Ibu Tirinya Guru SLB, Bocah yang Dirantai di Bekasi Justru Tidak Sekolah dan Dipukuli

Bocah yang dirantai di Bekasi juga sempat dipukuli oleh ayah dan ibu tirinya. Bahkan korban juga tidak disekolahkan meski ibu tirinya berprofesi guru.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/ Rangga Baskoro
Pasutri, ayah kandung dan ibu tiri yang menyiksa anak mereka R (14) dengan merantai kaki, menutup mata dan mengikat leher hingga kelaparan ditetapkan sebagai tersangka kekerasan anak 

WARTAKOTALIVE.COM, Medan Satria - Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman terkait kondisi korban R (14) yang diranrai oleh ayah kandungnya, PS dan ibu tirinya, AR.

Sejauh ini, korban diduga menderita autisme meski memahami dan bisa diajak berkokunikasi berkomunikasi saat beberapa pihak yang simpati mendatanginya secara langsung.

"Anak ini ya sebenarnya normal, walaupun ada keterbatasan-keterbatasan dalam hal penyampaian vokal suara, tapi kita bisa mengerti ya, menyampaikan untuk semuanya," ungkap Hengki saat rilis ungkap kasus di Mapolres Metro Bekasi Kota, Sabtu (23/7/2022).

Hengki menambahkan dikarenakan keterbelakangan mental yang dialami R, ayah korban merasa malu sehingga memutuskan untuk membelenggunya ketika ia dan istrinya bekerja di luar rumah.

Kapolres juga menerangkan bahwa kedua orang tua korban tak menyekolahkan anak tersebut, yang dinilai Hengki sebagai salah satu bentuk penelantaran anak oleh PS dan AR.

Baca juga: Bikin Miris, Bocah Dirantai oleh Orangtua di Bekasi Gegara Malu Sering Minta Makan Sama Tetangga

"Salah satunya menelantarkan anak itu, tidak pernah menyekolahkan anaknya dibalik keterbatasan anak tersebut. Walaupun ada kekurangan, anak autis pun memang ditampung untuk sekolah. Ini orang tuanya tidak menyekolahkan anaknya, itu salah satu menelantarkan," katanya.

Padahal, Hengki menilai kedua orang tua korban masih mampu membiayai R untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Apalagi ibu tiri korban, AR merupakan guru di sebuah SLB, sedangkan PS bekerja sebagai sopir pribadi.

"Kita lihat kondisinya, ibunya mengajar, bapaknya juga bekerja sebagai driver, kalau menghidupi anak satu, kayaknya tukang ojek juga mampu lah ya. 

Selain itu, R diketahui juga tak diberikan makanan saat mereka berdua meninggalkannya di rumah. Oleh sebab itu, R kerap meminta-minta makanan kepada tetangganya.

Hengki menambahkan terkadang ayah kandung korban juga melakukan kekerasan fisik kepada bocah laki-laki itu.

Baca juga: Viral Anak Laki-laki di Bekasi Dirantai Diduga Alami Kekerasan, Begini Penjelasan Polisi

"Ketika kita bawa ke polres kemarin, kita kasih makan lahap sekali makannya, artinya ya sangat memprihatinkan, disitulah kita terapkan pasal penentelantaran anak, serta kekerasaannya hasil visum, serta ada kekerasan fisik hantaman benda tumpul berdasarkan hasil visum," ucap Hengki.

Sementara itu, AR yang merupakan ibu tiri korban, mengaku selalu disibukkan dengan pekerjaannya sebagai guru di sekolah luar biasa (SLB).

"Ya kalau sepintas saya tanya kemarin, ya alasannya karena sibuk ngajar di luar, tidak fokus ya, kurang perhatian dan sebagainga terhadap anak ini," tuturnya.

Atas kejadian tersebut, PS meminta maaf kepada para tetangganya dikarenakan R kerap meminta makanan kepada mereka.

"Ya saya minta maaf kepada warga sekitar yang menyaksikan kejadian ini, saya menyesal," kata PS. (abs)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved