Konser Berdendang Bergoyang

Jumlah Penonton Tidak Sesuai Izin, Polisi Amankan Dua Orang Management Konser 'Berdendang Bergoyang'

Selain menghentikan, polisi juga memeriksa dan menahan dua orang management konser Berdendang Bergoyang.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Pencopotan properti konser 'Berdendang Bergoyang' di Istora Senayan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA PUSAT - Polres Metro Jakarta Pusat menghentikan penyelenggaraan konser 'Berdendang Bergoyang', Minggu (30/10/2022), karena pengunjung membludak.

Selain menghentikan, polisi juga memeriksa dan menahan dua orang management konser Berdendang Bergoyang.

Demikian dikatakan Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin.

Komarudin berujar bahwa dua orang tersebut ditahan untuk dimintai keterangan terkait jumlah pengunjung yang tidak sesuai perjanjian.

"Saat ini, dua orang dari management sedang kami mintai keterangan terkait jumlah pengunjung yang tidak sesuai perizinan," kata Komarudin saat dihubungi. 

Diketahui, konser 'Berdendang Bergoyang' di Istora Senayan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, resmi dibubarkan pada Sabtu (29/10/2022), sekitar pukul 22.10 WIB.

Baca juga: VIDEO Konser Berdendang Bergoyang Dihentikan Paksa, Penyewa Tenant Mengaku Rugi Besar

Baca juga: Jual Tiket Lebihi Kapasitas, Penanggung Jawab Konser Berdendang Bergoyang Diperiksa Polisi

Baca juga: Buntut Pembatalan Konser Berdendang Bergoyang, Penyewa Tenant Alami Kerugian Puluhan Juta Rupiah

Komarudin menuturkan bahwa penghentian konser musik, karena penonton semakin memanas hingga menyasar ke atas gedung Istora Senayan.

"Evaluasi dari kami itu, penonton sudah over kapasitas. Ditambah lagi temuan kami, panitia hanya menyiapkan satu tenda kesehatan. Di sana terjadi antrean orang yang minta pertolongan pertama karena pingsan," tutur Komarudin.

"Sumbatan penonton. Dari dalam tidak bisa keluar. Dari luar tidak bisa masuk. Mereka saling dorong-dorongan. Meminta yang di dalam segera keluar, karena yang di luar ingin masuk juga," jelas Komarudin.

Dari pantauan Wartakotalive.com di lokasi, para petugas tenda bahu membahu mencopot rangka panggung, properti, serta tenant-tenant makanan.

Papan petunjuk, serta balok nama konser pun dilepas satu persatu.

Selain itu, nampak beberapa kol buntung keluar masuk area Istora Senayan untuk mengangkut muatan tenda yang sudah dicopot petugas.

Salah seorang karyawan Gelora Bung Karno (GBK), mengaku tak melihat satu pun panitia hadir saat pencopotan area tersebut. 

BERITA VIDEO: Konser Berdendang Bergoyang Dihentikan Paksa, Penyewa Tenant Rugi Jutaan

Diinfokan olehnya, sebelumnya pihak panitia hanya diizinkan menampung peserta sebanyak 1.000 orang, namun faktanya justru melebihi kapasitas. 

Hal yang sama pun dirasakan tiga penjaga tenant chiken steak, Andra, Claf, dan Iqbal yang mengaku sedang mencari panitia.

Menurut mereka, paska acara dibubarkan, tak ada satu pun panitia yang menampakkan batang hidungnya.

"Ini kami juga lagi menyari. Sejak semalam setelah dibubarkan, tidak ada satu pun panitia. Kami juga rugi. Oleh karena itu, kami cari," kata Iqbal saat ditemui, Minggu (30/10/2022).

"Semalam langsung hilang aja gitu, sisa volunteernya," kata Claf menambahkan.

Rugi Puluhan Juta

Konser 'Berdendang Bergoyang' di Istora Senayan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2022) resmi dihentikan. 

Tak hanya peserta, batalnya konser tersebut juga berbuntut pada kerugian yang dirasakan para penyewa tenant di acara tersebut. 

Salah satu penyewa tenant, Andra (28) mengatakan bahwa hingga kini belum ada tanggapan dari panitia, meski sebelumnya ia dijanjikan akan mendapatkan pengembalian uang sebanyak 30 persen. 

"Sampai detik ini hanya ada kata-kata dari panitia akan dikembalikan 30 persen setelah 45 hari acara. Tetapi, belum ada realisasi pasti," kata Andra.

Andra menunjukkan bahwa grup WhatsApp koordinasi antara panitia dan tenant ditutup aksesnya, sehingga tak ada satupun yang bisa berkoordinasi dengan panitia.

Untuk diketahui, kata Andra, setiap penyewa diwajibkan membayar Rp 10 juta per tiga hari mendirikan tenant. 

Meski begitu, dalam dua hari, penjual chicken steak itu mengaku bahkan belum balik modal sama sekali.

Justru, ia mengalami rugi yang cukup besar.

"Dari segi keuntungan ya kurang sekali. Saya dapat setengah modal dalam dua hari," ujar Andra.

Salah satu penyebabnya adalah kelebihan muatan (overload).

Pasalnya, ada 80 tenant yang berjualan saat konser berlangsung.

Padahal menurut Andra, batas normal pendirian tenant adalah 30 sampai 40 saja. 

"Tenant disini kan cukup banyak, jadi overload gitu. Jadi keuntungannya cukup kecil. Menurut saya sih normalnya 30-40 aja," papar Andra. 

Selain itu, ia juga mengeluhkan management kepanitiaan yang buruk, sehingga membuat tenant-tenant tak terlihat peserta.

Jalan antar tenant yang satu dengan lainnya juga dianggap terlalu sempit, sehingga sulit bergerak. 

"Mulai dari lay out (tata letak) awal dan flow orang berjalan, ini pukul 16.00 WIB saja sudah penuh," kata Andra.

"Flow jalan untuk tenant kurang terlihat. Apalagi tenant juga nggak diletakkan di satu titik saja, jadi ada yang bahkan nggak dilewati pengunjung konser," sambungnya.

Andra mengungkap, konser dihentikan oleh polisi setelah salah satu artis menyanyikan sebuah lagu.

Pasalnya, saat itu kondisi sudah tidak terkendali, banyak peserta yang di dalam ingin keluar, sementara di luar sudah tidak ada ruang lagi. 

Setelah konser dibubarkan, seluruh tenda langsung dibongkar, termasuk tenant-tenant yang sudah berjualan selama dua hari itu.

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekira pukul 11.00 WIB, para petugas sudah mencopot atribut konser 'Berdendang Bergoyang', termasuk menurunkan satu per-satu rangka panggung. 

Beberapa mobil bak terbuka pun silih berganti masuk untuk mengangkut muatan dan sisa-sisa konse semalam.

Diketahui, konser tersebut dibuarkan oleh Polres Metro Jakarta Pusat, karena kelebihan kapasitas. 

Padahal sebelumnya, Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Komarudin menegaskan bahwa pihaknya sudah memberi imbauan untuk menggunakan tiga panggung saja dengan kapasitas yang tidak lebih dari 1.000, namun fakta di lapangannya, lebih dari itu dan terus membludak.

Hal tersebut yang membuat pihaknya memutuskan membubarkan konser yang seharusnya dilaksanakan hari ini.

"Kami hentikan karena jumlah penonton di depan panggung sudah tumpah ruah hingga ke jembatan, termasuk di selasar Istora, itu sangat riskan. Mereka jingkrak-jingkrak, gedung sampai bergetar," ujar Komarudin.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved