Kabar Artis

Sarwendah Sering Kali Menderita Migrain, Ini 8 Penyakit yang Bisa Menyertai

Presenter sekaligus komedian Ruben Onsu dan Istri Sarwendah masih harus menjalani pengobatan, karena penyakitnya.

Wartakotalive/Ikhwana Mutuah Mico
Sarwendah Tan sering mengalami migrain 

Sarwendah Sempat Masuk Rumah Sakit Usai Ruben Onsu, Apa Sebenarnya yang Dirasakan?

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Presenter sekaligus komedian Ruben Onsu dan Istri Sarwendah masih harus menjalani pengobatan, karena penyakitnya.

Sarwendah disebut mengalami masalah kesehatan pada batang otaknya.

Ruben Onsu menyebut jika penyakit yang diidap sang istri bahkan sudah mengakar.

"Jadi memang ada salah satu satu dokter spesialis yang khusus, kalau Wendah ini di bagian otaknya memang lumayan ngakar ya," ujar Ruben Onsu saat ditemui di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Terkait dengan penyakitnya, Sarwendah pun menjabarkan apa yang dirasakan saat ini.

Ibu 3 anak itu menyebut jika dirinya kerap merasakan migrain pada bagian kepalanya.

Baca juga: Ruben Onsu dan Sarwendah Jalani Pengobatan di Singapura, Mengapa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda?

"Kalau aku sih migrain, jadi aku benar-benar pusing yang enggak berhenti-henti sampai enggak bisa tidur," ucap Sarwendah.

Rasa sakitnya itu bahkan dirasakan berhari-hari tak kunjung sembuh.

"Dan ini tuh berhari-hari enggak hilang," kata Sarwendah lagi.

Sehingga saat ini Sarwendah perlu melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisinya kini.

"Jadi kita mencari solusi kenapa akhirnya kita bolak-balik karena yang mau dicek ini dulu, nanti nunggu hasilnya juga kita keluar dulu, jadi masuk lagi misalnya," ucap Sarwendah.

Lebih lanjut, Sarwendah memutuskan untuk tak menetap di rumah sakit, pasalnya dia ingin tetap beraktivitas.

"Dari pada kita terus-terusan di rumah sakit apalagi orang yang suka beraktifitas enggak mungkin ya, apalagi takutnya stres di situ kelamaan," pungkas Sarwendah.

Seperti diketahui, belum lama ini, Sarwendah dan Ruben Onsu dikabarkan masuk rumah sakit.

Dalam waktu dekat keduanya akan terbang ke Singapura untuk kembali menjalani perawatan. 

Risiko penyakit yang mungkin meningkat jika Anda sering migrain

Belum ada data nasional yang berhasil merangkum seberapa banyak penderita migrain di Indonesia.

Namun diperkirakan bahwa satu dari lima wanita dan 1 dari 15 pria sering mengalami migrain parah yang disertai gejala mual dan sensitivitas terhadap cahaya terang dan suara keras.

Karakteristik gejala migrain di atas mirip dengan sejumlah kondisi medis lainnya yang mungkin lebih serius.

Maka bila Anda belakangan ini sering migrain, sebaiknya segera cek ke dokter untuk cari tahu penyebab sebenarnya dan pengobatannya yang lebih sesuai.

Berobat ke dokter juga membantu mencegah kondisi Anda makin bertambah parah.

Berikut beberapa penyakit yang risikonya mungkin meningkat jika Anda sering migrain.

1. Depresi

Migrain dan penyakit mental ternyata bisa berkaitan. Migrain sering terjadi pada orang yang memiliki depresi dan gangguan bipolar.

Sebuah studi melaporkan jika Anda sering migrain episodik, risiko mengalami penyakit mental bisa meningkat hingga 2 kali lipat daripada orang yang tidak migrain.

Apalagi jika migrain yang Anda miliki tergolong kronis, yang bisa terjadi lebih dari 15 kali per bulannya.

Risiko terkena penyakit mental pun menjadi empat kali lipat lebih tinggi.

Apa hubungannya? Gejala migrain yang sering kumat dan stres berat yang memicu depresi ternyata sama-sama mengubah kadar serotonin otak.

Maka untuk menghindari risiko ini, Anda perlu merombak total gaya hidup Anda.

Kelola stres dengan baik lewat rutinitas dan hobi yang menyenangkan.

Pastikan juga Anda makan makanan sehat, rajin olahraga, dan cukup tidur 7-8 jam setiap malam.

Pola makan buruk, kecenderungan malas gerak, dan kurang tidur sudah sejak lama berkaitan dengan peningkatan risiko migrain dan juga depresi.

2. Gangguan kecemasan

Mengutip Prevention, American Migraine Foundation menyebutkan bahwa sekitar 50 persen orang yang mengalami migrain kronis juga diketahui memiliki gangguan kecemasan.

Begitu juga sebaliknya. Orang yang memiliki gangguan kecemasan dilaporkan sering migrain.

Apa yang menghubungkan kedua kondisi ini, lagi-lagi, adalah stres baik dari pemicu migrain maupun pemicu serangan kecemasannya.

Ketahuilah ada banyak cara untuk meredakan stres dan kecemasan berlebihan. Salah satunya adalah dengan meditasi dan teknik pernapasan dalam.

Yoga juga mejadi alternatif kegiatan fisik yang baik untuk mengelola stres dan kecemasan.
 
3. Penyakit jantung

Migrain bisa terjadi kapan saja ketika Anda bertemu dengan pemicunya. Entah itu cuaca yang sangat panas terik, melewatkan waktu makan, atau karena kurang tidur.

Namun, terlalu sering migrain juga bisa menjadi tanda bahwa ada yang salah dengan tubuh Anda. Menurut penelitian yang diterbitkan pada European Journal of Neurology, migrain dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung, terutama akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

Jika Anda sudah berisiko dengan penyakit jantung atau sudah memiliki penyakit jantung dan sering mengalami migrain, hindari obat migrain yang mengandung triptans. Obat ini bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah di otak dan jantung. Selain itu, berhenti untuk merokok serta hindari asap rokok di sekitar Anda.

4. Asma

Asma dan migrain adalah penyakit yang berbeda. Asma merupakan gangguan pernapasan, sementara migrain adalah gangguan pada sistem saraf. Namun, perlu Anda ketahui bahwa keduanya memiliki kesamaan, yaitu menyebabkan peradangan.

Pada migrain, peradangan terjadi pada pembuluh darah di luar otak yang menyebabkan rasa sakit berdenyut-denyut di kepala.

Orang dengan asma mengalami peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasannya sehingga mereka sulit bernapas lega.

Pada pengidap asma, otak yang tidak mendapatkan cukup darah segar beroksigen dapat memunculkan gejala sakit kepala khas migrain.

Bahkan, obat asma ada yang berpotensi sekaligus mencegah migrain.

5. Stroke

Jika Anda sering mengalami sakit kepala disertai sensitivitas pada cahaya terang dan muncul rasa kesemutan di wajah atau tangan, Anda harus waspada.

Migrain dapat berisiko menyebabkan stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke area otak terhalang oleh bekuan darah.
 
Orang yang sering migrain trombosit darahnya menjadi aktif sehingga memicu pembekuan darah. Akibatnya, risiko terkena penyakit stroke semakin tinggi.

Apalagi jika migrain sering terjadi pada orang yang usianya lebih tua dan memiliki kebiasaan merokok.

Namun begitu, risiko stroke akibat migrain ternyata lebih rendah pada wanita. Migrain yang disertai aura merupakan penyakit “langganan” wanita, dan wanita yang berusia lebih muda memiliki risiko stroke yang lebih rendah daripada pria.

6. Epilepsi

Epilepsi dan migrain sama-sama terjadi akibat adanya gangguan pada sistem saraf otak. Kedua kondisi tersebut juga sering dipicu oleh hal yang sama, misalnya kurang tidur.

Itu kenapa jika Anda memiliki migrain, risiko terkena penyakit epilepsi bisa semakin meningkat.

Begitu juga sebaliknya, memiliki epilepsi membuat Anda sering mengalami migrain.

Namun, risiko penyakit epilepsi karena sering migrain tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan faktor keturunan.

7. Bells palsy

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Neurology Journal mengungkapkan bahwa orang yang sering migrain dua kali lebih mungkin berisiko Bells palsy.

Bells palsy adalah kelumpuhan pada otot-otot wajah.

Peneliti sepakat bahwa kaitan antara migrain dengan Bell’s palsy adalah adanya perubahan pada pembuluh darah, peradangan, atau infeksi dari virus.

Yang perlu Anda perhatikan bahwa selain migrain, Bell’s palsy juga menunjukkan gejala seperti kelemahan pada satu sisi wajah, kesulitan membuat ekspresi, atau nyeri pada rahang dan bagian belakang telinga.

 

 
 
 

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved