Asuransi Kesehatan
Sequis: Ini Tiga Kesalahpahaman Soal Asuransi
Sequis menemukan ada 3 hal kesalahpahaman soal asuransi yang dipahami masyarakat, sehingga mereka enggan memiliki asuransi
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Mereka yang belum memiliki asuransi biasanya merasa sayang jika uangnya digunakan untuk membayar premi asuransi.
Ada juga yang lebih memilih berinvestasi dan sebagian lagi merasa sudah cukup dengan memiliki asuransi dari kantor atau BPJS.
Asuransi memang identik dengan pembayaran premi yang harus dibayar secara periodik sehingga nasabah harus cermat dalam mengatur pengeluarannya.
Baca juga: Jamin Hak Anuitas Nasabah Asuransi, Lembaga Penjamin Polis Mendesak Segera Dibentuk
Namun, memproteksi finansial sejak dini adalah keputusan bijaksana karena manfaat pertanggungan sebanding dengan biaya asuransi yang wajib dibayar oleh nasabah.
Asuransi nantinya berguna untuk menjaga ketahanan keuangan keluarga bilamana tumpuan penghasilan utama hilang
Kesalahpahaman soal asuransi ini dijelaskan lebih lanjut oleh Co-Founder MiPOWER by Sequis and Registered Financial Planner, Edwin Limanta sebagai berikut:
Baca juga: Bisnis Asuransi Sequis Gelar Customer Gathering dengan Nasabah dan Sosialisasikan Kantor Pemasaran
1. Menganggap premi asuransi mahal
Premi dianggap mahal sehingga seringkali calon nasabah langsung menolak. Alasannya takut tidak dapat konsisten membayar premi.
Sebelum menolaknya, coba bandingkan dengan besarnya biaya yang harus dibayar saat harus rawat medis dan biaya untuk rawat jalan pasca rawat inap. Jika diagnosanya adalah penyakit kritis maka akan semakin banyak dana yang akan dibutuhkan untuk pengobatan
Ada juga yang menanyakan mengapa premi yang dikenakan pada dirinya lebih mahal dari orang lain, padahal usianya dan produk asuransi yang dipilih sama. Ada juga yang mengira premi dapat diketahui langsung dari customer service atau bertanya pada admin media sosial perusahaan asuransi.
Sebagai pengetahuan, perusahaan asuransi dalam menentukan premi akan terlebih dahulu melakukan perhitungan risiko berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi kesehatan, serta gaya hidup. Itu sebabnya, premi pada setiap orang bisa berbeda.
“Jika memiliki asuransi terkendala premi maka sesuaikan manfaat asuransi dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. Dengan demikian, premi yang harus dibayar pun bisa lebih terjangkau. Premi juga bisa murah jika saat saat mengajukan asuransi masih berusia muda, produktif, dan sehat, “ sebut Edwin.
2. Menganggap asuransi sama dengan tabungan
Tidak jarang banyak yang berharap dengan membayar premi asuransi bisa mendapat ‘hasil lebih’ layaknya tabungan. Padahal, asuransi berbeda dengan instrumen keuangan lainnya, seperti tabungan karena hakekat asuransi adalah memberikan proteksi dan rasa aman dari kemungkinan risiko finansial yang kejadiannya tak terduga.
“Dana asuransi tidak bisa diambil kapan saja sebagaimana tabungan dan asuransi bukan untuk mencapai tujuan keuangan tertentu. Giat menabung dapat membantu mencapai tujuan finansial, seperti membeli rumah atau persiapan pendidikan anak," kata Edwin.