Indonesia Sudah Mampu Produksi Vaksin Sendiri, Dalam Waktu 100 Hari Bisa Masuk Tahap Uji Klinis

Vaksin mRNA menggunakan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu.

Tribunnews.com
Indonesia kini mampu memproduksi vaksin dengan teknologi mRNA. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Indonesia kini mampu memproduksi vaksin dengan teknologi mRNA.

Vaksin mRNA menggunakan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu.

Sehingga, vaksin mRNA dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Baca juga: Terpaksa Matikan Siaran TV Analog, MNC Group Bakal Gugat Kebijakan Pemerintah

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, ke depan teknologi ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kecepatan indonesia dalam merespons pandemi selanjutnya.

"Sehingga ke depannya, pembuatan vaksin yang tadinya membutuhkan waktu tahunan, kita bisa membangun vaksin dalam 100 hari sudah bisa masuk uji klinis, bisa kita capai dengan kemampuan yang ada di negara kita," beber Budi.

Targetkan 50 Persen Obat dan Alat Kesehatan Diproduksi di Indonesia pada Akhir 2023

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan 50 persen obat dan alat kesehatan, bisa diproduksi di Indonesia pada akhir 2023.

Hal itu merupakan implementasi dari pilar tiga transformasi sistem layanan kesehatan di Indonesia.

Hal ini disampaikan Budi pada pembukaan pameran Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (3/11/2022), dikutip dari laman kemkes.go.id.

Komitmen ini ditandai dengan adanya penyerahan SPP bahan baku dari BPOM ke industri farmasi yang sudah melakukan change source, dari bahan baku obat impor ke bahan baku lokal.

"Kita ingin memastikan bahwa semua vaksin, obat, dan alkes sekurangnya 50 persen bisa diproduksi di dalam negeri."

"Tadi kita sudah melihat TTD MOU dari produk bahan baku obat yang tadinya impor, kita sudah dorong agar dapat membeli bahan baku dalam negeri," ujar Budi.

Baca juga: Kemenkes Pasitkan Beli Fomepizole untuk Pasien Gangguan Ginjal Akut Bukan Komersialisasi Obat

Menurut Menkes Budi, dibutuhkan komitmen yang kuat tidak hanya dari pemerintah, namun juga dari pelaku sektor industri.

Untuk itu, pihaknya akan memberikan insentif bagi industri untuk dapat membangun vaksin dan alat kesehatan di dalam negeri.

Di 2022, Kementerian Kesehatan menganggarkan belanja alat kesehatan dan obat-obatan sekitar Rp38 triliun.

Baca juga: Dibilang Anggota Komisi IX DPR Komunikasi dengan BPOM Buruk, Menkes: Saya Merasa Baik-baik Saja

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved