Polisi Tembak Polisi

Bharada E Tembak Mati Brigadir Yosua, Pengamat Kepolisian: Aneh dan Tak Masuk Akal

Menurut Bambang, penyataan dari Brigjen Ramadhan itu tidak masuk akal karena merasa aneh seorang ajudan berani melecehkan istri bosnya.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Budi Sam Law Malau
Divisi Humas Polri
Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan adu tembak 2 polisi di rumah Kadiv Propam Polri disebabkan karena ajudan yakni Brigadir J lakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto merasa aneh dengan pernyataan Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan terkait kasus penembakan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat hingga tewas oleh Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Sebab, kata Rukminto, Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa penembakan itu berawal karena Brigadir Nopryansah Yosua masuk ke kamar istri Irjen Ferdy Sambo lalu melakukan pelecehan dan penodongan dengan senjata api.

Karenanya istri Irjen Ferdy Sambo berteriak dan Bharada E datang lalu menegur Brigadir Yosua.

Karena tak terima Brigadir Yosua atau Brigadir J menembak lebih dulu dan Bharada E membalasnya.

Adu tembak keduanya disebutkan Ramadhan sempat terjadi, yang berujung tewasnya Brigadir Yosua.

Menurut Bambang, penyataan dari Brigjen Ramadhan itu tidak masuk akal karena merasa aneh seorang ajudan berani melecehkan istri bosnya.

Mengingat, Yosua sudah dua tahun melakukan pengawalan kepada istri jenderal bintang dua tersebut dan sekaligus menjadi sopirnya.

Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, lokasi dimana penembakan atau adu tembak antar 2 ajudannya terjadi. Penembakan mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia
Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, lokasi dimana penembakan atau adu tembak antar 2 ajudannya terjadi. Penembakan mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia (Warta Kota/ Miftahul Munir)

Baca juga: Istri Irjen Fredy Sambo Polisikan Almarhum Brigadir Nopryansah yang Berusaha Mencabulinya di Kamar

"Kalau pun muncul tembak-tembakan itu juga tidak masuk akal, apakah tidak ada saksi lain di rumah dinas itu," kata Bambang.

Bambang pun menduga, tembakan dari Bharada E ke Brigadir Yosua sudah terukur dan dilakukan dari jarak dekat karena faktanya 5 peluru melukai bagian tubuh Brigadir Yosua.

"Itu yang menjadi aneh, begitu cermat dan tepatnya, seorang Tamtama menembak dengan lima peluru kena semuanya, apalagi dalam kondisi kepanikan," ujarnya.

Bambang juga merasa heran dengan ucapan Brigjen Ramadhan soal CCTV di rumah Ferdy Sambo yang mengalami kerusakan.

Baca juga: Respons Polisi Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam, Jokowi: Proses Hukum Harus Dilakukan

Dari penelusuran tim Wartakotalive.com, di tembok depan gerbang rumah ada satu CCTV yang mengarah ke jalanan komplek perumahan.

Kemudian di dekat pohon besar, CCTV juga terpasang mengarah ke pintu masuk atau garasi rumah dimana terdapat bajaj dan motor ATV.

Baca juga: Penyebab Adu Tembak 2 Polisi, Karena Brigadir J Masuk ke Kamar Istri Kadiv Propam Lakukan Pelecehan

Selain itu, di garasi mobil juga ada CCTV yang terpasang untuk menghindari atau memudahkan menangkap wajah pelaku kejahatan yang masuk.

"Makanya Polri harus menjelaskan ke publik sejelas-jelasnya. Kalau tidak akan banyak asumsi-asumsi," jelas Bambang.

Baca juga: Tewasnya Ajudan Kadiv Propam Polri, PBHM: Kapolri Harus Turun Tangan 

Bambang Rukminto meminta kepada Kapolri untuk membentuk tim pencari fakta guna mengusut tuntas kasus tersebut.

Tim pencari fakta ini harus melibatkan pihak luar seperti Kompolnas, Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) dan beberapa lainnya.

"Ini untuk menjaga objektifitas itu ada, ini sangat perlu karena menyangkut perwira tinggi," jelasnya.(m26)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved