Kabar Artis
Sarwendah Sering Kali Menderita Migrain, Ini 8 Penyakit yang Bisa Menyertai
Presenter sekaligus komedian Ruben Onsu dan Istri Sarwendah masih harus menjalani pengobatan, karena penyakitnya.
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Dian Anditya Mutiara
Pada pengidap asma, otak yang tidak mendapatkan cukup darah segar beroksigen dapat memunculkan gejala sakit kepala khas migrain.
Bahkan, obat asma ada yang berpotensi sekaligus mencegah migrain.
5. Stroke
Jika Anda sering mengalami sakit kepala disertai sensitivitas pada cahaya terang dan muncul rasa kesemutan di wajah atau tangan, Anda harus waspada.
Migrain dapat berisiko menyebabkan stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah.
Orang yang sering migrain trombosit darahnya menjadi aktif sehingga memicu pembekuan darah. Akibatnya, risiko terkena penyakit stroke semakin tinggi.
Apalagi jika migrain sering terjadi pada orang yang usianya lebih tua dan memiliki kebiasaan merokok.
Namun begitu, risiko stroke akibat migrain ternyata lebih rendah pada wanita. Migrain yang disertai aura merupakan penyakit “langganan” wanita, dan wanita yang berusia lebih muda memiliki risiko stroke yang lebih rendah daripada pria.
6. Epilepsi
Epilepsi dan migrain sama-sama terjadi akibat adanya gangguan pada sistem saraf otak. Kedua kondisi tersebut juga sering dipicu oleh hal yang sama, misalnya kurang tidur.
Itu kenapa jika Anda memiliki migrain, risiko terkena penyakit epilepsi bisa semakin meningkat.
Begitu juga sebaliknya, memiliki epilepsi membuat Anda sering mengalami migrain.
Namun, risiko penyakit epilepsi karena sering migrain tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan faktor keturunan.
7. Bells palsy
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Neurology Journal mengungkapkan bahwa orang yang sering migrain dua kali lebih mungkin berisiko Bells palsy.
Bells palsy adalah kelumpuhan pada otot-otot wajah.
Peneliti sepakat bahwa kaitan antara migrain dengan Bell’s palsy adalah adanya perubahan pada pembuluh darah, peradangan, atau infeksi dari virus.
Yang perlu Anda perhatikan bahwa selain migrain, Bell’s palsy juga menunjukkan gejala seperti kelemahan pada satu sisi wajah, kesulitan membuat ekspresi, atau nyeri pada rahang dan bagian belakang telinga.