Berita Jakarta

Ahmad Riza Patria Pamit Jelang Lengser 16 Oktober, Mohon Maaf Jika Ada Salah selama Bertugas 

Ahmad Riza patria alias Ariza menjabat wakil gubernur pada 2020, menggantikan Sandiaga Uno yang hengkang pada 2018.

Penulis: Indri Fahra Febrina | Editor: Feryanto Hadi
Instagram @aniesbaswedan
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan Ahmad Riza Patria berfoto di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (15/4/2020). 

"Masalah-masalah tersebut sudah menjadi momok yang tak kunjung terselesaikan oleh banyak gubernur yang menjabat di Jakarta," ujar Arif pada Jumat (9/9/2022) malam.

Hal tersebut ia ucapkan saat dalam diskusi "Mencari Pj Gubernur DKI Pengganti Anies Baswedan: Siapa Cocok?". Arif menjelaskan bahwa masalah yang sering dijumpai adalah kemacetan.

Apalagi transportasi publik yang sering digaungkan, menurut Arif saat ini tidak cukup mampu mengatasi kemacetan tersebut. Hal berikutnya adalah permasalahan banjir yang dari tahun ke tahun selalu ada.

Baca juga: Ahmad Riza Patria Percayakan Tiga Nama Pj Gubernur DKI Jakarta kepada DPRD

"Sekarang memasuki musim hujan, jadi kalau Pj pegang kekuasaan di 17 Oktober 2022, hal pertama di depan mata ya ancaman banjir. Sejak menjabat dia (Pj) harus punya skenario,” ujar Arif.

Isu berikutnya yang harus diperhatikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, menurut Arif adalah kejahatan jalanan yang tidak pernah terselesaikan sejak zaman Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

Arif menilai bahwa warga Jakarta merasa tidak bebas berlalu lalang di atas pukul 12 malam dengan aman dan nyaman. Apalagi saat ini banyak lampu jalan yang dimatikan demi menghemat anggaran.

"Kemudian, adanya isu kesehatan publik dengan tiga penyakit yang cukup rawan, yakni, Covid-19, cacar monyet, dan demam berdarah dengue (DBD). DBD bahkan menjadi isu tahunan yang pencegahannya tidak cukup baik," ujar Arif.

Baca juga: Fraksi PKS Minta Pj Gubernur DKI Jakarta Lanjutkan Program Anies Baswedan

Arif menilai, setiap tahun Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih banyak mengimbau dan mengobati, sedangkan pencegahannya belum optimal.

"Jadi, jangan gaya-gayaan jadi Pj kalau tidak punya jawaban atas isu kesehatan ini,” ujar Arif.

Lebih lanjut Arif menjelaskan, Pj Gubernur DKI Jakarta juga memiliki tugas rumah untuk mengentaskan isu ketimpangan yang terjadi di masyarakat. 

Sebagai ibu kota, sejumlah masyarakat memiliki pendapatan besar, namun Arif menilai sebagian juga mempunyai pendapatan sangat rendah.

Baca juga: Pj Gubernur DKI Jakarta Pilihan Jokowi Diminta Bersikap Netral Saat Bekerja

Isu ketimpangan pun kerap berimbas terhadap hal lain seperti munculnya kejahatan, prasangka sosial, sehingga memicu terjadinya konflik.

“Masa kita mau jadi kayak Kota Meksiko, Mumbai kota yang dikenal bukan hanya kemacetan tetapi ketimbangan yang terekspresi lewat kendaraan yang beredar di jalanan. Itu harus diselesaikan,” ujar Arif.

Sebagai informasi, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta tiga nama usulan Pj Gubernur dari DPRD DKI Jakarta, dan tiga nama lainnya dari Kemendagri sendiri.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian pun telah mengirimkan surat kepada DPRD DKI Jakarta untuk mengusulkan tiga nama calon Pj gubernur.

Baca juga: Bahtiar Dinilai Belum Layak Jadi Pj Gubernur DKI Jakarta Pengganti Anies Baswedan

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved