untuk datang ke lokasi kejadian.

Asiung tak berani bila melanjutkan penyelusuran.

Baru ketika polisi sampai, ia berani masuk ke dalam.

"Didobraklah pintu rumah. Kaget kami luar biasa. Jenazah yang pertama saya lihat itu di ruang tamu. Usianya 68 tahun itu adek dari pemilik rumah ya, namanya Budianto Gunawan," ceritanya.

Asiung diberitahu polisi di lokasi kejadian bahwa ada satu jenazah di kamar belakang. Dia diketahui bernama Rudianto Gunawan berusia 71 tahun.

Begitu membuka pintu ruang tengah, terdapat dua jenazah lagi seorang ibu dan anak bernama Margaret (58) dan Dian (40).

"Di kamar itu, ibunya di atas ranjang sedangkan anaknya di bawah," ujarnya.

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce mengatakan pihak kepolisian belum menemukan tanda-tanda kekerasan dari keempat tubuh jenazah.

Berdasarkan pemeriksaan tim forensik, di lambung keempat mayat tidak ada makanan.

"Jadi bisa diduga dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena otot-ototnya sudah mengecil," katanya kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barat pada Jumat (11/11/2022).

Pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut

"Dari dokter RS Bhayangkari Polri akan melakukan pendalaman lagi dengan memeriksa hati dan organ-organ lainnya dari kasus kematian ini. Supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini," pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved