Anies Baswedan
Tak Mau Khianati Warga DKI, Anies Baswedan Pernah Menolak Tawaran jadi Capres di Pilpres 2019
Saat memasuki tahun keduanya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies menolak tawaran untuk diusung menjadi calon wakil presiden
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Leonardus Wical Zelena Arga
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bercerita bahwa dirinya sempat ditawarkan menjadi calon presiden (capres) hingga calon wakil presiden (cawapres) saat Pemilihan President (Pilpres) 2019.
Anies mengaku, tawaran itu terjadi pada tahun 2018, jelang masa pencalonan presiden.
Saat memasuki tahun keduanya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies menolak tawaran tersebut.
Namun, Anies tak membeberkan siapa partai yang menawarkan tiket untuk maju dalam Pilpres 2019 itu.
"Jadi, ketika di tahun 2018, saya ditawari untuk ikut Pilpres, sebagai wakil, saya tidak bersedia. Bahkan ada dua kali permintaan untuk menjadi capres saya bilang tidak bersedia. Yang ini enggak pernah saya ceritakan, baru ke teman-teman saya ceritakan," ujar Anies saat silaturahmi dengan Balkoters di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022).
Anies pun menjelaskan alasan dirinya menolak tawaran untuk mengikuti kontestasi politik beberapa tahun lalu tersebut.
Baca juga: PROFIL Heru Budi Hartono Pj Gubernur DKI, Loyalis Jokowi, Nyaris Dampingi Ahok Lawan Anies di Pilgub
Baca juga: Sinyal NasDem Restui AHY jadi Cawapresnya Anies Baswedan, Tinggal Hitung Hari Resmikan Koalisi
Anies mengaku tak ingin mengingkari janji untuk mengabdi kepada warga DKI selama lima tahun.
Apalagi, ingkar janji dan abai terhadap amanah warga itu dilakukan hanya demi bisa melompat meraih jabatan lebih tinggi, yakni sebagai presiden
Lebih lanjut, Anies menegaskan bahwa yang ia inginkan adalah menuntaskan kerjanya sebagai kepala daerah sampai periodisasi selesai, yakni sejak tahun 2017 hingga 2022.
Meskipun, masih ada program kerja yang belum tuntas saat masa jabatannya berakhir.
"Saya bersyukur betul bahwa menuntaskan lima tahun sampai akhir. karena itu komitmennya dulu. Kenapa? karena saya janji untuk di Jakarta lima tahun. dan janji lima tahun itu kami ingin pegang," ucap Anies.
Anies mengatakan bahwa sudah terlalu banyak di proses politik ini, kita itu terampil mengirimkan janji dan terampil pula menjelaskan pemelesetan.
Ia menjelaskan apabila tidak tercapai, lain soal.
Tapi kalau memutuskan untuk tidak menempati, itu beda. Karena ada situasi di mana tidak bisa terlaksana.