Polisi Tembak Polisi

Dugaan Kekerasan Seksual yang Dialami Putri Candrawathi Janggal, Ini Kata Komnas Perempuan

Terkait elasi kuasa yang diragukan LPSK, Andy mengatakan dalam konsepsi ilmu sosial, relasi kuasa ti.ak pernah bersifat tunggal.

Capture video
Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani enggan menanggapi kejanggalan dalam kasus dugaan kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi. 

Dalam kesempatan itu, kata Edwin, Putri Candrawathi masih menanyakan keberadaan Brigadir Yosua.

Edwin menilai, kondisi itu semestinya tidak terjadi, di mana ada seorang diduga korban seksual, malah menanyakan keberadaan pelaku.

"Yang lain adalah bahwa PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua."

Baca juga: Harga BBM Naik, Warga Jakarta Timur: Pemerintah Senangnya Kok Ngumpet-ngumpet dan Diam-diam?

"Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual, tapi korban masih tanya di mana Yosua," ulasnya.

Setelah adanya dugaan pelecehan seksual itu, lanjut Edwin, Brigadir Yosua dan Putri Candrawathi kerap bertemu.

Bahkan, saat sudah tiba di rumah pribadi di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, keduanya terlihat dari rekaman CCTV datang bersamaan dan memasuki rumah yang sama.

Baca juga: Legislator PKS: Pemerintah Tak Mendengar Masukan Rakyat, Subsidi Tidak Tepat Sasaran Berlanjut

Karena adanya pertemuan antara Putri Candrawathi dengan pelaku, LPSK menilai kondisi itu janggal.

"Kemudian Yosua dihadapkan ke Ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang, itu di kamar."

"Dan itu kan juga aneh, seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya, apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan."

Baca juga: Harga BBM Naik, Din Syamsuddin: Rezim Jokowi Abai Terhadap Amanat Penderitaan Rakyat

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta, masih satu rumah dengan PC," ppaarnya.

Hal itu dinilai janggal, karena yang memiliki kondisi lebih berkuasa dalam kasus ini adalah seorang yang diduga korban, yakni Putri Candrawathi, yang merupakan istri jenderal, bukan diduga pelaku.

"Iya kan? Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku, ini juga ganjil janggal."

Baca juga: Harga BBM Naik, YLKI: Jangan Aji Mumpung Naikkan Harga Komoditas Pangan dan Lainnya

"Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," beber Edwin.

Kendati demikian, Edwin masih belum bisa mengungkapkan lebih detail kejanggalan lain yang didapati LPSK.

Kata dia, saat ini masih dalam penyidikan tim dari Polri, sehingga nanti baru akan di-update jika memang penyidikan tersebut rampung dilakukan.

Baca juga: Harga BBM Naik, Mardani Ali Sera: Kasihan Rakyat, Pemerintah Lebih Pentingkan IKN dan Kereta Cepat

"Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan."

"Ada tujuh kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan enam," ucapnya. (Gita Irawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved