Polisi Tembak Polisi
Hasil Uji Kebohongan atas Bharada E, Bripka RR, dan Kuwat Maruf adalah No Deception Indicated
Brigjen Andi Rian menyebutkan hasil uji kebohongan atas 3 tersangka kasus Brigadir J, yakni Bharada E, Bripka RR dan Kuwat Maruf adalah no deception
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Dalam tayangan Kompas TV, Putri Candrawathi dan Susi selesai diperiksa sekira pukul 17.00.
Mereka selesai diperiksa dan meninggalkan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan menggunakan mobil Innova hitam B 1284 IR.
Ini artinya Putri Candrawathi menjalani tes uji kebohongan selama sekitar 7 jam.
Apa Itu Lie Detector?
Lie detector atau alat deteksi kebohongan menggunakan mesin poligraf. Lie detector adalah perangkat yang berfungsi mengumpulkan analisis respons fisiologis manusia melalui sensor yang terhubung ke individu yang diperiksa.
Poligraf digunakan untuk memeriksa kecenderungan seseorang berbohong atau jujur ketika menjawab pertanyaan. Poligraf akan mendeteksi perubahan fisiologis dalam tubuh.
Mengutip American Psychological Association, poligraf bekerja mendeteksi reaksi perubahan seseorang saat diajukan berbagai pertanyaan. Biasanya menggunakan instrumen perekam fisiologis yang menilai tiga indikator gairah otonom, yaitu detak jantung atau tekanan darah, pernapasan, dan konduktivitas kulit.
Baca juga: Kasus Brigadir J, Timsus Polri Gunakan Lie Detector Periksa Putri Candrawathi Hari Ini
Sistem pencatatan komputer, laju dan kedalaman pernapasan diukur menggunakan pneumograf, alat yang dililitkan di bagian dada. Aktivitas sistem pembuluh darah dan jantung dinilai dengan manset tekanan darah. Konduktivitas kulit diukur melalui elektroda yang dipasang di ujung jari subjek.
Tes poligraf juga mencakup pemeriksaan tipikal, ketika subjek dijelaskan mengenai teknik tes dan tinjauannya. Dilakukan pula wawancara sebelum tes yang dirancang memastikan subjek memahami pertanyaan.
Keakuratan
Merujuk Psychology Today, American Polygraph Association memperkirakan keakuratan poligraf sebesar 87 persen. Artinya, dalam 87 dari 100 kasus, poligraf secara akurat menentukan seseorang berbohong atau jujur.
Pada 2003, National Academy of Sciences menyimpulkan poligraf tidak akurat daripada yang diklaim pemeriksa poligraf.
Hal ini menjadi alasan poligraf tidak lagi digunakan sebagai alat bukti dalam persidangan pidana di Amerika, karena hasilnya tidak bisa dipercaya sepenuhnya.(bum)